Film Korea 0.0 MHz (2019) | Review Film Horor
Film Korea 0.0 MHz (2019) | Review Film Horor
Review film horor lagi ya, Pengembara. Aduh, bingung nih mau bikin intro seperti apa. Hmm, yaudah, langsung masuk ke review film selengkapnya saja ya....
***
Sinopsis dan Review Film 0.0MHz:
Ada lima mahasiswa yang tergabung dalam klub paranormal-supranatural atau biasa disebut klub pemburu hantu. Kelima orang ini suatu hari pergi untuk menguji fenomena horor yang konon katanya dengan frekuensi tertentu bisa mendeteksi hantu.
Klub ini pergi mengunjungi rumah kosong yang kabarnya angker dan letaknya di perkampungan gitu. Di rumah kosong, mereka berusaha menghubungi makhluk halus dengan konsep dan percobaan mencapai frekuensi otak pada tingkat 0.0MHz, dengan cepat mereka memasang beragam alat mulaii dari pemicu gelombang 0.0 MHz hingga kamera di berbagai sudut rumah.
Namun sayang, tanpa sepengetahuan anggota lainnya, ada salah satu anggota klub hang bisa melihat hantu dari masih kecil; So Hee. Mereka pun melakukan ritual panggil hantu dan ritual ini justru membuka pintu kekuatan gelap yang berbahaya.
Tidak butuh waktu lama, mereka mulai berinteraksi dengan sosok misterius yang ada di rumah itu, bukan interaksi seru, tapi sebuah interaksi penuh teros dan serius. Hal ini membuat mereka semua harus berjuang untuk bertahan hidup.
Baca juga: CERPEN MISTERI: KETIKAN MISTERIUS
Review film horor Korea Selatan: [SPOOKTOBER] REVIEW THE PIPER (2015) | FILM HOROR CREEPY KOREA
Review Film 0.0MHz: Rating 6.5/10 untuk film horor penuh jumpscare yang tidak sesuai ekspektasiku.
0.0MHz ini adalah film horor yang menggabungkan kisah hantu-hantuan dan teknologi. Kata mbah google, film ini diangkat dari webtoon berjudul sama. Tapi, aku belum pernah baca webtoon-nya jadi cuma bisa menilai berdasarkan film ini saja.
Review Film 0.0MHz: Tentang Frekuensi
Kalau tidak salah, sepertinya hampir semua negara dan kepercayaan meyakini kalau di dunia ini ada dua alam, yaitu alam kehidupan dan alam kematian. Kedua alam ini dipisahkan dengan dinding tipis yang tidak terlihat.
Kadangkala, sebagai manusia kita juga bisa secara tidak sengaja berkontak dengan makhluk dari alam kematian alias alam ghaib kalau dalam agama Islam. Tapi, ada juga orang yang rasa penasarannya terlalu tinggi dan akan dengan sengana melewati dinding pemisah dua alam ini.
Nah, ini nih yang terjadi dari klub pencinta horor dalam film 0.0MHz. Para mahasiswa yang hobi berburu hal mistis ini percaya kalau gelombang otak manusia turun ke tingkatan 0.0MHz, maka batas atau dinding antara dua alam bisa ditembus dan saat itulah manusia bisa melihat hantu.
Sepertinya pemahaman ini muncul dari fenomena sleep paralysis atau ketindihan, biasanya saat ketindihan ada orang yang bisa melihat berbagai fenomena ghaib.
Di saat tubuh terlalu lelah dan jatuh dalam kondisi sleep paralysis, ini berarti otak dan kesadaran kita tuh masih terjaga, tapi malah si otot-ototlah yang sudah tertidur lelap. Nah, fenomena melihat hantu saat sleep paralysis dan pencarian hantu dengan frekuensi otak dalam film ini, konsepnya sama ya.
Kalau berhasil mencapai frekuensi terendah saat berada di rumah kosong itu, berarti mereka sudah membuktikan kabar tentang adanya seorang wanita yang bunuh diri secara tragis di situ. Jiwa atau mungkin rohnya sudah menetap di situ dan bisa mengganggu siapa saja yang datang, ya termasuk dua dari lima mahasiswa yang akhirnya malah tewas secara misterius.
***
Review Film 0.0MHz: Kelebihan Film
1. Film ini menampilkan akting yang bagus dari aktor-aktrisnya, terutama Jung Eun Ji. Dia berhasil membangun karakter dengan baik. Ditambah, chemistry Eun Ji dengan Sung Yeol juga terasa kuat. Untuk pemain lain, ya aktingnya bagus-bagus aja sih, makanya aku masih bisa tetap paksa menonton walau ada yang rasanya kurang.
2. Film ini lumayan punya ide cerita yang bagus walau sudah sangat mainstream, beserta plot twist yang kuat di ending. Tapi, di ending doang. Dikarenakan, isi sepanjang film selain banyak adegan menegangkan (dalam artian bikin was-was), lebih banyak adegan jumpscare dan ini bikin fokusku jadi terbagi, antara abai dengan plot dan alur atau si plot-nya memang tidak kuat. Untuk adegan jumpscare memang ada variasinya sih, mulai dari jumpscare ringan sampai yang ekstrem. Makanya, untuk yang suka nonton horor banyak jumpscare kayaknya ini bakal jadi kelebihan.
Untuk aku sendiri, soal hal ini 50-50 ya. Aku suka sih tapi juga ya gitu, kayak kurang aman aja untuk jantungku yang sudah menua ini wkwkwk.
3. Lokasi syuting filmnya sangat mendukung atmosfer horor sih. Mantap. Suasana rumah angkernya juga lumayan menginspirasi untuk bikin cerpen-cerpen horor selanjutnya.
Review Film 0.0MHz: Kekurangan Film
1. Kekurangan terbesar yang aku rasakan dari film ini adalah eksplorasi ide yang biasa aja, karakter yang kurang berkembang dan alur ceritanya terasa datar. Meskipun punya ide menarik soal mendeteksi hantu pakai frekuensi, tapi temanya udah basi banget sih.
Aku juga merasa tidak punya alasan cukup kuat untuk peduli sama nasib para tokoh, ini bikin kematian mereka (para tokoh) jadi terasa kurang emosional. Ya, karena karakter-karakternya memang tidak kuat.
2. Konflik yang dihadirkan terasa tidak matang dan cenderung muncul secara acak alias lompat-lompat. Ini bikin beberapa bagian cerita meninggalkan banyak pertanyaan yang tidak terjawab.
3. Sementara itu, jumpscare-nya sangat berlebihan. Meskipun ada beberapa adegan jumpscare yang terasa pas (mulai dari jumpscare yang sudah bisa ditebak, jumpscare agak jauh dari layar, jumpscare yang bikin kaget tapi masih aman untuk jantung.)
Tapi ... tapi ... tapi .... kebanyakan jumpscare-nya terasa dipaksakan dan agak lebay dengan tatapan langsung yang memenuhi layar dan efek suaranya juga astaghfirullah....
***
Padahal film ini lumayan menjanjikan sih, tapi entah kenapa, mulai dari dialog kaku, cerita datar, sampai beberapa jumpscare berlebihan bikin pengalaman menonton jadi B aja. Mungkin bagi yang jarang nonton horor, ini bakal bagus-bagus aja.
Tapi, bagi Kak Bi yang memang beberapa tahun belakangan ini agak 'picky' soal tontonan horor, film ini kok terasa flat. Serasa memang dibikin buat teriak-teriak kaget aja, padahal ceritanya bisa lebih berkembang.
Yah, entahlah. Mungkin saat menonton ini Kak Bi sedang tidak mood sehingga berharap film ini lebih banyak menciptakan suasana yang bikin merinding alih-alih jumpscare. Sayang banget, suasana seram yang terbangun waktu menit-menit awal, justru pudar seiring menuju ending. Untung saja endingnya bagus.
Kalau kataku sih, film ini cuma digendong Jung Eun Ji dan ending film-nya aja. Eits, ini bukan berarti filmnya buruk ya, cuma bukan film horor yang sempurna aja bagiku.
Terima kasih sudah baca review film ini, mohon maaf kalau ada kata-kata yang kurang enak. Review film ini dibuat berdasarkan mood saat menonton, tipe genre yang ditonton dan performa filmnya. Kunjungi juga Linktree dan YouTube untuk informasi tentang Kak Bi, jangan lupa bookmark blog Kak Bi untuk baca review film lainnya. Terima kasih.


Komentar
Posting Komentar