Review Drama Korea Voice All Season | The Golden Time Team

Review Drama Korea Voice All Season | The Golden Time Team



⚠️ SPOILER ALERT ⚠️


Review drama kali ini akan menjadi review yang lumayan panjang, karena aku akan ulas 4 season sekaligus dari drama Korea yang keren banget ini.

Yuk, ambil minuman dan cemilan favoritmu sambil baca ulasan panjang ini.


***


Voice 1





Judul: Voice
Sutradara: Kim Hong Seon
Penulis Naskah: Ma Jin Won
Genre: Thriller, Mystery, Psychological
Pemain: Jang Hyuk, Lee Ha Na, Yesung, Son Eun Seo, Kim Jae Wook, Baek Sung Hyun, 
Tag: Strong Female Lead, Murder, Aggressive Male Lead, Special Power, Death, Investigation, Suspense
Tayang: OCN
Rilis: 14 Januari, 2017 - 12 Maret, 2017
Durasi: 60 menit
Episode: 16
Tipe: Drama
Negara: Korea Selatan
Bahasa: Korea
Rating Usia: 17+


***


Sinopsis drama Voice 1:

Moo Jin Hyuk (Jang Hyuk) adalah seorang detektif populer yang menyelesaikan kasus-kasus besar, tetapi setelah istrinya dibunuh oleh seorang pembunuh berantai, hidupnya berantakan. Dia diliputi rasa bersalah karena tidak mampu melindungi istrinya dan dia secara diam-diam memburu si pembunuh berantai.

Moo Jin Hyuk yang diliputi rasa bersalah ini pun bekerja dengan profiler suara profesional Kang Kwon Joo (Lee Ha Na). 

Kang Kwon Joo lulus di akademi kepolisian dengan nilai tertinggi. Dia mulai bekerja di pusat panggilan darurat 112. Bekerja di sana, kasus pembunuhan brutal terjadi dan ayahnya / sersan polisi pergi ke TKP. Ayahnya terbunuh di sana dan Kang Kwon Joo mendengar apa yang terjadi melalui telepon. Setelah itu, dia pergi ke AS untuk belajar dan kembali ke Korea sebagai profiler suara profesional.

Detektif Moo Jin Hyuk dan Kang Kwon Joo Timjangnim memecahkan kasus bersama. Mengejar pembunuh berantai yang bertanggung jawab atas kematian anggota keluarga mereka. Berpacu dengan waktu, bersama-sama menyelamatkan korban kejahatan selama masa Golden Time.


***


Drama ini aku kasih rating 9.7, karena berhasil bikin aku tutup mata karena ngeri dan emosi melulu.


Drama Voice season satu menambah deretan genre thriller psikologi yang ada di list tontonanku. 

Menurut pendapatku, dua episode awal sebenarnya agak lumayan lambat. Tapi, tetap seru-seru aja sih. Jadinya, nggak begitu masalah mungkin karena pengin ngenalin tokoh dan sifat-sifatnya, apa yang melatarbelakangi sikap para karakter, makanya berkesan agak lambat.

Nah, pas di episode 3 baru deh rasanya udah langsung terhubung ke karakter dan ketagihan sama porsi mereka masing-masing.

Si Kapten Moo atau Moo Timjang ya kita sebutnya begitu dan si Kang Center tuh bikin aku terpaku di kursi untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya dan apa aja tindakan tim Golden Time dan kepolisian.


Voice 1, selain mengikuti alur penjahat utama juga menampilkan kasus-kasus darurat lain yang lumayan bikin deg-degan.

Salah satunya ada kasus Hwang Kyung Il yang mengidap gangguan kepribadian histrionik atau Histrionic Personality Disorder (HPD). Ini adalah kondisi mental yang ditandai dengan pola emosionalitas ekstrem dan perilaku mencari perhatian.

HPD pada Hwang Kyung Il terjadi karena trauma masa lalu yang dimulai ketika dia memergoki ibunya berselingkuh dengan guru di sekolahnya. Merasa dikhianati, Hwang Kyung Il pun melakukan balas dendam dengan membakar rumah dan ibunya sendiri. Kejahatan dan aksi balas dendamnya pada perempuan dimulai dari situ dan terus berlanjut sampai dia tiba pada tingkatan untuk memerkosa perempuan yang dianggapnya jahat, lalu menyiarkan kejahatannya secara langsung pada situs ilegal.


***


Kelebihan drama Voice 1:

Kelebihan drama ini lumayan banyak. Seperti karakter perempuan dengan kepribadian berani, cerdas, serta kekuatan super dalam memvisualisasikan suara yang sangat redup, ini diperankan dengan apik oleh Lee Ha Na.

Adegan-adegan berbahaya yang terasa nyata dan berhasil membuat aku ikut meringis dan merinding, serta deg-degan.

Aku tuh sudah cukup lama suka drama atau film yang terkait dengan polisi atau kejahatan gitu, tapi pilih-pilih karena ada beberapa tipe film polisi yang isinya kebanyakan action atau malah kebanyakan ngobrol wkwkwk. 


Di season satu ini, aku merasa plotnya udah bagus banget. Apalagi ini dramanya OCN. Buat yang belum tahu, OCN adalah jaringan tv kabel Korea yang sering menayangkan genre gelap kayak gini. Drama OCN sebelum Voice yang aku nonton ada Cheo Yeong, God's Gift dan Squad 38. Setelah, Voice aku makin ketagihan nonton drama dari OCN.


Oke, lanjut!

Akting para aktor di drama ini luar biasa. Aku ikut capek lihat Jang Hyuk yang jadi Moo Timjang yang sangat menghormati hukum tetapi selalu mengutuk, mengancam, berteriak, dan sering menyakiti orang secara fisik.

Bisa dibilang, jiwa fangirl-ku terpenuhi saat menonton ini. Ahjussi Jang Hyuk ditambah Yesung, Kim Jae Wook dan Baek Sung Hyun. Lumayan bikin betah, walau peran mereka bikin greget wkwkwk. Kecuali Yesung sih, ululu💐

Overall, di season satu memang lumayan membekas di aku. Aku puas dengan penyelesaian kasus-kasus kecilnya.

Apalagi di episode sembilan, tentang Yang Ho Sik yang sengaja banget mendekati Oh Hyun Ho (Yesung) seorang DJ dan white hacker di tim Golden Time lewat sosial media. Ho Sik ini terobsesi ke Hyun Ho dan menyamar menjadi wanita. Lalu, mengancam dengan botol berisi asam klorida. Usut punya usut, Yang Ho Sik ini mengidap de Clérambault Syndrome. Yang mana nih de Clérambault Syndrome atau erotomania adalah sebuah sindrom di mana seseorang berpikir bahwa ada orang yang telah jatuh cinta kepadanya, tapi sebenarnya nggak alias halu aja gaes. 

Objek delusi mereka adalah orang yang sebenarnya belum pernah ditemui dengan status sosial yang lebih tinggi, seperti artis atau famous people gitu.

Nah, di kasus ini, Yang Ho Sik ini terobsesi pada Hyun Ho dan menyakini kalau Hyun Ho tuh suka sama dia wkwkw lah masa jeruk makan jeruk?


***


Kekurangan Drama Voice 1:

Oh ya, Voice satu sebenarnya ada kurangnya juga sih kayak karakter "psikopat" dengan diagnosa yang terasa sangat dangkal. Bisa cek di dramanya langsung, biar bisa kelihatan eheheh aku nggak mau spoiler lagi. Banyak juga orang-orang korup yang nambah dongkol pas nonton drama ini eheheh.


Bagi orang yang phobia bunyi Sirine genre seperti ini, apalagi di Voice kita bakal dibikin nggak nyaman sama bunyi-bunyian sirine ehehe.


Voice 1, mungkin bukan untuk semua orang, tapi kalau penggemar genre crime. Boleh banget cobain drama yang satu ini. Apalagi petualangan memperhatikan clue dari suara bersama Kang Center sangat menyenangkan dan menegangkan. Si pembunuh berantai juga melakukan pekerjaan dengan tangannya sendiri. Seorang psikopat narsistik ganteng, yang kelakuannya biadab sekali. 


Aku pribadi, puas dengan endingnya sih. Bahkan aku sempat nonton ini sekali lagi, sebelum nonton season duanya. 


***

Baca juga: Review Drama Korea tentang K-Pop Idol: Imitation


Voice 2



Judul: Voice 2
Sutradara: Lee Seung Young
Penulis Naskah: Ma Jin Won
Genre: Thriller, Mystery, Psychological
Pemain: Lee Ha Na, Lee Jin Wook, Son Eun Seo, Kim Woo Seok, Kwon Yool, Yoo Seung Mok
Tag: Investigation, Strong Female Lead, Leadership, Suspense, Kidnapping, Tragic Past, Teamwork, Smart Female Lead, Murder, Impulsive Male Lead
Tayang: OCN
Rilis: 11 Agustus, 2018 - 16 September, 2018
Durasi: 60 menit
Episode: 12


***


Sinopsis Drama Voice 2:

Pada season keduanya, setting cerita masih berada di sekitar pusat panggilan darurat 112. Selama waktu emas setelah kejahatan terjadi, call center mengejar penjahat termasuk pembunuh berantai.

Dengarkan baik-baik segala petunjuk, karena profiler suara Kang Kwon Joo centernim kembali bekerja tanpa lelah di Pusat Panggilan Darurat. Dia menggunakan pendengaran terbaiknya untuk menyelamatkan nyawa dan menangkap pelakunya.

Moo Jin Hyuk Timjangnim, di season kedua diceritakan pergi ke luar negeri bersama anaknya. Posisi ketua tim untuk Tim Golden Time kosong, sampai pada akhirnya Do Kang Woo (Lee Jin Hyuk) seorang pria misterius yang mampu memasuki pikiran seorang penjahat muncul menjadi bagian dari Tim Golden Time. 

Do Timjangnim menyembunyikan rasa sakit yang tidak dia bagikan dengan siapa pun. Saat bertemu Kang Kwon Joo, mereka dengan enggan membentuk tim. 

Tim yang luar biasa, Kang Centernim bisa mendengar kejahatan; Do Timjangnim bisa memikirkannya. Bersama-sama, mereka menghadapi penjahat paling berbahaya yang pernah ada di kota mereka.


***


Rating 9.4 untuk Voice season dua yang menghadirkan romance tipis. Setipis tisu dibagi dua dan kena air wkwkwk. Couple salah genre ini bikin penonton berharap lebih soal masa depan mereka. Lee Na Ha dan Lee Jin Wook punya chemistry yang cocok dan berhasil menampilkan romansa tipis-tipis yang seru ditonton.


Secara plot dan cerita, ini oke. Tapi, kerasa agak kurang dibandingkan season satu. Di season dua ini jauh lebih banyak membahas soal keterlibatan karakter utama dan karakter lain dari season satu daripada sub-crime case alias kasus-kasus kejahatan kecilnya. Sebenarnya, tiap minggu dikasih kasus sih, tapi semuanya ujung-ujungnya mengarah ke tokoh antagonis utama si Bang Je Soo (Kwon Yool) dan protagonis utamanya si Do Timjangnim (Lee Jin Wook).

Contohnya si Park Eun Soo (Son Eun Seo) dia tuh punya latar cerita yang sama kayak saudaranya di season 1, jadinya agak apa ya.... Kurang bisa dinikmati. Apalagi dia tuh polisi harusnya ya jangan polos-polos amat lah ya masalah kekerasan dalam suatu hubungan, masa iya nggak bisa bedain mana cinta, mana pelecehan? Tapi, kasus ini memang sengaja diangkat karena saat itu di Korsel lagi marak-maraknya tuh pelecehan dalam berpacaran. 

Terus ada Agen Jin (Kim Wook Seok) yang sempat bikin suudzon sepanjang nonton eheheh.

Dari beberapa kasus kecil yang dihadirkan, aku lumayan berkesan sama kasusnya si Yeom Ki Tae, seorang Pedofilia. 


Korban pertamanya adalah Hwang Hee Jo, seorang gadis kecil. Terus Yeom Ki Tae sempat dipenjara atas perbuatannya itu. Sialnya, dia dibebaskan tepat di saat Hwang Hee Jo duduk di bangku SMA. Kebayang nggak betapa was-wasnya jadi korban?

Apalagi Yeom Ki Tae ini memang nggak berhenti dan mengubah targetnya. Usai keluar penjara, dia melepas nafsu bejat ke adik laki-lakinya Hee Jo. Dia bahkan memakaikan rambut palsu ke adik Hee Jo untuk bikin dia kelihatan kayak anak perempuan. Iih kesel banget aku pas nonton di episode ini!


Nah, secara akting, dengan hilangnya Jang Hyuk dari jajaran pemain sama sekali tidak mengurangi rasa penasaran dan antusias untuk menonton ini. Sebab, Lee Ha Na, Lee Jin Wook, Kwon Yool, Son Eun Seo, dan Kim Wook Seok sangat-sangat lebih dari cukup. 

Harus aku akui, dengan masuknya Lee Jin Wook dan Kwon Yool, Voice season dua terasa lebih keren aja. Meskipun di season ini berasa cuma ngejar-ngejar si Bang Je Soo doang sih ehehe.


Paling menyebalkan dari season dua ini adalah cliffhanger ending-nya. Makanya, nggak banyak sih yang bisa dibahas sama season ini, karena keseluruhan cerita jadi gantung gegara endingnya dan butuh penyelesaian di season 3.

***


Review drama lainnya:  Review Drama Chimera


Voice 3



Judul: Voice 3: City of Accomplices
Sutradara: Nam Ki Hoon
Penulis Naskah: Ma Jin Won
Genre: Thriller, Mystery, Psychological, Crime
Pemain: Lee Ha Na, Lee Jin Wook, Son Eun Seo, Kim Woo Seok, Park Byun Eun, Yoo Seung Mok, Kim Joong Ki, Song Boo Gun, Kim Ki Nam, Kwon Yool
Tag: Strong Female Lead, Leadership, Tough Male Lead, Investigation, Calm Female Lead, Teamwork, Smart Female Lead, Smart Male Lead, Human Trafficking
Tayang: OCN
Rilis: 11 Mei, 2019 - 30 Juni, 2019
Durasi: 60 menit
Episode: 16


***


Sinopsis Drama Voice 3:

Detektif Do Kang Woo (Lee Jin Wook) berangkat ke Jepang untuk mencari jawaban atas masa lalunya, sementara itu dia mencoba menekan emosi psikotik yang membuatnya mudah marah. Suatu waktu, Do Kang Woo terbangun di hutan, ditinggalkan dengan tato di pergelangan tangannya. Dia tidak bisa mengingat apa yang terjadi selama 7 hari terakhir.

Di Korea Selatan, Kang Kwon Joo (Lee Ha Na) terus memimpin timnya saat mereka berusaha menyelamatkan nyawa selama masa-masa golden time setelah kejahatan terjadi. Kali ini, Kang Centernim mengalami rasa sakit dengan pendengarannya dan khawatir dengan nasib Detektif Do Kang-Woo. 

Apalagi, serangkaian kasus pembunuhan tampaknya terkait dengan sebuah situs web. Anggota pusat panggilan darurat 112 berurusan dengan kartel internasional dan terlibat dalam dark web internet. Membuat mereka kewalahan, apalagi si pembunuh berantai Bang Je Soo (Kwon Yool) sedang mengintai, sementara tokoh misterius lainnya muncul.

***


Rating 9.1 untuk season tiga dari drama ini. Apa? Malah turun dong dibandingkan dua season sebelumnya? 


Ya, gitu deh. Di season ini, masih punya kasus-kasus kecil yang tetap berjalan dengan benang merah dari kasus utamanya. Tapi, kasus kecil ini di awal-awal doang, sisanya lebih fokus ke kasus utama.

Voice season tiga juga masih datang dengan cerita yang penuh aksi, ada bagian-bagian yang tegang, serta alurnya yang menarik. Tapi, kalau dibandingkan dengan pendahulunya, season 3 ini terasa kurang. Aku nggak begitu jelas masalahnya di mana, tapi benar-benar kayak kurang garam gitu.

Apalagi secara penyajian, season tiga lebih intens dan gelap banget dibanding season dua. Bahkan vibe-nya lebih dark dibandingkan season satu. Adegan brutal dan musiknya bikin merinding dan menahan napas selama beberapa detik. Ada adegan tidak terduga yang bikin, hah? Hah? HAH?


Lalu, masalahnya di mana? Ehehe kenapa ini berasa kurang dibandingkan dua season sebelumnya? 


Pertama adalah ending, yang nyebelin banget. Di mana kita harus melepaskan Do Timjang. Ya, aku mencoba realistis aja deh. Nggak mudah untuk mengalahkan iblis di dalam diri. Tapi, seenggaknya ini tontonan yang seharusnya bisa memberikan harapan. Bukannya seolah-olah membuat mereka yang sulit mengendalikan diri sendiri ya nggak bakal bisa selamat, nggak bakal bisa survive. Makanya aku kurang suka ending season ini.

Oh ya, masa lalu Do Timjang yang misterius sebenarnya sangat menarik, tapi entah kenapa disajikan dengan cara yang terburu-buru. Season tiga tidak memberikan harapan apa pun kepada penonton tentang nasib Do Timjang. Malah lebih fokus ke tindakan gila dan psiko yang dia lakukan. Pokoknya terasa aneh, padahal ahjussiku cakep parah iiih....


Ditambah, plot twist-nya maksa banget, gaess. Mana itu si villain berasa screentime-nya kurang banget dan bikin penonton berasa tidak masuk ke dalam karakter si villain.

Mana kasus kecilnya kayak sengaja dipanjang-panjangin cuma untuk membuat si villain muncul di akhir. Pas muncul malah nggak memuaskan sama sekali.


Bahkan ada kasus kecil yang bikin fans Voice gempar, yaitu di episode kelima dan enam. Di mana mengusung cerita dari imigran asal Indonesia bernama Pertiwi (Yannie Kim) yang sempat menjadi tersangka percobaan pembunuhan.

Di episode itu, mereka menggunakan dialog berbahasa Indonesia dan menyebutkan nama Universitas Indonesia sebagai universitas terbaik Tanah Air. 

Bagus sih, tapi bagi beberapa orang terkesan memanfaatkan Indonesia. Padahal sudah dijelaskan oleh Yannie Kim di wawancara dan video YouTube-nya, bagaimana pada akhirnya Indonesia menjadi bagian dari drama ini. Buat yang penasaran bisa cek video Yannie Kim saja. Aku mau fokus bahas dramanya ehehehe

Dialog yang ditampilkan di film ini lumayan kaku dan formal, Son Eun Seo bagus banget pembawaannya. Tapi, malah Mbak Pertiwinya yang terkesan aneh di dialognya. Ini kayaknya cuma perasaan aku aja, tidak ada hubungan dengan aktor yang memainkannya. Tapi, adegan Indonesia jadi bagian favoritku sih, meskipun kasusnya sebenarnya terkesan biasa saja.

***


Kelebihan Drama Voice 3:

Kelebihan utama season ini ada di adegan gore, stressful, disturbing, bikin emosi naik turun yang benar-benar mainin mental penonton. Mereka berhasil memainkan area ini di bagian penonton. Good job!

Secara akting mah nggak perlu banyak dibahas, semua melakukannya dengan baik. Sama seperti season sebelumnya. Kecuali, Kang Centernim yang terasa aneh di season ini. Lee Ha Na terasa kurang menyajikan emosi dengan baik. Bahkan cara dia berbisik di telepon berasa bikin kurang nyaman huhu....

***


Jadi, menurutku season 1 masih lebih favorit, karena ngerasa ceritanya original, bener-bener rapi, penuh ketegangan, dan si villain mengeksekusi korbannya sendiri dengan cara kejam. 

Di season satu tuh, Mo Tae Goo, digambarkan dengan karakter yang sangat luar biasa. Dia bisa menyembunyikan sifat asli di balik penampilan ganteng berjas rapi. Tapi nyatanya dia orang yang mampu melakukan, pembunuhan-pembunuhan keji dengan tangannya sendiri. 


Sementara, di season 2 dan 3 villain utamanya terlalu banyak kaki tangan. Bersembunyi di balik bayangan, pengecut, bikin terasa kurang seru. Ya, di season 2 dan 3, musuh utamanya, si Bang Je Soo, digambarkan sebagai ahli IT dan menyusun segala rencana pembunuhannya. Tapi, tidak ada satu pun rencana yang dia lakukan sendiri. Terus si Bang Je Soo ini malah terkesan obsesi dan menargetkan Do Timjang.


Apalagi di season tiga, Bang Je Soo masih muncul di beberapa episode awal sampai ada tokoh dari Jepang yang muncul. Seorang profesor yang juga menyudutkan Do Timjang, dengan motif awal yang tidak jelas. Meskipun akhirnya terbuka juga dengan cara yang maksa dan terburu-buru seperti kataku sebelumnya wkwkwk....

***

Artikel lainnya: Curcol Kak Bi: Aku dan Platform Menulis


Voice 4



Judul: Voice 4: Time of Judgment
Sutradara: Shin Yong Hwi, Yoon Ra Young
Penulis Naskah: Ma Jin Won
Genre: Action, Thriller, Mystery, Crime
Pemain: Lee Ha Na, Lee Jin Wook, Son Eun Seo, Kim Woo Seok, Park Byun Eun, Yoo Seung Mok, Kim Joong Ki, Song Boo Gun, Kim Ki Nam, Kwon Yool
Tag: Investigation, Suspense, Animal Abuse, Psychological, Special Power, Perfectionist Male Lead, Animal Death, Childhood Trauma, Strong Male Lead
Tayang: tvN
Rilis: 18 Juni, 2021 - 31 Juli, 2021
Durasi: 1 jam 3 menit
Episode: 14


***


Sinopsis Drama Voice 4:

Seorang pembunuh berantai dengan kemampuan pendengaran yang luar biasa muncul. Pembunuh berantai membunuh orang menggunakan kemampuannya tersebut. Karena hal itu, Kang Kwon Joo (Lee Ha Na), yang juga memiliki kemampuan pendengaran yang luar biasa, merasa terpojok. Kang Kwon Joo akhirnya bekerja sama dengan Detektif Derek Cho (Song Seung Heon) untuk menangkap si pembunuh berantai. 

Derek Cho adalah orang yang sangat taat pada aturan, yang tidak membiarkan kesalahan berada di sekitarnya. Dia adalah pemimpin tim dari LAPD (Departemen Kepolisian Los Angeles). Tim LAPD-nya berurusan dengan geng kriminal.

Sementara itu, Kang Kwon Joo didiagnosa menderita PTSD sejak kematian Do Kang Woo, tapu dia tetap menjalankan tugasnya sebagai pemimpin pusat panggilan darurat 112.


***


Rating 9.4 untuk versi yang terasa baru dari dua season Voice sebelumnya.


Awalnya aku sempat menolak untuk menonton meskipun yang main season ini masih ahjussi favorit juga, Song Seung Hoen. Karena masih kesal sama ending season tiga, masih belum rela atas kematian Do Timjang juga, padahal penantian panjang banget huhuhu. Apalagi Voice pindah dari OCN ke tvN, sempat ikut-ikutan khawatir bakal berkurang performanya dibandingkan saat masih tayang di OCN.

Tapi, pada akhirnya aku nonton juga meskipun tidak ngikutin on goingnya. Aku nonton beberapa bulan setelah drama tamat.

Selama menonton season ini, aku sengaja membaca banyak komentar tentang penampilan Song Seung Heon dan bagaimana menurut mereka dia sangat tidak sebanding dengan detektif season sebelumnya. Tapi, di aku malah berbeda.


Aku jatuh cinta banget sama karakter Derek Cho. Dia mungkin adalah detektif paling seimbang di hampir semua season-nya Voice. 

Catatan nih, secara plot dan originalitas aku lebih suka season satu ya. Tapi, untuk detektifnya, Derek Cho adalah yang paling rasional, karismatik dan tenang, meskipun dia juga punya masalah besar apalagi setelah adiknya menjadi korban kejahatan. Dia tetap manusia, dan mencoba rasional dengan cara yang keren. Meskipun detektif favoritku tetap Do Timjangnim, tapi kan udah mati, jadinya ya move on dong!


Sama seperti season satu, aku suka kasus dan cerita di season ini. Aku suka pesan yang ditinggalkan setiap cerita. Dua sutradara di season ini bagus banget sih ehehe.


Secara plot dan alur cerita, season empat terasa sangat berbeda, bahkan kalau kamu nggak nonton season sebelumnya juga masih bakal bisa ngerti, karena ada adegan tipis tentang clue dari season sebelumnya.

Alur ceritanya juga difokuskan pada pembunuhan berantai yang konon dilakukan oleh "pembunuh misterius dan bayangan" yang mendekati korbannya secara online sebelum melakukan kejahatan keji.

Alur yang cepat tapi tidak buru-buru ini pindah ke Pulau Vimo (pulau rekaan), di mana tim golden time bergabung dengan kepolisian setempat sebagai bagian dari Pusat Panggilan Tim 112 Badan Kepolisian Provinsi Vimo. 

Ada kasus kecil yang cukup unik. Tentang Koo Up Jin yang terkena Lycanthropy. Lycanthropy merupakan bentuk delusi di mana seseorang meyakini bahwa dirinya adalah binatang. Gangguan ini termasuk gangguan jiwa yang langka. Lycanthropy adalah manifestasi dari gangguan skizofrenia, bipolar, dan depresi.

Koo Up Jin memercayai dirinya adalah seekor anjing. Dia hidup bersama anjing, menggigit sesuatu layaknya anjing, dan perilakunya menyerupai anjing.

Ini membuatku sangat menikmati season ini, ekspektasi yang sempat aku turunkan karena merasa kalau season ini bakal jelek ternyata memukul kepalaku keras-keras. Rasanya malah bagus banget wkwkwk, ditampar oleh kenyataan di mana season ini aku suka.


Apalagi akting Lee Ha Na di sini, serasa dia balik ke awal-awal Voice. Tenang, supportif dan adil dalam mengambil keputusan untuk Golden Team dan Pusat Panggilan Darurat. Song Seung Heon juga tenang, fokus dan cerdas banget. Masuknya Kang Seung Yeon menambah kewaspadaan. Baek Sung Hyun juga kembali lagi sebagai Shim Dae Shik dengan kesempatan kedua, walau aku masih nggak percaya sama dia wkwkwk.

Kemunculan Lee Kyu Hyung sebagai Dong Bang Min dan segala kepribadiannya bagaikan mimpi buruk. Dong Bang Min ini menderita gangguan identitas disosiatif (GID) atau dissociative identity disorder (DID). Gangguan ini digolongkan ke dalam gangguan kepribadian ganda.


Di season empat, drama benar-benar fokus pada pesan tentang konsekuensi fisik, psikologis, dan perilaku dari pelecehan dan penelantaran anak. Dampaknya sangat besar kepada mereka dan nahasnya masyarakat tidak bersalah yang bisa dituntut untuk membayar harganya bahkan dengan nyawa sekalipun. Di, season ini seolah kita diminta untuk memperhatikan sekitar. Mungkin saja kita bisa mencegah kejahatan pada anak agar tidak berdampak padanya di usia dewasa, yang pasti akan berdampak pada lingkungan sekitarnya juga. 


Aku benar-benar menikmati musim dibanding dua season sebelumnya. Soalnya nggak rumit banget dan nggak ada hal terlalu politis.

Kekuatannya ada di cara pengungkapan si villain dengan segala motivasi dan modus operandi yang kurang masuk akal dan terkesan maksa. Tapi ini jauh lebih baik dari dua season sebelumnya, season empat seperti coba untuk pakai pakem di season satu tapi kurang smooth aja ehehe.

***


Mungkin Anda sukai: Review Film The Princess


Oke, segitu aja pembahasan soal season empat. Kata penulisnya sih bakal ada season 5. Aku mah ikut aja wkwkwk.


***


Semua kekejaman terdiri dari pemaksaan orang lain, terancam menderita atau mati, untuk bertindak di luar kehendaknya - Tolstoy (Voice 3)


Semua kekerasan memiliki unsur memaksa orang lain melakukan yang mereka tidak mau di bawah ancaman - Tolstoy (Voice 3)


***


Catatan:

Bagi Pengembara yang tidak familiar dengan serial ini, Voice adalah drama kriminal tentang Tim Golden Time, tim tanggap darurat 112 khusus dengan cakupan investigasi yang luas, respons yang ditargetkan, dan punya tim pengirimannya sendiri. 

Tim itu dipimpin oleh Kang Kwon Joo yang berbakat dengan kemampuan pendengaran yang luar biasa. Ajaiblah pokoknya, tetangga napas di telepon saja bisa kedengaran sama dia. 

Dia bertanggung jawab penuh atas call center, sementara ada tim terpisah yang melakukan misi pencarian dan penyelamatan serta menangkap pelaku. Tim ini adalah tim detektif.

Setiap musim mengikuti pola yang sama, di mana ada misteri menyeluruh dari kejahatan utama yang dilakukan oleh penjahat utama. Lalu, ada kasus-kasus kecil yang melakukan panggilan darurat, kadang terkait atau tidak terkait dengan penyelidikan utama.




Komentar

Populer

Review Film Sedih: The Fault In Our Stars

Review Drama Korea: Chicago Typewriter