Terbaru

[Spooktober] Cerpen Horor Seru: Petualangan di Rumah Kosong

[Spooktober] Cerpen Horor Seru: Petualangan di Rumah Kosong


Hai, Pengembara. Kak Bi bawakan cerpen horor untuk bulan Oktober ini. Cerpen horor ini spesial #Spooktober saat Oktober 2024 kemarin.

Ngomong-ngomong soal rumah kosong, Pengembara pernah punya pengalaman menjelajahi rumah kosong, nggak? Kalau Kak Bi pernah sih, waktu kecil dulu. Nah, cerita ini terinspirasi bukan hanya dari gambar saja ya, tapi juga dari petualangan masa kecil Kak Bi sebagai anak komplek yang hobi petualangan.

Terinspirasi aja ya, bukan kejadian nyatanya. Selamat membaca cerpen horor: Petualangan di Rumah Kosong.


πŸ‘»πŸ‘»πŸ’€πŸ’€πŸ’€πŸ‘»πŸ‘»


[Cerpen Horor] Sepulang sekolah, tiga anak dari perumahan kecil nekat memasuki rumah kosong di ujung jalan. Ah, sebuah petualangan seru bagi anak-anak yang penuh rasa penasaran.

Terletak di bawah naungan pohon beringin tua, rumah itu seolah memanggil untuk didatangi, menggoda dengan jendela remang-remang tertutup tirai robek. Ketika mereka bertiga melangkah melewati pintu setengah terbuka, suara langkah kecil mereka langsung menggema di ruangan, dan hawa dingin langsung menyelimuti tubuh tanpa aba-aba. 

Bau lembap juga segera memenuhi udara, di ruang tamu yang berantakan dan nyaris tertutup debu itu, tiga anak lelaki yang masih berseragam putih merah mulai membongkar seisi rumah. Diperiksanya mulai dari lemari tua, rak-rak, bahkan memeriksa semua ruangan.

Ada yang ke kamar mandi, kamar utama yang semuanya tampak penuh dengan barang-barang bekas dan rusak. Suara mereka yang memantul dari dinding ke dinding semakin dirasa seru, mereka pun bergantian berteriak memanggil nama satu sama lain.

Kemudian, mereka menemukan barang-barang peninggalan yang terlihat masih layak. Ada kumpulan majalah dari tahun-tahun lampau, sekeranjang syal tebal, kotak-kotak obat, botol-botol bekas, peralatan bersih-bersih dan dapur, hingga setelan baju-baju yang tampak mahal dengan warna-warna cerah bernoda. 

Semua barang itu membuat mereka terkesima, dan tanpa pikir panjang langsung memilih benda-benda apa saja yang ingin dibawa pulang. Tawa kecil mereka mengisi ruang yang sebelumnya sunyi.

Sebenarnya, sesekali di antara mereka berhenti saat terdengar bunyi lirih dari ruangan yang selesai mereka jelajahi. Tapi, anak-anak memilih cuek saja. Walau aroma yang awalnya lembab sebenarnya perlahan berubah jadi aroma besi.


πŸ‘»πŸ‘»πŸ’€πŸ’€πŸ’€πŸ‘»πŸ‘»


[Cerpen Horor] Setelah puas memulung di rumah kosong, mereka pun hendak pergi dengan tangan penuh benda-benda temuan. 

Akan tetapi, begitu ketiganya melewati pintu keluar sambil tertawa puas, salah seorang anak bernama Jono tiba-tiba terhenti dan menatap salah satu kaos merah di tangan. Matanya membelalak, karena kaos yang awalnya tampak masih layak pakai kini berubah kusam, berlubang, dan mengeluarkan bau busuk seperti sampah yang telah lama membusuk. 


Baca juga:
Cerpen lainnya:


Bahkan kotak obat di tangan kanan ternyata hanya kotak kayu lembek dan syal yang dililit ke leher juga penuh serangga kecil. Jono berteriak dan membuang semua benda di tangan dan badannya.

Salah satu anak lainnya yang memegangi beberapa majalah juga menyadari kalau majalahnya dingin dan lembab, serta banyak jamur. Saat itulah mereka semua menyadari barang-barang yang mereka bawa ternyata rusak, penuh bercak, dan menjijikkan.

Panik, kedua teman langsung mengikuti Jono melempar barang-barang ke tanah. Bau busuk pun seolah menempel di tangan dan pakaian mereka, tidak bisa hilang padahal tangan sudah digosok-gosokkan ke rumput. 

Tiba-tiba langit mendung, pohon beringin juga mendadak bergerak seolah diterpa angin. Jono menendang barang-barang tadi ke arah pintu, sambil mengoceh tidak jelas.

"Bawa masuk lagi barang-barangku!" Sebuah suara muncul dan membuat mereka terdiam.

Ketiganya pun langsung berlari tunggang langgang meninggalkan rumah kosong dan ya petualangan di rumah kosong pun selesai.


πŸ‘»πŸ‘»πŸ’€πŸ’€πŸ’€πŸ‘»πŸ‘»


[Cerpen Horor] Ketika mereka akhirnya pergi, sesosok bayangan dari ruang tamu mengintip di jendela. Wajahnya pucat pasi, dengan raut wajah kesal, rambut panjang yang mekar memenuhi ruangan.

"Dasar anak-anak nakal, beraninya mencuri di rumahku." Sosok itu duduk di sofa lusuh berlumut sembari membuka koran dengan tulisan tahun 2000 di sudut kanan lembarannya.

"Lima anggota keluarga itu dinyatakan meninggal dalam keluarga, hanya istrinya yang selamat karena memilih tetap tinggal di rumah," lanjutnya membaca dengan suara bergetar.

"Ya, aku memilih tetap tinggal di rumah. Selamanya." Sosok itu tertawa sembari sesekali menangis.


TAMAT 

Gorontalo, 4 Oktober 2024


πŸ‘»πŸ‘»πŸ’€πŸ’€πŸ’€πŸ‘»πŸ‘»


Sekian cerpen horor hari ini, semoga merinding dan semoga suka. Maaf kalau ada salah-salah kata ya~~

Komentar

Populer

Mengenal Suku dan Masyarakat Adat Gorontalo Lebih Dekat

Cerpen Horor Spesial Nadia Omara: Diamond Play Button

Review Drama Korea The Trauma Code: Heroes on Call (2025)

Cerpen Fantasi Gratis: Pohon Kehidupan