Bertemu Makhluk Luar Angkasa | Cerpen Fiksi Ilmiah

Bertemu Makhluk Luar Angkasa | Cerpen Fiksi Ilmiah 


Unknown Village, Venus City, tahun 2116.


[Cerpen Fiksi Ilmiah] Tepat di pesisir pantai kota Venus, di sebuah benua baru temuan 30 tahun lalu. Lelaki yang bekerja sebagai pegawai bank, duduk termenung menatap lautan lepas.

Kota Venus terkenal dengan pantai berpasir emas, serta cerita misteri yang menaunginya. Akan tetapi, satu misteri yang paling menarik adalah bahwa kota Venus menjadi penghubung dengan planet Venus juga tentang kemunculan makhluk luar angkasa. 

Lelaki itu memegang ponsel yang menampilkan informasi tentang gagalnya pendaratan pertama yang membawa manusia ke planet Venus. Dia mencemooh kesal, saat keuangan sedang melilitnya di benua baru, para elit berjalan-jalan di planet yang penuh konspirasi.

Malam semakin gelap, pekerjaannya yang hilang dalam sehari terasa memuakkan jika dibandingkan dengan para petualang angkasa. Cita-citanya dahulu adalah menjadi astronot, tapi kandas karena merantau ke benua baru.

Dengan gontai dia berjalan, saat langit dibanjiri oleh cahaya bintang, melewati seorang nelayan tua yang masih dengan alat tradisionalnya saat para nelayan sudah beralih ke kapal-kapal modern untuk mencari ikan.

Lelaki itu mendekati nelayan, "Ayah, kau baru sampai?"

"Kau mabuk? Apa yang terjadi?"

"Aku dipecat!" ucapnya murung agak sempoyongan.

"Sepertinya aku juga dipecat oleh lautan." Nelayan berdiri di dekat anak lelakinya dan bercerita tentang hasil tangkapan yang sulit ditemukan selama seminggu terakhir. 

Tiba-tiba, cahaya terang yang tidak bisa dijelaskan datang dari langit dan mendarat di salah satu kapal. Lelaki mabuk langsung tersadar melihat kapal yang bersandar di pelabuhan hancur di bagian pinggir.

Dengan hati-hati, mereka mendekati cahaya dan menemukan sebuah objek asing yang terlihat seperti pesawat ruang angkasa kecil. Hanya lebih besar sedikit dari mesin generator konvensional.

Pintu pesawat terbuka, disertai bunyi mesin yang sangat halus. Seorang makhluk luar angkasa keluar dari dalamnya. Makhluk ini memiliki kulit berwarna hijau kebiruan, mata besar yang memancarkan cahaya, dan sepasang sayap transparan di punggungnya. Dia memiliki empat kaki, mirip dengan gurita, tangannya kecil rapat ke pinggang seperti boneka kayu.

Makhluk itu tersenyum dan berbicara dengan suara yang lembut dan lemas. "Ra-ra-ra!"

Lelaki mabuk dan nelayan saling menatap karena tidak mengerti bahasanya. Makhluk tersebut kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam pesawatnya.

Dia menunjukkan beberapa ekor bayi penyu yang ada dalam kondisi buruk. Makhluk itu mengayunkan tangannya, seolah meminta kedua manusia di hadapannya untuk membantu.

"Sepertinya dia ingin kita melepaskan penyu ini ke laut?" Lelaki mabuk bicara omong kosong. Tapi, bisa dicoba, begitu pikir sang nelayan.

Benar saja, usai melepaskan bayi penyu ke lautan. Makhluk luar angkasa itu menundukkan kepalanya dan menyodorkan kedua tangan ke depan. Lelaki mabuk memegang tangan kecil itu dan menarik makhluk tersebut.

Mereka mendadak bersembunyi karena ada orang yang tiba-tiba datang. Nelayan dan lelaki mabuk pun membawa makhluk itu ke rumah mereka.


***


[Cerpen Fiksi Ilmiah] Gadis kecil bergaun hijau muda dengan bandana merah menatap makhluk di hadapannya itu.

"Ini alien? Dia jelek sekali!"

"Kau bahkan tidak kaget ya cucuku?" tanya nelayan tertawa kecil.

"Aku akan beri dia makanan, ayah dan kakek beristirahat saja."

Keluarga ini benar-benar tidak bisa percaya apa yang dilihat. Hanya menginap sehari, makhluk luar angkasa itu memberikan sebuah batu kecil berkilauan kepada cucu nelayan. 

"Gadis perak!" ujarnya tersenyum.

Mereka pun mengantarkan makhluk itu pergi. Dia naik kembali ke pesawat yang sempat disembunyikan nelayan dan lelaki mabuk. Lalu, menghilang ke langit malam.


Artikel lainnya: REVIEW FILM FIKSI ILMIAH: 2001: A SPACE ODYSSEY (1968), KLASIK TAPI MASIH ASYIK

Tentang fiksi ilmiah: REVIEW INTERSTELLAR: FILM PENJELAJAH WAKTU TERBAIK


Pusat Unknown Village, 2140.

Wanita berbaju perak telah bersiap-siap untuk melakukan perjalanan yang dinantikannya selama beberapa tahun. Demi mendapatkan kembali batu milik kakek dan ayahnya, wanita itu rela menjadi bagian dari uji coba ekspedisi keberangkatan ke tujuh menuju Venus.

Beberapa tahun, setelah bertemu makhluk luar angkasa. Mereka ditemukan oleh para ilmuwan, karena radiasi misterius dari kediaman mereka. Wanita itu sudah berusia 10 tahun saat dirinya dipisahkan dari ayah dan kakeknya.

Saat batu itu diselidiki oleh para ilmuwan, ternyata batu itu memiliki kekuatan untuk menyembuhkan dan melindungi makhluk-makhluk laut. Keluarga mereka pun menjadi keluarga yang dipaksa menjalani berbagai eksperimen.

Batu itu pun dikembalikan ke keluarga mereka.


***


Di tahun 2146, ketika eksplorasi ruang angkasa telah mencapai puncaknya, sebuah pesawat luar angkasa berawak dari Bumi telah mencapai Venus. Misi ini tidak seperti yang lain. Mereka tidak hanya datang untuk mempelajari planet yang keruh ini tetapi juga untuk mencari tanda-tanda kehidupan, apapun bentuknya.

Para astronot yang berani ini tiba di Venus dengan harapan menemukan makhluk luar angkasa atau tanda-tanda keberadaannya. Mereka membawa peralatan ilmiah canggih dan berharap dapat mengungkap misteri planet yang selama ini hanya dikenal sebagai dunia yang tidak bersahabat.

Di sana, mereka menemukan lingkungan yang sangat keras dan berbahaya. Suhu yang sangat panas, tekanan yang tinggi, dan awan asam belerang yang mengancam kehidupan. Bahkan ketika pakaian tercanggih pun masih bisa merasakan panas dari planet Venus.

Namun, mereka terus mencari, mengumpulkan data, dan berharap bisa menemukan tanda-tanda kehidupan. Selain datang untuk mencari kehidupan, para ilmuwan dan astronot membawa beberapa hewan untuk diuji apa bisa hidup di luar angkasa. Hewan yang dibawa adalah penyu dan telur-telurnya.


***


[Cerpen Fiksi Ilmiah] Hari kedua di Venus, saat sedang mengambil sampel dari permukaan Venus, salah seorang astronaut bernama Sera menemukan jejak yang aneh. Jejak itu tampak seperti cetakan kaki yang tidak mirip dengan jejak sepatu astronot mereka. Sera pun melaporkan temuannya.

Keesokan harinya, yang juga merupakan hari terakhir karena mereka harus kembali sebab teknologi belum dirancang agar mereka hidup di Venus lebih dari lima hari.

Mereka segera mencari jejak tersebut dan tiba di belakang batu aneh tidak jauh dari pesawat mereka. Di dalam gua itu, mereka menemukan sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan. Ada makhluk luar angkasa kecil berwarna hijau kebiruan, mata besar yang memancarkan cahaya, dan sepasang sayap transparan di punggungnya. Dia memiliki empat kaki, mirip dengan gurita, tangannya kecil rapat ke pinggang seperti boneka kayu.

Sera terkejut bukan main, dia masih ingat betul penampakan makhluk itu. Makhluk yang datang saat dirinya masih berusia delapan tahun, makhluk yang memberinya batu aneh dan membuat hidupnya berakhir di tempat ini.

Makhluk itu terlihat takut dan berusaha berkomunikasi dengan astronot. Mereka memahami bahwa makhluk ini adalah bentuk kehidupan asing yang belum pernah ditemui sebelumnya. Dengan hati-hati, para astronot mencoba berkomunikasi dengan makhluk tersebut. Tapi, Sera dengan lancang menarik makhluk tersebut.

"Gadis perak katamu?" Sera menatapnya. "Kau ingat aku? Kau tahu itu aku?"

"Apa maksudmu?" sela seorang astronot.

"Tidak apa-apa!" Sera menggeleng dan membiarkan makhluk itu dibawa ke pesawat. Mereka berencana membawanya kembali ke bumi. Meskipun akan membutuhkan waktu dua tahun untuk sampai ke bumi.


***


Malam mereka diguncang oleh badai misterius. Para kru yang tertidur pulas tidak tahu jika makhluk temuan mereka sedang coba menyelamatkan penyu di ruang penyimpanan hewan. Saat itu, Sera yang terbangun karena badai menemukan makhluk luar angkasa terlepas dari belenggunya.

"Aku belajar bahasa duniamu, hanya bisa sedikit," ucapnya melihat Sera yang panik akan kondisi di luar. 

Sera bisa merasakan tubuh dan hawa di dalam pesawat menjadi sangat panas. "Kau bisa bicara bahasaku? Apa kau yang memberikan batu kepada keluargaku? Dua puluh tahun lalu?"

"Aku tidak tahu apa maksudmu, ini pertama kalinya kita bertemu." Dia sibuk melepaskan penyu-penyu dan meletakkannya ke kantong yang entah muncul dari mana.

"Hah?" Sera lemas. Bersamaan dengan itu alarm pesawat ruang angkasa berbunyi. Lampu merah dan hijau, menyala bergantian. "Pergilah, kau akan bertemu denganku bersama penyu-penyu itu. Jangan berikan apapun pada keluargaku!"

"Apa maksudmu? Apa aku harus memberi mereka sesuatu?"

Sera diam saja dan segera membuka tabung di bagian bawah pesawat dan mengusir makhluk itu.

"Siapa namamu?"

"Sera!" jawabnya terdiam kemudian. "Ah, gadis perak!" lanjutnya mendorong makhluk itu.

Makhluk itu pun meluncur ke luar dan bergerak menuju pesawat ruang angkasanya, bersamaan dengan itu badai menyapu pesawat kru dari bumi. Perjalanan mereka berakhir.


Mungkin Anda sukai: REVIEW JUNG_E: REKOMENDASI FILM ROBOT AI DARI KOREA SELATAN

Baca juga: REVIEW DRAMA KOREA WHEN THE STARS GOSSIP (2025) | DRAMA TERBARU LEE MIN HO


Sementara itu, pesawat kecil milik makhluk luar angkasa tersapu oleh badai hingga mengorbit di luar planet. Dengan mesin yang jauh lebih canggih, dia berhasil menghidupkan pesawat dan pergi menuju Bumi.

Pesawatnya memang diatur menjelajahi masa lalu. Sehingga pertemuan pertama bersama nelayan dan lelaki mabuk akhirnya terjadi. Kali ini, tak ada batu aneh yang diberikan. Sebab, Sera tak pernah memberikannya kepada makhluk itu.


***


Pusat Unknown Village, 2132

Sera berhasil menggapai cita-citanya untuk bergabung dalam sebuah perusahaan swasta ruang angkasa. Berkat dukungan ayah dan kakeknya, Sera berhasil menggapai mimpinya dan kelak bermimpi bisa melakukan ekspedisi ruang angkasa.


TAMAT 

Gorontalo, 30 September 2023


Terima kasih sudah membaca cerpen ini. Kunjungi juga Linktree untuk informasi lainnya tentang Kak Bi. Like dan share bila suka ya.


Referensi:

1. https://www.idxchannel.com/technology/pendiri-oceangate-ingin-ekspedisi-ke-venus-berambisi-dirikan-koloni

2. https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Expedition_Venus?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

3. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230827051939-199-990941/ilmuwan-nasa-yakin-alien-tinggal-di-planet-venus

Komentar

Popular