[Spooktober] Cerita Urban Legend di Gorontalo | Bagian 2
[Spooktober] Cerita Urban Legend di Gorontalo | Bagian 2
Ini adalah bagian kedua dari cerita urban legend di Gorontalo yang pernah kutulis beberapa waktu lalu. Bagi yang mau baca tulisan sebelumnya, bisa klik ini ya: [SPOOKTOBER] CERITA-CERITA URBAN LEGEND DI GORONTALO | BAGIAN 1
Di Gorontalo, lumayan banyak cerita-cerita urban legend yang berkembang. Beberapa ada yang memang aku tahu dari kecil dan beberapa di antaranya baru kuketahui saat menulis ini.
Langsung saja, tanpa berlama-lama, ini dia kelanjutan dari Cerita Urban Legend yang ada di Gorontalo:
👻👻💀💀💀👻👻
1. Saat Langit Semerah Darah
Cerita urban legend yang satu ini agak beda. Tentang larangan keluar rumah saat langit dalam kondisi merah menyala, ditambah suara ayam yang berisik lalu akan tiba-tiba hening begitu saja beberapa saat sebelum adzan maghrib berkumandang.
Saat kecil dulu, setiap sebelum maghrib pasti akan disuruh pulang dan kompleks rumah langsung menjadi sunyi entah sebelum atau sesudah Maghrib. Saat langit memerah, orang Gorontalo percaya bahwa itu adalah waktu bagi iblis dan jin berkeliaran mencari mangsa.
Larangan ini dibuat supaya anak-anak kecil tidak sakit akibat kemungkinan tidak sengaja tabrakan dengan makhluk-makhluk tak kasat mata itu, saking banyaknya mereka berkeliaran di saat langit memerah.
Dulu, ada berbagai cerita soal anak-anak yang hilang di hutan atau sungai bahkan hilang dari halaman rumahnya sendiri karena dibiarkan bermain saat langit sedang semerah darah. Bahkan orang dewasa sekalipun takut untuk keluar rumah di jam-jam saat langit merah. Tapi, sekarang tidak banyak cerita-cerita soal kejadian ini lagi.
Aku pribadi pernah melihat penampakan 'Si Merah', sejenis hantu perempuan berbaju merah yang menghuni sebuah tempat yang aku nggak mau sebut, tepat di saat langit sedang semerah darah. Entah bagaimana, dia ada di depan rumahku tepat di bawah pohon gora (jambu air). Tapi, ini udah lama banget sih dan dia cuma ada di tempat itu aja. Nggak nyusul saat aku pindah rumah.
Meskipun begitu, sudah banyak orang-orang masa kini yang tak tahu soal larangan ini, apalagi pemburu konten dan fotografer senja. Aku sendiri terkadang memilih mengabaikan hal ini juga, demi ikut memotret langit saat senja. Tapi, kalau tiba-tiba merasa merinding ya langsung masuk ke dalam rumah deh.
2. Gua Otajin di Kotajin
Kotajin merupakan nama salah satu desa yang ada di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara. Di desa ini terdapat sebuah gua yang dikenal sebagai gua para jin.
Gua ini punya kisah mistis dengan keunikan batu alam yang sulit ditemui di daerah lain. Masyarakat setempat menyebut batu tersebut dengan istilah Otajin.
Otajin berasal dari bahasa Gorontalo “ota lo jin” yang berarti bentengnya jin. Kesan angker di tempat ini semakin kuat karena adanya pohon yang tumbuh di antara bebatuan.
Menurut cerita, di dalam gua terdapat batu-batuan serupa singgasana. Batu itu diyakini sebagai tempat duduk raja jin. Gua ini juga kabarnya menjadi salah satu akses menuju Kota Jin Wentira.
Aku sendiri nggak pernah tahu tempat ini, walaupun pernah ke Gorontalo Utara untuk liburan ke pantai. Ya, karena tempat ini bukan destinasi wisata kami sekeluarga. Kami sekeluarga lebih memilih ke pantai yang memang kabarnya jadi tempat yang berhubungan dengan Otajin.
3. Tradisi Membersihkan Plafon Rumah
Konon katanya, pada masing-masing rumah terdapat Wawalo atau setan yang tinggal di atas plafon dari atap-atap rumah.
Ketika pemilik rumah sembarangan membersihkan plafon tanpa permisi pada malam hari atau siang hari, maka akan mengganggu atau membuat Wawalo ini kesal dan membuat penghuni rumah jadi sakit-sakitan.
Kepercayaan dari cerita ini membuat lampu Padamala (lampu dengan minyak kelapa sebagai bahan bakar) menjadi populer di rumah-rumah.
Dulu, lampu ini menggunakan pepaya mentah yang dibelah menjadi dua bagian atau kulit kerang besar. Kedua jenis wadah ini dipilih untuk menghindari kebakaran, meski api membesar, pepaya mentah dan kulit kerang yang keras tidak akan ikut terbakar.
Saat membersihkan plafon, lampu ini harus dinyalakan untuk mencegah mahluk halus tidak terganggu selama proses pembersihan.
4. Mangubi
Ada beberapa versi cerita tentang makhluk yang satu ini. Ada yang bilang mangubi merupakan sosok siluman berbulu dengan wajah jelek dan tubuh gemuk tapi bukan tinggi besar ala cerita genderuwo. Mereka sering muncul di sekitar sungai dan mengikuti manusia untuk diteror, gunanya meneror apa? Ya, nggak tahu.
Sedangkan ada juga yang menyatakan bahwa mangubi adalah sejenis binatang; seperti monyet atau makhluk halus yang menyerupai manusia.
Tapi menurut Wikipedia kok malah dibilang mangubi sebagai makhluk yang menyukai udang sungai dan mereka menangkap udang dengan paka bulu di kepala yang berfungsi sebagai saringan/jala.
Secara pribadi, aku pernah melihat makhluk serupa mangubi yang kujelaskan di awal. Tapi, aku tidak tahu itu apa dan ketika dideskripsikan kepada orang yang lebih tua, ya katanya itu mangubi. Antara percaya dan tidak percaya.
5. Teror Gola
"Jangan kaluar rumah, nanti mo baku dapa dengan gola. Dia mo beken pondasi jembatan."
Kalimat itu biasa dipakai orang tua zaman dulu untuk melarang anak-anak bermain di luar, yang intinya kalau keluar rumah bisa ketemu gola dan berpotensi jadi tumbal pondasi jembatan.
Nah, apa sih gola itu?
Gola adalah sebutan untuk sosok misterius menyeramkan yang kabarnya bertugas menculik anak-anak atau perempuan. Tapi, anehnya Gola ini susah ditangkap, sehingga banyak yang menduga bahwa gola bukan manusia biasa, gola bahkan akan mengetuk rumah tengah malam demi meluncurkan aksinya.
Menurut tante-tante di sekitarku, teror gola sudah menjadi mitos dan cerita urban legend sejak masih 1970-an. Di mana setahun sekali, pasti akan keluar istilah "musim gola".
6. Apula Lo Nyawa
Apula lo nyawa jika diartikan secara harfiah adalah anjingnya nyawa. Kurang enak ya artinya? Hmm, kalau dibagusin lagi menjadi anjing penjaga nyawa.
Makhluk ini adalah piaraan ghoib milik dukun. Biasanya diutus oleh para dukun ilmu hitam untuk menjaga korban santet atau teluh, atau bahkan si anjing hitam inilah yang menjadi eksekutornya.
Dengan munculnya anjing hitam dalam mimpi korban berarti santet telah sampai dan anjing itu akan terus muncul dalam mimpi sang korban sampai jiwa dan fisiknya menjadi semakin lelah, parahnya badan akan semakin kurus meskipun banyak makan.
7. Kepercayaan Suku Polahi: Pulohuta, Lati, dan Lausala
Secara pribadi aku baru tahu bahwa nama-nama di atas merupakan entitas yang dihormati suku Polahi. Sebab Lati umumnya dipakai untuk menggambarkan setan. Lausala dan Pulohuta sendiri aku nggak tahu.
Tapi, setelah cari informasi kesana-kemari. Akhirnya aku sadar, kalau pernah dengar cerita soal sosok-sosok itu.
Kepercayaan suku Polahi pada Pulohuta, Lati, dan Lausala, menciptakan struktur kehidupan rohaniah dan alam dari sisi mereka. Setiap entitas memiliki peran dan kuasa masing-masing dalam kehidupan suku Polahi.
- Pulohuta: Pulohuta digambarkan sebagai sosok yang hidup dan memiliki kuasa atas tanah. Sebelum suku Polahi, membuka hutan untuk berladang, mereka akan meminta izin kepada Pulohuta melalui ritual dan mantera. Pulohuta juga dianggap berkuasa atas hewan di hutan. Ketika suku Polahi mendapat hewan buruan, mereka mengakui hak Pulohuta dengan cara mengiris bagian tertentu dari tubuh hewan tersebut.
- Lati: Jika orang Gorontalo pada umumnya menyebut setan dengan nama Lati. Lati bagi suku Polahi adalah entitas yang dianggap menghuni pohon-pohon besar dan air terjun. Sosok ini digambarkan dengan ukuran tubuh yang kecil dan banyak. Lati memiliki kuasa atas pohon, dan jika suku Polahi ingin menebang pohon atau mengambil madu lebah dari atas pohon, mereka melakukan ritual dengan membakar kemenyan dan merapal mantera untuk menyuruh Lati pindah ke pohon lain.
- Lausala: Lausala merupakan entitas yang bersifat misterius dan bersifat jahat. Suku Polahi menggambarkan Lausala sebagai sosok yang haus darah. Lausala ini dapat muncul dalam bentuk laki-laki atau perempuan, dan diyakini punya kemampuan supernatural. Mereka harus berhati-hati dan menghormati Lausala jika ingin hidup damai di hutan.
Baca juga: CERPEN HOROR: TEROR KETUK PINTU
Sekian cerita urban legend dari Gorontalo kali ini. Bagaimana perasaanmu setelah membaca tulisan ini? Apa ada cerita urban legend dari Gorontalo yang mirip dengan cerita urban legend di daerah Pengembara?
👻👻💀💀💀👻👻
Oh ya, bagi orang Gorontalo yang merasa ada informasi yang kurang pas, silakan dikoreksi ya biar Kak Bi jadi tahu. Mohon maaf bila ada kata-kata dan info yang kurang pas. Terima kasih sudah baca artikel tentang "Cerita Urban Legend di Gorontalo" ini.
Komentar
Posting Komentar