Curcol Kak Bi: Tipe-tipe Penulis
Tipe-tipe Penulis
Menjadi seorang penulis itu tidak mudah, karena selain ide kreatif dan skill menulis, penulis juga dituntut untuk rajin. Iya, rajin nulis dan baca. Masa rajin ngemil doang, pfft.
Di dunia ini ada banyak jenis-jenis penulis dengan karakteristik yang berbeda-beda. Aku ada di sini mau mencari karakter diriku sendiri seperti apa? Apa jangan-jangan aku bukan penulis?ðŸ¤ðŸ™Š
1. Penulis yang Berperang dengan Judul
Judul adalah bagian yang sangat penting dalam sebuah tulisan, jangankan dalam sebuah tulisan, lagu juga pakai judul. Mau lamar anak orang juga harus punya judul.
Judulnya ngelamar Tukiyem, biar tidak nyasar ngelamar Inem kan ya...
Nah, judul yang bagus dan menarik perhatian pembaca dapat meningkatkan minat pembaca untuk membaca tulisan kita. Dduh, rumit sekali ketikanku. Tapi, ada beberapa manusia yang susah banget untuk membuat judul.
Mereka bisa saja sudah menulis sepuluh lembar A4, tapi tidak tahu mau memberikan judul apa untuk tulisannya.
Ini aku banget sih, biasanya dalam menulis cerpen dan puisi aku asal kasih judul aja. Kalau bikin novel, baru deh dipikirin matang-matang, tapi ya itu.... kudu jadi beberapa lembar dulu baru bisa nentuin judul.
Dengar-dengar sih jenis kayak gini, katanya harus coba untuk merangkum isi tulisan terlebih dulu, dan coba pikirkan beberapa kalimat yang dapat menggambarkan isi dari tulisan secara singkat dan menarik.
2. Penulis Over Perfectionist
Penulis jenis ini sangat peduli pada kualitas tulisannya dan selalu ingin menulis tulisan yang sempurna. Mereka seringkali sangat sulit untuk merasa puas dengan hasil tulisannya. Mereka akan mengulang-ulang membaca tulisannya untuk memastikan tidak ada kesalahan atau cacat dalam tulisan, walaupun belum selesai nulis satu judul. Pokoknya edit dulu, revisi.
Mereka selalu merasa bahwa ada bagian yang bisa diperbaiki, kata-kata yang kurang tepat, atau bahkan struktur yang perlu dirombak. Pokoknya , setiap selesai baca ada aja yang mau direvisi. Revisi terus sampai lupa update.
Ya, meskipun itu bisa membuat mereka menghasilkan tulisan yang sangat baik, tapi terlalu banyak menghabiskan waktu untuk merevisi bisa saja menghambat kemampuan untuk menyelesaikan tulisan lainnya. Tulisan dan ide itu 'kan lagi antre di kepala, kalau cuma fokus ke satu tulisan. Kapan selesainya woy?
Kalau kamu termasuk penulis yang suka merevisi dan terlalu perfeksionis, cobalah untuk menetapkan batas waktu revisi dan jangan berlebihan. Karena kalau terlalu perfeksionis bisa-bisa malah membuat proses menulis menjadi sangat lambat dan melelahkan.
3. Penulis yang Sering Terdistraksi
Penulis yang satu ini disebut manusia yang mudah terdistraksi karena bisa sangat sulit untuk fokus pada proyek tulisannya. Mereka bahkan bisa lupa janji update cerbung, dan malah melakukan hal lain.
Mereka sering terjebak dalam kegiatan lain, seperti mengecek email, media sosial, nonton Drakor, membaca buku, nonton Drakor, ngerumpi, nyemil, nonton Drakor yang kemungkinan besar justru sama sekali tidak terkait dengan tulisan mereka.
Akibatnya, mereka seringkali kesulitan menyelesaikan tulisan dalam waktu yang cukup singkat. Kalau kamu sering begini, kayak aku. Mending kita maraton Drakor aja deh, eh, jangan! Mari membuat jadwal menulis yang lebih konsisten.
4. Penulis dengan Topik dan Genre yang Sama
Penulis jenis ini seringkali cenderung menulis tentang topik yang sama berulang kali dan selalu main aman pada genre kesukaannya. Mereka mungkin merasa bahwa topik dan genre tersebut adalah hal yang mereka kuasai dan dapat menarik perhatian pembaca.
Namun, kalau terus-terusan menulis tentang topik dan genre yang sama, pembaca bisa lama-lama bisa merasa bosan dan tidak tertarik lagi untuk membaca tulisanmu. Iya, kamu *ngomong sama cermin*.
Cobalah untuk mengeksplorasi topik baru dan menantang dirimu sendiri untuk menulis dengan topik dan genre baru.
Aku sendiri, selalu mengaku menguasai genre horor dan topik yang nggak jauh-jauh dari fantasi dan keluarga. Nah, karena itu aku coba untuk menulis beragam topik dan genre, biar aku bisa mengasah skill dan jadi tahu aku memang jagonya di topik dan genre apa, sehingga aku nggak perlu selalu main aman dan bisa coba eksplorasi topik dan genre lainnya. Serta, membantu pembaca menemukan tulisan yang lebih beragam, meskipun tidak berwarna.
5. Penulis Out of the Box
Penulis jenis ini seringkali mengekspresikan pendapat pribadi yang nyeleneh dalam tulisannya. Mereka berani mengutarakan pandangan dan pendapat mereka tanpa takut mendapat kritikan dari pembaca. Pokoknya it's my style deh moto mereka.
Tulisan mereka selain diisi dengan pandangan pribadi, juga diisi dengan ide liar, kosa kata asing, kalimat ambigu, dan cenderung pede banget sama jenis tulisan yang mereka sajikan, walaupun tulisan itu berbeda dengan yang diminati oleh pasaran.
Namun, kadang-kadang, penulis jenis ini bisa terjebak dalam pola pikir mereka sendiri dan melupakan sudut pandang pembaca yang berbeda-beda. Sehingga, terkadang nih, ketika ada pembaca yang coba untuk menyanggah tulisan atau mengkritik mereka, maka para pembaca ini akan dimasukan ke daftar kaum tidak open minded oleh si out of the box.
7. Penulis yang Cuma Punya Ide
Jenis penulis ini seringkali kesulitan untuk memulai tulisan mereka, padahal ide di kepala sudah seperti tayangan film. Sat-set-sat-set banget. Tapi, pada akhirnya semua hanya berakhir di wacana. Entah nereka mungkin merasa bahwa harus menulis bagian pengantar yang sempurna dulu, sebelum melanjutkan ke bagian lain tulisan. Atau malah ceritanya sudah tamat dalam kepala dan bingung mau memulai dari mana.
Hal ini sangat-sangat mampu membuat proses menulis menjadi sangat lambat dan sulit. Nah, kalau kamu termasuk tipe penulis yang sulit untuk memulai tulisan, cobalah untuk mulai menulis tanpa takut membuat kesalahan.
Saran aku, buat outline dan pakai 10 kata acak di awal bab, dan mulai merangkai dari sana.
8. Penulis Tukang Selingkuh
Jenis penulis ini seringkali memiliki ide yang sangat kreatif dan inovatif, terlampaui kreatif malahan. Mereka seringkali mengeksplorasi ide-ide baru dan menciptakan konsep yang unik untuk tulisannya.
Namun, terkadang ide-ide kreatif ini bisa membuat tulisan mereka menjadi terlalu kompleks dan sulit dipahami, juga membuat mereka ingin cepat-cepat menulis judul dan ide baru tanpa merasa berkewajiban menyelesaikan tulisan sebelumnya.
Mereka akan selingkuh dengan naskah, judul A belum selesai tapi mereka sudah punya judul D. Eksekusinya pun setengah-setengah dan sesuai mood selingkuhnya.
Dengan ide yang terlalu kreatif dan cerdas, kadang mereka juga suka lupa genre awal tulisan mereka. Penulis jenis ini kadang akan menyelipkan humor dalam tulisannya untuk membuat tulisan mereka lebih menarik dan menghibur. Atau malah cerita romantis yang niatnya ala roman picisan akan berubah jadi Horor-Komedi. Pokoknya selingkuh mulu sama ide dan naskah deh kerjaannya.
Nah, kalau sering begini, jadinya malah terkesan kurang serius atau bahkan terkesan tidak profesional. Iya, seperti aku 🙈
9. Penulis yang Malas Ngetik
Jenis penulis yang satu ini cukup unik sih. Meskipun punya banyak ide, ada niat dan semangat untuk dituangkan ke dalam tulisan, mereka malah sering merasa malas untuk mengetikkannya. Selain malas eksekusi merangkai kata, tentunya benar-benar malas mengetik atau menuliskannya saja.
Untuk penulis jenis ini, aku kasih cara alternatif deh biar bisa tetap update cerita. Kalian bisa merekam ide-ide di kepala itu, kemudian meminta bantuan orang lain untuk mengetikkannya. Minta bantuan pasangan, teman atau kucing. Selain itu, bisa pakai teknologi perintah suara yang ada di keyboard hape untuk mengetikkan tulisan mereka.
Contoh: tuliskan kata-kata ini sudah gitu aja. Oke stop (ini asli pakai perintah suara ngetiknya)
10. Penulis Darurat Membaca
Kadang, kita tuh malas baca. Bisa aja tiba-tiba malas baca, tapi... Malas baca dan darurat membaca adalah dua hal yang harus dibedakan.
Malas membaca muncul karena bad mood dan kondisi stress juga capai. Darurat membaca adalah tim sumbu pendek, yang tidak bisa memahami makna sebuah tulisan. Nah, karena dia darurat membaca. Maka penulis ini akan langsung koar-koar, menulis tulisan sanggahan tanpa tahu makna sebenarnya dari tulisan yang sedang ditentangnya.
Mereka juga tidak sadar kalau tulisan ini tidak ada nomor 6-nya.
Jadi, bagaimana denganmu? Kamu termasuk jenis penulis yang mana?
***
Gorontalo, Juli 2023
Komentar
Posting Komentar