Terbaru

[Spooktober] Cerita-cerita Urban Legend di Gorontalo | Bagian 1

[Spooktober] Cerita-cerita Urban Legend di Gorontalo | Bagian 1



Dalam kesempatan kali ini, aku mau bahas cerita urban legend yang ada di Provinsi Gorontalo. Soalnya, masih belum banyak orang Indonesia yang tahu budaya, maupun cerita-cerita urban legend-nya orang Gorontalo.

Cerita urban legend sendiri merupakan genre cerita rakyat yang dianggap 'benar', karena telah terjadi pada "teman dari teman" atau keluarga, seringkali juga muncul dengan unsur-unsur mistis mengerikan.

Intro-nya nggak perlu panjang-panjang ya, langsung saja kita bahas cerita-cerita urban legend di Gorontalo, yang beberapa diantaranya berisi pengalaman pribadiku.


πŸ‘»πŸ‘»πŸ’€πŸ’€πŸ’€πŸ‘»πŸ‘»

1. Kalumba

Makhluk halus berwujud kambing terbalik ini sebenarnya tidak boleh disebut namanya. Hanya untuk sebagai perkenalan, aku sebut makhluk ini sekali di judulnya saja. Agak ngeri say, soalnya dulu pernah hampir jadi korbannya.

Biasanya, kami orang Gorontalo menyebutnya dengan Kambing Tabubale (kambing terbalik). Urban legend yang satu ini terkenal di Gorontalo. Bahkan dua tempat yang pernah aku tinggali, punya cerita soal si Kambing Tabubale ini.

Makhluk ini umumnya dipelihara oleh para dukun atau orang yang sengaja berilmu demi kekayaan atau kejayaan. Makhluk ini dipercaya bisa digunakan untuk melakukan berbagai tujuan tergantung jenis mantranya dan paling sering dipakai untuk 'menghilangkan nyawa' saingan.

Menurut cerita yang beredar, Kambing Tabubale acap kali berada di sekitar sungai kecil atau tempat-tempat gelap, kotor dan lembab. Makhluk ini bisa berjalan mundur dan suka makan ampas kelapa. Karena makhluk ini pula, muncul mitos larangan membuang ampas kelapa di petang menuju malam hari. Karena kalau kena badan mereka, ya makhluk ini bisa marah dan yang membuang ampas kelapa bisa sakit.

Akan tetapi, siapa saja yang melihat atau bahkan bertemu dan menatap kepala atau bagian ekor makhluk ini diyakini akan Tamberu (mati mendadak karena muntah darah atau kecelakaan) dalam beberapa hari setelah bertemu makhluk ini.

Selain ampas kelapa dan mungkin ada ritual tertentu, makhluk ini makan dari menghilangkan nyawa orang lain. Konon katanya, jika orang yang memelihara Kambing Tabubale ini lupa memberi makan, maka salah satu dari keluarganya akan jadi korban. Jika terus menerus tidak diberi makan, maka anggota keluarganya akan meninggal satu persatu hingga yang paling terakhir akan dimakan ya si pemiliknya sendiri.

Kabarnya makhluk ini bisa diwariskan. Siapapun yang memelihara dan meninggal, maka keturunannya wajib melanjutkan untuk memelihara jika tidak ingin jadi santapannya. Jika sudah tidak punya pemilik, Kambing Tabubale akan menjadi liar dan semakin berbahaya karena mencari makan sendiri dengan mengganggu manusia.

Aku sekali saja, jangan lagi-lagi deh! Saat masih kelas 3 atau 4 SD dan tidak sengaja bertemu dengan makhluk ini. Kebetulan aku memang bisa merasakan makhluk halus.

Saat aku ceritakan bentuknya kepada orang dewasa bahwa makhluk itu seperti manusia kurus yang sedang kayang sampai tanah, kepalanya kayak kambing jantan dengan ekor menjuntai. Tak ada yang percaya dan aku dianggap halusinasi, meskipun pada akhirnya sempat sakit. 

Nah, katanya aku masih baik-baik saja karena nggak papasan langsung dengan kepala atau ekornya, seingatku saat itu memang berdiri di bagian samping badan makhluk ini, bukan bagian depannya. Lalu, lari terbirit-birit karena sempat kukira orang, lah kok kayak kambing. 

Cerita urban legend soal makhluk ini pernah dibahas Hirotada Radifan di videonya: Klik di Sini 


2. Ponggo

Sama seperti Kambing Tabubale, sebenarnya Ponggo tidak bisa sembarang disebut namanya. Biasanya kami menyamarkan nama hantu ini dengan Pokpok. Nama ini muncul karena suara khas "Pok-pok-pok" yang terdengar kala makhluk ini muncul. Kabarnya suara ini berasal dari suara rambutnya yang berputar-putar ketika terbang.

Akan tetapi, masa kini sosok ini kayak tak ada harga dirinya lagi. Sebab sering jadi bercandaan orang Gorontalo yaitu Ponggo Airline, sebuah penerbangan gratis yang dibantu oleh makhluk ini.

Pokpok, makhluk yang mirip Kuyang. Bahkan mungkin sama, hanya penyebutannya saja yang berbeda. Di mana makhluk ini suka makan hati, janin dan darah, juga suka mengganggu ibu hamil dan orang sakit parah. Bentuknya hanya kepala yang terbang dengan segala isi perutnya.

Akan tetapi, di Gorontalo ada beberapa bentuk Ponggo. Jika yang terbang tinggal kepalanya, katanya itu hasil ilmu hitam yang sudah sangat tinggi. Sementara, ada yang terbang sebadan-badannya juga, bentuk ini tidak bisa memisahkan diri karena bukan didapat dari berilmu. Melainkan karena diwariskan, atau sengaja dijangkitkan oleh orang lain lewat ritual-ritual tertentu. Ada juga versi bisa berubah jadi hewan-hewan atau benda mati yang tiba-tiba bisa bergerak. Kalau ketemu hewan atau benda itu ya isi perut bisa jadi sasarannya.

Konon, jika suaranya terdengar nyaring dan keras, maka Pokpok berada di tempat yang jauh. Tapi, kalau suaranya kecil, maka kemungkinan besar Pokpok sudah berada sangat dekat dengan kita dan bisa saja kita menjadi korbannya.

Oh ya, Pokpok juga punya kemampuan untuk menghisap darah korban melalui dubur.

Ada satu cerita di tempat lamaku dulu, di mana ada ibu hamil (tetanggaku) yang mau buang air kecil malam-malam dan melihat rambut panjang menjuntai hampir ke tanah, dengan posisi menempel di dinding dapur yang terbuat dari kayu, tak ada badannya. Beruntung, suaminya bangun dan hampir memukul Pokpok dengan sapu lidi. Tapi, makhluk itu keburu pergi lewat langit-langit dapur yang memang tidak di-plafon.

Besok paginya rame cerita itu di kompleks dan pohon antara rumah mereka dan rumahku langsung ditebang karena takut jadi tempat bersarang Pokpok di malam hari.

Oh ya, kalau Pokpok versi bukan kepala atau jelmaan, mereka makan manusia cuma lewat sentuhan atau lewat tatapan doang, jadi kayak ditandain gitu. Dari cerita almarhumah mama, juga pernah ada kejadian dia ditatap dengan serius gitu di daerah sekitaran dadanya, yang mana itu letaknya jantung kan, oleh seorang nenek-nenek yang terkenal Momonggoa (ponggo aktif).


3. Pundiyala

Aduh, yang ini aku lumayan takut nyebut namanya. Soalnya ada mitos kalau menyebut namanya bisa langsung didatangi loh. Pokoknya, pantang menyebut namanya. Coba tanya anak Gorontalo zaman now, rata-rata nggak tahu sosok ini karena memang pantang menyebut namanya.

Apalagi rumahku yang sekarang ini tuh dekat dengan sungai. Bukan apa-apa, kalau nggak bisa lihat sih aman ya. Masalahnya, aku sensitif banget sama dunia itu eheheh.

Oke, sebut saja Pund*yala atau kuntilanak air atau sebutan lainnya kuntilanak sungai. Pokoknya dia ini kuntilanak air versi Gorontalo.

Pund*yala ini hantu wanita yang bisa menjelma jadi wanita cantik dengan rambut panjang terurai. Dia sering muncul di malam hari, di tempat-tempat yang sepi dan gelap. Tapi, asalnya ya dari sungai-sungai berbatu besar.

Pund*yala dipercaya sebagai arwah wanita yang meninggal karena bunuh diri. Kuku-kukunya panjang banget. Dia biasanya muncul untuk menggoda pria atau orang-orang tertentu yang dianggap lemah oleh kaum mereka. 

Jika ada manusia yang terpikat, maka dia akan dibawa oleh Pund*yala ke alamnya dan otomatis si manusia akan dinyatakan meninggal.

Sosok ini menjadi latar belakang mitos larangan potong kuku di malam hari. Sebab, kemunculannya ditandai dengan adanya bunyi Kuti (kuku yang diadu sampai mengeluarkan bunyi 'tik-tik' atau mirip bunyi saat memotong kuku atau bahkan mirip bunyi gunting yang dipakai menggunting rambut). Terkadang kemunculannya ditandai dengan bunyi goresan kuku di dinding rumah.

Nadia Omara pernah membahas soal sosok ini di YouTube-nya: Klik di Sini


4. Mutimualo

Konon katanya, dulu sering ada kejadian di mana banyak anggota keluarga yang meninggal secara bergiliran. Ada yang berselang 3 atau 7 hari setelah kematian istri, suami akan ikut meninggal, lalu akan disusul anggota keluarga lain sampai banyak anggota keluarga yang meninggal begitu saja.

Nah, zaman dulu, kalau ada anggota keluarga yang meninggal secara beruntun dan menciptakan atmosfer kesedihan parag dalam keluarga tersebut maka akan dilakukan ritual Mutimualo.

Ini adalah ritual mandi bersama, yang dilakukan 7 atau beberapa hari tertentu setelah ada orang meninggal dan menjadi tradisi untuk melarung kesedihan setelah kehilangan anggota keluarga dan juga untuk memutus rantai kematian demi kematian yang terjadi pada sebuah keluarga. Dengan harapan menolak bala.

Aku tidak tahu soal ritual ini, karena nenekku tidak pernah melakukannya setelah nenek buyutku meninggal. Jadi, ritual ini berhenti waktu zaman ibu dan tanteku masih kecil.

Di mana untuk menolak bala dan menghilangkan kesedihan anggota keluarga yang ditinggalkan, seluruh anggota keluarga akan berjalan bersama meninggalkan rumah menuju sungai. Di saat keluar rumah, mereka harus lewat pintu depan dan saat kembali dari sungai harus masuk lewat pintu belakang.

Banyak hal-hal yang perlu dipersiapkan. Seperti tiga butir kelapa yang belum dikupas, kelapa itu diikat untuk dijadikan tempat duduk bagi keluarga mendiang. Anggota keluarga lainnya menyediakan sisiru (tapisan beras), parang, dudangata (pencukur kelapa) dan lain sebagainya. 

Ada juga kelapa yang dipecahkan untuk 'melihat sesuatu', misalkan dalam kasus suami meninggal, dilihat lewat kelapa apakah sang istri yang ditinggalkan ini tipe Monga Hiyalo (istilahnya, memakan pasangan. Di mana kalau menikah lagi pasangan selanjutnya bakal meninggal juga atau tidak.)

Aku tidak tahu apa semua orang Gorontalo masih melakukannya sekarang atau tidak. Mungkin sebagian besar masih melakukan ini, hanya akunya saja yang tak tahu.

Tapi yang pasti, di keluarga intiku sudah tidak pernah dilakukan lagi. Karena cerita-cerita soal alasan kenapa ritual ini dilakukan terasa tidak masuk akal dan tidak sesuai zaman serta tidak sesuai ajaran agama. Sebab kematian, adalah sesuatu yang tidak bisa dicegah dan sudah digariskan.


πŸ‘»πŸ‘»πŸ’€πŸ’€πŸ’€πŸ‘»πŸ‘»

Itu dia beberapa cerita urban legend di Gorontalo. Meskipun menulisnya agak merinding, tapi nggak apa-apa ehehe.... Seru kok ini nulisnya, bisa sambil ngobrol sama tante juga tentang cerita-cerita di atas.

Sebenarnya, masih banyak lagi cerita urban legend yang bisa aku bagi. Ada cerita tentang Otajin, Mangubi, trio sosok yang disembah suku Polahi dan lainnya. 

Kalau mau lanjut, bisa banget komen di bawah. Biar aku tambah semangat ya ehehe. Tapi, nggak di-request pun tetap akan aku bahas sih.

Komentar

Populer

Mengenal Suku dan Masyarakat Adat Gorontalo Lebih Dekat

Cerpen Horor Spesial Nadia Omara: Diamond Play Button

Review Drama Korea The Trauma Code: Heroes on Call (2025)

Cerpen Fantasi Gratis: Pohon Kehidupan