Langsung ke konten utama

Terbaru

Kelas | Review Buku Non Fiksi - Ainun Chomsum

Kelas | Review Buku Non Fiksi - Ainun Chomsum Ini adalah sebuah buku nonfiksi yang Kak Bi dapatkan lewat giveaway GagasMedia sekitar akhir tahun 2015. Sebuah rekomendasi buku tentang kehidupan, yang bisa diambil pelajaran dan perjuangan dari sebuah komunitas belajar-mengajar bernama Akber; Akademi Berbagi. Tidak terasa, buku ini sudah 10 tahun di tanganku ya ehehehe.... Langsung saja masuk ke pembahasan mengapa ini menjadi rekomendasi buku tentang kehidupan yang mesti Pengembara baca. *** 1. Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan: Identitas Buku Judul: Kelas Pengarang: Ainun Chomsun Penyunting: Ang Tek Khun, Resita Wahyu Febriatri, Any Wahyuni Cover: Agung Nugroho Genre: Pendidikan, Kumpulan Cerita, Inspirasi Penerbit: GagasMedia Tebal: 255 ISBN: 978-979-780-837-2 2. Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan: Tentang Pengarang Ainun Niswati Chomsun adalah perempuan dari kota kecil Salatiga. Saat buku ini dirilis, ia sedang melanjutkan perjalanan hidup di Jakarta bersama seorang putri. Pendiri Aka...

[Spooktober] Cerpen Misteri: Bersepeda di Malam Hari

[Spooktober] Cerpen Misteri: Bersepeda di Malam Hari


[Cerpen Misteri] Ari tiba-tiba ingin sekali bersepeda di malam hari. Padahal sewaktu kecil dia sering bersepeda di malam atau siang hari, tapi setelah dewasa dan bekerja, jangankan bersepeda, sepeda saja Ari tidak punya.

Usai pulang bekerja, Ari melewati taman depan kompleks dan melihat beberapa sepeda terparkir. Dirinya teringat bahwa beberapa hari lalu memang sudah disediakan sewa sepeda di taman.

Dengan semangat, seolah lupa kelelahan hari ini. Ari pun memarkirkan motornya di halaman rumah dan berjalan menuju taman. Ari segera menyewa sepeda dan mengayunkan pedal sepuasnya mengelilingi komplek.


👻👻💀💀💀👻👻


Lama berkendara, Ari baru sadar kalau dia sudah meminjam lebih dari satu jam. Padahal dia hanya meminjam untuk 40 menit saja, selain berkeliling kompleks, Ari memang sempat berhenti di beberapa titik untuk mengobrol dengan seseorang.

Ketika hendak mengembalikan sepeda sewaan, Ari menambah satu putaran lagi dan malah merasakan sesuatu yang aneh sewaktu melintasi taman belakang komplek. Taman kedua ini memang jarang dijamah karena terlalu rimbun dengan pepohonan dan semak belukar.

Tanah di bawah roda sepedanya mendadak lembut, seperti ada sesuatu yang tersembunyi di dalam. Ari memperlambat laju sepeda dan menoleh ke arah area taman. 

Di bawah sinar bulan purnama, tanah di situ tampak berbeda dari biasanya. Ada kerutan-kerutan aneh yang membentuk berbagai macam pola acak. Rasa penasaran membawanya turun dari sepeda dan mendekati taman belakang itu.


Cerpen misteri lainnya: [SPOOKTOBER] CERPEN MISTERI KAK BI: TEROR RUMAH TUA


Ari menatap satu titik dan mendapatkan dorongan untuk mulai menggali dengan tangan telanjangnya. Ari tidak bisa menahan diri untuk menggali, biarpun kukunya semakin sakit dan mulai berdarah.

"Galilah terus, gali ...." Setiap sendokan tanah mengeluarkan suara lembut seperti bisikan. 

Seiring Ari menggali lebih dalam, cahaya bulan seolah setia menemaninya, ditambah aroma lumpur yang entah datang darimana. Akhirnya, setelah kesetanan menggali tanpa alasan, Ari menemukan sesuatu yaitu sebuah kotak plastik yang tertutup rapat. Dengan napas tertahan, Ari membuka kotak itu dan menemukan sebuah buku dengan sampul cokelat yang rusak dan kotor. 


👻👻💀💀💀👻👻


Meskipun tidak ada yang istimewa, samar-samar halaman pertama buku berisi tulisan tangan yang sangat mirip dengan tulisannya sendiri. Ari membaca beberapa kalimat dan merasakan keringat dingin mendadak mengalir di tengkuknya. 

Ari memeriksa tulisan dari beberapa lembaran hingga lembaran terakhir. Tulisan-tulisan itu menggambarkan beberapa kejadian-kejadian yang belum pernah terjadi. 

Mulai dari keanehan yang dia alami saat bersepeda di malam hari, daftar nama sosok-sosok yang meninggalkannya, hingga sebuah kejadian yang akan menjadi kematiannya sendiri. Bahkan ada satu kalimat pendek yang membuat Ari semakin bingung.

"Pindah dari sini, Ari!"

Ari langsung saja menutup buku, seketika dia merasakan dingin yang meresap ke dalam tulang. Tiba-tiba, suara sepeda yang ditinggalkannya berderit dan begitu Ari menoleh, dia melihat sosok tidak jelas sedang berdiri di dekat sepeda. 

Ari bergegas ke sepeda, meninggalkan kotak dan buku itu di tanah. Ari terus mengayuh sampai kembali ke taman kompleks tempat menyewa sepeda sebelumnya. 


👻👻💀💀💀👻👻


Ketika Ari sampai dan memarkirkan sepeda di antara sepeda lainnya. Lelaki muda yang duduk di gazebo pun mendekat.

"Om Ari kenapa? Kok mukanya pucat? Eh, kok tangannya kotor gitu?"

"Nggak apa-apa, Dek. Ini uang tambah jamnya." Ari merogoh saku celana dan mengeluarkan lembaran sepuluh ribuan.

"Buat apa, Om? Bonus ya?" Lelaki muda itu terkekeh sambil menerima uang dari Ari.

"Buat bayar kelebihan jam, sekarang 'kan sudah jam ...." Ari terhenti sejenak dan menyadari jam di tangannya agak aneh.

"Jam 8 malam, Om. Om belum 40 menit pakai sepeda ini," ucap lelaki muda sembari menatap wajah Ari yang mendadak serius dengan alis mata hampir menyatu.

"Masa? Kok tadi rasanya lama sekali ya." Ari menyeka keringatnya sendiri dengan tangan kotor.

"Om itu tangannya nggak sakit? Kayaknya ada lukanya deh. Om jatuh ya?" Lelaki muda itu segera memeriksa sepeda dan tidak menemukan lecet apapun.

"Ya udah, makasih ya." Ari berjalan sempoyongan ke arah rumahnya. Sambil sesekali mengingat apa yang baru saja terjadi.

Perlahan, perasaan dingin dan suara bisikan di telinga masih menghantui, Ari semakin panik dan takut sendiri.


👻👻💀💀💀👻👻


[Cerpen Misteri] Sesampainya di rumah, Ari yang memang sering menulis kesehariannya sebab sering lupa, hendak menulis sesuatu di jurnalnya. Tapi, jurnalnya sudah penuh. Ari pun membuat jurnal baru dari buku bersampul cokelat muda dan menulis di halaman paling depan.


Dia pun menulis keanehan yang terjadi hari ini saat bersepeda di malam hari.


Mulai hari itu, jurnal ini menjadi lanjutan catatan harian Ari, mulai dari biaya pengeluaran bahkan sekadar curahan hatinya. Jurnal bersampul cokelat itu disimpan di kotak plastik dan menjadi saksi bagaimana Ari melewati kesehariannya. Ari melakukan ini demi bertahan hidup, mencurahkan isi hati dan menulis jurnal bukan hanya jadi kebiasaan tapi jadi penghiburan karena tinggal sendirian setelah dewasa dan bekerja.

Sampai pada akhirnya, Ari menyadari kalau buku yang ditemukan di taman saat bersepeda di malam hari beberapa bulan lalu ternyata adalah bukunya sendiri.

"Bagaimana bisa?" tanya Ari merinding, usai mencurahkan sedikit kalimat kesedihan atas kepergian sang ayah di jurnal hariannya.


TAMAT

Gorontalo, 9 Desember 2024


👻👻💀💀💀👻👻


Sekian cerpen misteri spesial Spooktober hari ini, mohon dukungannya dengan meninggalkan komentar ya.... Terima kasih.

Komentar