[Spooktober] Cerpen Horor Kak Bi: Kastil Van Nachtwald
[Spooktober] Cerpen Horor Kak Bi: Kastil Van Nachtwald
Hai, Pengembara. Semoga cerpen horor komedi kali ini bisa menghibur ya. Mohon maaf kalau kurang lucu ehehe...
Selamat membaca cerpen horor komedi: Kasti Van Nachtwald.
π»π»ππππ»π»
[Cerpen Horor-Komedi] Bunyi-bunyian mug kayu, ditambah musik ceria khas pedesaan. Memenuhi pinggiran desa di pedalaman Eropa, tepatnya di desa kecil bernama Drakenwald.
Drakenwald terkenal dengan desa petani di mana warganya banyak berkebun buah-buahan dan sayuran. Buah paling terkenal adalah labu. Di Drakenwald berdiri kastil tua yang dikenal sebagai Kastil Van Nachtwald.
Kastil yang sudah lama kosong itu, dipercaya oleh warga sudah dihuni oleh hantu mengerikan selama ratusan tahun. Bahkan Kakek Jims, lelaki tertua di desa saja tak tahu usia pasti kastil itu.
Tentu saja, semua orang menghindarinya; kecuali Hans, pria berusia 40 tahunan yang terkenal pemberani sekaligus konyol.
Tepat pada malam itu, Hans bertaruh dengan teman-temannya di kedai bahwa dia akan menghabiskan satu malam penuh di Kastil Van Nachtwald tanpa lari ketakutan.
Mendengar ucapan Hans dalam keadaan setengah mabuk, Helmut, sahabat baiknya justru tertawa terbahak-bahak.
“Kalau kau lari, kami semua akan menyebutmu ‘Hans Si Ayam Pengecut’ sampai akhir hayatmu!”
Hans, yang tidak suka disebut pengecut, langsung membual dan pergi membawa lentera tua dengan jaket tebalnya.
π»π»ππππ»π»
Hans berjalan menembus kabut malam menuju kastil. Begitu sampai, pintu kayu besar kastil berderit keras saat didorong, seolah engselnya belum disentuh manusia selama ratusan tahun. Begitu masuk, Hans langsung merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Mabuknya lenyap, saat udara di dalam ternyata lebih dingin dari luar kastil.
“Siapa yang lupa menutup jendela di sini?” Hans bercanda pada diri sendiri, meski matanya terus bergerak mencari sesuatu saat mendengar bunyi-bunyian aneh.
Tak lama setelah itu, terdengar suara langkah kaki pelan, dan lampu-lampu tua di sepanjang lorong menyala satu per satu. Dengan santai, Hans berjalan semakin dalam, menjelajahi ruang demi ruang, hingga tiba di aula utama.
Di atas meja kayu panjang, berukir mewah, duduk sosok pria berambut putih dengan jubah lusuh. Wajah pucat, mata kosong, dan pria itu memegang cangkir berisi ... darah.
Hans coba mendekatinya dengan hati-hati, “Hei, apa kau penjaga kastil ini? Wah, minumanmu terlihat ... lezat?”
Sosok itu tersenyum lebar, menampilkan taring tajamnya. “Ah, tamu. Sudah lama sekali aku tidak punya teman minum. Apa kau ingin ikut?”
Hans menelan ludah, lalu tertawa kecil, meski dalam hati, sebenarnya dia ingin lari. “Eh, minum darah? Tidak, terima kasih. Aku lebih suka ... wine dan air.”
Pria itu mengernyit, terlihat bingung. Ini pertama kalinya seorang manusia tak gentar di hadapannya. Merasa sedikit tersinggung, pria itu mendekatkan wajahnya kepada Hans dan menggeram, “Kau tahu siapa aku? Vlad Nachtwald, aku bisa menghisap darahmu kapan saja.”
Hans tetap tenang, meski perutnya bergejolak. "Menghisap darahku, kau vampir? Hmm, tapi ... tahukah kau betapa sulitnya hidup di desa ini? Kami kekurangan daging, roti mahal, dan jangan tanya soal pajak! Menghisap darah? Silakan saja! Tapi jujur, aku lebih takut pada istri Helmut jika aku kalah taruhan.”
Vlad terdiam. Hantu-hantu di kastil itu, yang sedari tadi sebenarnya mengintip dari dinding dan langit-langit, juha ikut terdiam. Mereka semua sepakat kalau belum pernah bertemu bentuk dan watak manusia seaneh ini.
Baca juga: Review Drakor Alice: Drama Time Travel yang Melelahkan
Cerpen horor lainnya: [Spooktober] Cerpen Horor Seru: Petualangan di Rumah Kosong
Tiba-tiba, suara dari balik pintu terdengar. Sosok nenek tua berambut abu-abu muncul, membawa nampan berisi kue-kue kecil. “Vlad, kau tak bisa membiarkan tamumu pergi tanpa dijamu."
Hans memandang kue penuh darah itu dan mulai merasa mual. Nenek itu tertawa kecil. “Jika kau memakannya, kau bisa pergi."
Hans dengan cepat mengambil kue, dalam hati meyakinkan diri bahwa ini hanya mimpi. Begitu kue masuk ke mulut, matanya membulat penuh.
"Hmm, rasanya enak."
Vlad hanya mengangguk pelan. “Baiklah, Hans. Kau boleh pergi. Tapi jika kau berubah pikiran soal minum darah, aku selalu ada di sini”
π»π»ππππ»π»
[Cerpen Horor-Komedi] Hans kebingungan, seketika tubuhnya didorong oleh kekuatan magis, terus mundur ke arah pintu kastil. Begitu dia sampai keluar, pintu tertutup dengan sangat cepat. Hans pun lari secepat mungkin menuju kedai, di mana Helmut sudah menunggunya.
“Hans, kau gagal bermalam di kastil Van Nachtwald," serang Helmut begitu melihat Hans langsung duduk dengan napas masih tersengal.
“Aku bertemu Vlad Nachtwald, pemilik kastil itu. Ada nenek-nenek yanh memberiku kue penuh darah. Tapi, rasanya enak.”
Helmut menatap Hans dengan tatapan tidak percaya, lalu tertawa keras. “Kau masih mabuk! Tapi kuakui, kau menang taruhan walau tidak bermalam di sana!” Helmut menepuk pundak sahabatnya itu.
Sejak malam itu, Kastil Van Nachtwald tidak lagi dipandang menyeramkan oleh Hans, yang kini selalu membual di kedai tentang betapa baiknya dia diperlakukan oleh vampir yang hanya ingin ditemani minum darah di malam hari.
Meskipun begitu, bualannya dianggap omongan tanpa fakta dan hanya jadi bulan-bulanan warga desa Drakenwald.
TAMAT
Gorontalo, 6 Oktober 2024
Komentar
Posting Komentar