Romantisme di Rumah Ani | Cerpen Keluarga

Romantisme di Rumah Ani | Cerpen Keluarga 



[Cerpen Keluarga] Hari itu nenek tampak kurang sehat, kakek yang baru pulang dari berkebun kacang hijau dan kacang kedelai langsung masuk ke kamar tanpa mencuci kaki.

Ani; cucu nenek dan kakek merasa kesal. Karena harus mengepel lantai lagi karena kaki kakek yang kotor membekas di lantai sepanjang pintu rumah menuju kamar nenek.

Di kamarnya, nenek melarang kakek naik ke kasur, dengan lembut memintanya cuci kaki dulu atau bahkan mandi saja sekalian sholat Dzuhur.

Menjelang Maghrib, masakan Ani untuk makan malam kakek dan nenek sudah selesai. Setelah Maghrib, kakek makan lebih dulu bersama Ani. 

Kakek bercerita tentang lelahnya dia bekerja hari ini. Sebelumnya, kakek berjualan di pasar. Tapi, karena semakin tua, jualannya di pasar tidak lagi ramai. Kakek berjualan gula aren. Sudah tiga tahun kakek, bekerja di lahan keponakan jauhnya dan menggarap lahan dengan menanami berbagai macam tumbuhan. Kakek pernah menanam cabai dan tomat, singkong dan jagung dan yang terbaru kedelai dan kacang hijau.

Semua itu demi memenuhi kebutuhan harian karena Ani dan nenek yang sering sakit-sakitan.

Setelah makan, Ani membawakan makan malam untuk nenek. Nenek tampak tidak berselera, Ani kebingungan.

"Nenek mau makan apa?"

"Yang manis-manis ada?"

"Ada permen di kamar saya, saya ambilin dulu ya, Nek."

Ani begegas ke kamarnya, mengambil beberapa jenis permen yang memang sering dia simpan untuk camilan saat asam lambung kambuh.

Kakek melihat permen dengan tongkat putih kecil, bagian atasnya terbungkus plastik.

"Itu, bukannya permen lollipop ya? Kakek pernah lihat di tv."

"Kakek mau?"

"Mana ...." Kakek mengulurkan tangannya. Ani memberikan sebungkus permen lollipop dan segera masuk ke kamar nenek, meninggalkan kakek di ruang keluarga.

Kakek sibuk membuka permen lollipop, dihirupnya aroma blueberry mint. Kakek sangat serius menghisap-hisap permen dengan beberapa sisa gigi di mulutnya.

"Hmm, ada rasa susu tapi pedas." Gumaman kakek tembus ke kamar nenek, hanya Ani yang mendengar itu karena pendengaran nenek lemah.

Ani meminta nenek memilih permen mana yang disukainya. Setelah, itu nenek harus makan. Lama nenek berpikir, di pikirannya permen berbungkus hitam itu pasti pahit, permen berbungkus merah pasti pedas.

"Yang ada tongkat saja. Dulu nenek pernah makan ini waktu jualan di pasar." Nenek pun memilih untuk mengambil lollipop yang sama dengan kakek.

"Sehati," ujar Ani tersenyum. "Ini permennya semua buat nenek ya, saya taruh di sini. Setelah makan permen sikat gigi."

"Ih, apanya yang mau disikat, nenek kan tidak punya gigi."

"Sikat gusi kalau begitu."

Nenek tertawa mendengar ucapan Ani. Kakek masuk ke kamar, bergabung bersama cucu dan istrinya. Kakek terkejut melihat nenek yang hendak makan permen lollipop.

"Kakek mau itu lagi dong."

"Masih ada, masih banyak. Nanti saya kasih untuk kakek satu toples. Tapi, ada syaratnya.

"Apa?"

"Kalau masuk rumah, cuci kaki dulu," ucap Ani membuat nenek tertawa dengan permen yang nyangkut di mulutnya. "Nenek juga akan dapat satu toples, kalau makan dengan lahap." Ani ikut tertawa.

Di mata orang-orang, Ani dirawat dan dibesarkan oleh kakek dan neneknya. Tapi, kenyataannya Ani-lah yang kini sedang merawat dua bayi besar kesayangannya itu.

Kasih sayang nenek dan kakek takkan terganti, bahkan dengan setoples lollipop untuk masing-masing dari mereka. Jangankan lollipop, ketika nenek dan kakek meminta hatinya, Ani akan dengan sukarela memberikannya sebagai bentuk pengabdian. 

Untuk sekarang yang tidak bisa Ani berikan adalah calon suami, meskipun nenek seringkali mengeluh ingin segera punya cicit.


TAMAT 

Gorontalo, 2023


Cerpen Keluarga lainnya:






Komentar

Popular