Terbaru
Review Hyper Knife (2025) | Drakor tentang Dokter Jenius Berbahaya
Review Hyper Knife (2025) | Drakor tentang Dokter Jenius Berbahaya
Hai, Pengembara. Bahas drama Korea medis lagi yuk di awal Spooktober. Kali ini drakor medis berbalut thriller psikologi yang isinya dokter psikopat.
Well, terkadang drama atau film itu seperti operasi bedah otak; harus presisi, fokus, dan tahu mau ke arah mana. Sayangnya, Hyper Knife justru seperti dokter yang punya semua alat canggih tapi lupa SOP.
Dari awal terlihat menjanjikan di mana ada Park Eun Bin dan Sul Kyung Gu, dua nama besar yang nyaris tak pernah mengecewakan. Premisnya pun seksi soal medis bercampur thriller kriminal. Tapi begitu pisau menyentuh kulit cerita, hasilnya… ya, setengah matang.
Eh, apa ini? Kok langsung nyindir ehehehe. Ya udah, langsung masuk ke pembahasan drama Korea Hyper Knife aja yuk.
***
Sinopsis Drama Korea Hyper Knife:
Jung Se Ok (Park Eun Bin) dan Choi Deok Hui (Sul Kyung Gu) adalah dua ahli bedah saraf jenius yang terikat dalam hubungan guru–murid berlapis pengkhianatan, ambisi, masa lalu dan rahasia kelam.
Di ruang operasi, mereka nyaris tak tertandingi. Di luar itu, mereka saling menguji, mendorong, bahkan menghancurkan satu sama lain. Namun, setelah sebuah masalah tertentu, Jung Se Ok mengasingkan dirinya dan memulai pekerjaan menantang. Akan tetapi, hidupnya jadi berubah saat sang profesor datang mencarinya.
Dari operasi ilegal di pasar gelap hingga duel pisau bedah demi ego, Hyper Knife menggali sisi gelap dunia medis.
***
Info Drama
Judul: Hyper Knife
Genre: Thriller, Crime, Drama, Medical
Jumlah Episode: 8
Sutradara: Kim Jung Hyun
Penulis: Kim Sun Hee
Pemain: Park Eun Bin, Sul Kyung Gu, Yoon Chan Young
Tayang: 19 Maret 2025 - 9 April 2025
Durasi: 60 Menit
Rating Usia: 18+ (mengandung kekerasan, konten berdarah dan kata-kata kotor)
***
Review Lengkap Drama Korea Hyper Knife:
1. Pembukaan yang Menjanjikan
Dua episode pertama seperti pembukaan operasi yang sempurna bersih, tegang, dan bikin penonton deg-degan. Isu pasar gelap organ, masa lalu misterius Se Ok, sampai hubungan kompleks dengan mentornya terasa padat dan penuh potensi. Kamera menangkap detail operasi dengan dingin, seperti karakter utamanya. Kalau saja ritme ini bertahan, aku mungkin sedang membicarakan tentang salah satu drama terbaik tahun ini.
2. Karakter Kuat, Penulisan Lemah
Park Eun Bin memerankan Se Ok yang dingin tapi rapuh, penuh luka tapi tetap memegang pisau dengan percaya diri. Cukup jauh berbeda dari dua karakternya di drama Extraordinary Attorney Woo dan Castaway Diva.
Sedangkan, Sul Kyung Gu memberikan nuansa ayah sekaligus predator dalam sosok Profesor Deok Hui.
Masalahnya, entah kenapa naskah terasa tidak memberi kedalaman yang dijanjikan. Se Ok seharusnya menjadi psikopat brilian, tapi malah berubah jadi karakter yang lebih banyak mengulang kebingungan daripada mengintimidasi, meskipun dia melakukan beberapa 'kejahatan' hampir sempurna. Tapi, tetap terasa momen meraba gituloh.
Begitu pula Profesor Deok Hui, yang mau kasih kesan abu-abu, tapi malah aneh. Sul Kyung Gu sendiri sudah bermain maksimal, tapi karakternya tak pernah benar-benar cocok di aku.
3. Medis + Thriller yang Tak Menyatu
Drama ini menjual diri sebagai medical crime thriller. Masalahnya, genre ini tak pernah terasa padu bagiku. Kadang murni medis, kadang jadi kriminal, tapi jarang ada momen ketika keduanya benar-benar bersinergi.
Contohnya saja A Bloody Lucky Day (kapan-kapan aku bahas deh) atau Yong Pal, tetap saja ada satu genre yang lebih menonjol. Meskipun kuakui Yong Pal hampir seimbang sih.
Akhirnya penonton sepertiku ini dipaksa pindah ruangan dari ruang operasi ke ruang interogasi tanpa transisi yang mulus.
4. Kekacauan di Tengah Jalan
Tahu nggak? Ini entah perasaanku saja apa gimana. Tetapi, begitu memasuki episode tiga, cerita mulai goyah. Terlalu banyak karakter nggak penting, kayak polisi korup, sosok asing yang datang hanya untuk duel ego, hingga subplot yang tak pernah benar-benar diselesaikan. Alih-alih memperkuat konflik utama, semua ini membuat fokus ceritanya malah buyar.
5. Akhir yang Antiklimaks
Konfrontasi final antara Se Ok dan Deok Hui sebenarnya cukup emosional, tapi diarahkan ke jalur “tragis menerima nasib” alih-alih klimaks penuh ledakan.
Banyak benang cerita dibiarkan menggantung. Jujur aku suka cliffhanger ending, tapi yang nggak kosong juga dong. Kalau ini trik untuk membuka jalan ke musim kedua, caranya kurang mulus. Rasanya seperti menunggu barang yang sudah dijanjikan sejak awal, tapi malah dikirimin barang yang berbeda.
Baca juga: [Spooktober] Cerpen Misteri Kak Bi: Teror Rumah Tua
Review lainnya: Review Drakor Buried Hearts (2025) | Park Hyung Sik Balas Dendam Nih
Kelebihan dan Kekurangan Drama Hyper Knife
Berdasarkan ulasan di atas, aku rangkumkan apa saja hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan drama ini.
Kelebihan:
- Akting memukau dari Park Eun Bin (walau di beberapa adegan agak terkesan lebay, tapi aku rasa Eun Bin sedang coba menghilangkan image yang terlalu kuat dari dua drama sebelumnya), Sul Kyung Gu dan yang lainnya juga keren banget aktingnya. Walau aku sempat terganggu sama perawat yang dibun-bun di awal episode itu.
- Premis awal yang segar untuk genre medis-thriller, kesannya nuansa baru di tahun 2025 ini.
- Adegan operasi digarap dengan detail dan ketegangan tinggi.
- Adegan eksekusi 'korban' juga serasa nyata dan penuh persiapan.
- Visual dan sinematografinya bagus sih.... Tone dark-nya dapat banget.
Kekurangan:
- Karakter kuat tapi penulisannya agak lemah.
- Genre medis dan thriller-nya tidak menyatu dengan baik.
- Terlalu banyak karakter yang menurutku kurang penting.
- Cerita kehilangan arah setelah episode ketiga.
- Ending masih terasa menggantung dan kurang memuaskan bagiku
***
Hyper Knife punya semua bahan untuk jadi hidangan mewah. Ada bintang besar, premis kuat, dan visual tajam. Sayangnya, resepnya kacau di tengah jalan. Yang tersisa adalah rasa “wasted potential” yang sulit dihapus.
Rating: 6.9/10 untuk drama yang sempat bikin aku ngantuk, padahal lagi adegan serius. Untung saa ditolong beberapa adegan pamungkas. Ya, tonton aja kalau kamu penggemar Park Eun Bin atau ahjussi Sul Kyung Gu.
***
Hyper Knife adalah contoh bahwa kadang, meski alat dan timnya hebat, hasil akhir tetap bisa mengecewakan kalau arah dan eksekusinya goyah. Tapi, aku nggak mau sesumbar bilang ini drama Korea gagal eksekusi, karena balik lagi ke selera. Setiap orang punya selera yang berbeda. Apalagi terkadang mood saat menonton bisa berpengaruh terhadap rasa yang kita terima.
So, sekian review drama kali ini. Mohon maaf kalau ada salah-salah kata, terima kasih sudah membaca ya....
Jangan lupa follow dan bookmark blog Kak Bi. Kunjungi juga Memoar Sinema kalau kamu suka drama dan film tahun 2010 ke bawah.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar