[Spooktober] Curcol Kak Bi: Benarkah Horor Indonesia Lebih Seram dari Hollywood?

[Spooktober] Curcol Kak Bi: Benarkah Horor Indonesia Lebih Seram dari Hollywood?


Halo, teman-teman Pengembara! 

Sebagai pencinta film horor sekaligus penulis cerita seram, aku sering banget ditanya “Lebih seram mana, horor Indonesia atau horor Hollywood sih?" bahkan ada yang tanya, benarkah horor Indonesia lebih seram dari Hollywood.

Ini sebuah pertanyaan klasik, tapi jawabannya ternyata nggak sesederhana itu ehehe. Yuk, kita bahas bareng-bareng sambil nostalgia sama film-film yang pernah bikin kita susah tidur.


👻👻💀💀💀👻👻


Sejarah Singkat Horor Dunia dan Indonesia

Kalau ngomongin horor, Hollywood jelas punya warisan panjang. Mulai dari film Dracula (1931), Frankenstein (1931), sampai The Exorcist (1973), semuanya lahir dari tradisi sastra gotik dan kisah mistis Eropa. Karakternya pun ikonik, ada vampir, drakula, manusia serigala, hingga penyihir. Hingga kini, film-film horor seperti The Conjuring series dan dan Insidious menjadi warna-warni horor Hollywood dengan bentuk-bentuk makhluk astral lainnya.

Di Indonesia, horor punya jalannya sendiri. Film Tengkorak Hidoep (1941) disebut-sebut sebagai horor pertama ketika Indonesia masih berbentuk Hindia Belanda. Lalu era 70–80an melahirkan film horor legendaris dengan Suzanna sebagai ratu horornya. Begitu masuk era 2000an, film Jelangkung (2001) dan Kuntilanak (2006) bikin bioskop penuh lagi dengan cerita mistis lokal. Hingga berbagai horor yang ada sampai artikel ini dibuat seperti KKN di Desa Penari, Qodrat, Ronggeng Kematian dan lainnya.


Bedanya Horor Indonesia dan Hollywood

Kalau ditanya apa yang bikin beda, menurutku ada beberapa poin menarik sih:

1. Jalan Cerita

  • Hollywood sering ngambil inspirasi dari kisah nyata. Misalnya Annabelle dan The Conjuring yang mengangkat kasus Ed & Lorraine Warren. Tapi seringnya juga adaptasi bebas dari mitologi-mitologi tertentu.
  • Indonesia lebih banyak eksplorasi mitos dan legenda lokal. Pocong, kuntilanak, genderuwo, kuyang—hantu-hantu yang udah “dekat” sama kehidupan sehari-hari kita. Justru kedekatan inilah yang bikin tambah merinding! Meskipun beberapa tahun belakangan Indonesia lagi suka banget mengadaptasi Novel atau sesuatu yang viral di sosmed.

2. Penampakan Hantu

  • Horor Barat: unik dan sinematis. Valak dengan wujud biarawati, Pennywise si badut jahat, drakula ganteng penghisap darah, hantu-hantu mengagetkan dari The Conjuring dan Insidious atau hantu-hantu zaman pertengahan.
  • Horor Indonesia: sederhana tapi nempel di kepala. Pocong loncat-loncat, mbak Kunti rambut panjang, suster ngesot di lorong rumah sakit… sederhana, tapi bikin nggak bisa tidur semalaman, karena bisa aja beneran ketemu suatu saat nanti.

3. Adegan dari Karakter

Meskipun keduanya pasti punya persamaan yaitu rasa penasaran tokoh utama atau tokoh tertentu yang mendorongnya untuk melakukan hal-hal yanh ditakutkan penonton. Ada juga yang perlu diketahui.

  • Di film horor Hollywood, tokoh biasanya memang terlalu curious alias nekat. Seperti nyamperin suara-suara aneh, menatap lekat sumber penglihatan mencurigakan atau tak bergerak ketika merasakan sesuatu. Kadang bikin penonton gregetan, “Ngapain sih dihampirin?”
  • Di horor Indonesia, beberapa tokoh justru sering digambarkan penakut, tapi hantunya yang nyamperin. Hasilnya? Penonton jadi ikutan terjebak dalam suasana takut. Meskipun ramuan horor masa kini sudah mirip dengan ramuan horor Hollywood sih, macam Sewu Dino itu loh.

4. Teknik dan Efek

  • Kalau bicara soal kualitas teknik dan efek, Hollywood jelas lebih unggul soal efek visual, teknik kamera, dan kualitas suara. Jump scare-nya sering rapi banget.
  • Indonesia meskipun lebih sederhana, tetap bisa bikin bulu kuduk merinding kok. Kenapa? Karena faktor cultural horror. Kita tumbuh dengan cerita hantu lokal, jadi sugestinya lebih kuat. Akan tetapi horor-horor Indonesia di tahun 2020-an sudah sangat baik kok kualitasnya.

5. Ending Cerita

  • Film horor luar negeri, khususnya hollywood sering punya ending gantung. Bikin kita mikir, “Hantunya beneran udah pergi atau belum ya?” atau "Ini udah selesai? Bakal ada season dua, nggak?"
  • Film horor Indonesia biasanya lebih to the point: masalah selesai, hantu hilang. Walaupun begitu, tetap saja adegan-adegan sebelum ending bikin penonton parno duluan. Eh, tapi ada beberapa film yang endingnya gantung dan beneran dikasih season 2 kok.


👻👻💀💀💀👻👻


Mana yang Lebih Seram?

Oke, menjawab pertanyaan dari tema utama artikel ini. Mana yang lebih seram? Film horor Indonesia atau horor Hollywood? Ini jawabannya.

Kalau dari sisi teknis, Hollywood jelas lebih canggih sih. Tapi kalau soal rasa takut, menurutku horor Indonesia masih punya keunggulan. Kenapa? Karena hantunya relatable. Hampir setiap orang Indonesia pernah dengar cerita pocong, kuntilanak, atau genderuwo sedari kecil. Jadi saat menonton, rasa merindingnya lebih nyata.

Kalau horor Hollywood, kita dipertemukan dengan hantu-hantu rasa baru dan ceritanya bikin kita kaget, horor Indonesia bikin kita was-was sampai nggak berani ke kamar mandi sendiri malam-malam.


So, aku pribadi lebih suka film horor Thailand. Loh, kok jawabannya itu? Ehehehe

Nggak dong, pilihannya kali ini kan Hollywood atau Indonesia. Dari segi rasa eerie dan kesan lokal jadul yang nuansanya mistis dan slow-burn, rasanya Indonesia lebih nempel di kepala dibandingkan horor modern yang kadang terlalu banyak jump scare. Sementara itu, horor Indonesia terbaru, tidak semua seseru yang jadul sih, jadi kayak ada yang matang sempurna tapi ada yang asal jadi aja.

Kalau film luar, aku pilih yang supranatural sejenis kayak The Exorcist, Insidious, Annabelle atau The Conjuring daripada horor alien atau monster. Karena menurutku horor tipe begitu lebih menyeramkan dan terasa dekat dengan dunia nyata.


👻👻💀💀💀👻👻


So, benarkah horor Indonesia lebih seram dari Hollywood? Jawabannya, belum tentu.

Horor itu adalah genre fleksibel, di mana selain dipengaruhi oleh zaman dan mitologi daerah, horor juga bisa berbeda persepsi dan rasa takutnya berdasarkan selera horor setiap orang.

Ini tergantung dari sudut pandang kitanya sebagai penonton ya:

  • Kalau bicara teknis, Hollywood menang jauh dibandingkan Indonesia.
  • Tapi kalau bicara efek merinding yang bikin trauma jangka panjang, beberapa horor Indonesia masih berkesan bagiku. Meskipun tidak banyak, karena kebanyakan film horor Indonesia hanya mengulang formula dari horor sebelumnya.

Jadi, kalau ada yang bilang, "Ah, lebih seram film horor Indonesia dong!" atau bilang, "Ah, horor Hollywood lebih seram sih!"

Eits, tidak apa-apa, kan hanya berpendapat. Setiap orang seleranya memang beda kok.

Akhir kata, horor itu soal pengalaman personal ya. Apakah kamu lebih takut sama pocong dan kuntilanak, atau sama valak dan drakula? Sekian curcol Kak Bi hari ini, terima kasih sudah mampir ya~~

Baca artikel lainnya di bawah ini:




Komentar

Popular