Cerpen Anak: Petualangan Mencari Ibu
Cerpen Anak: Petualangan Mencari Ibu
Oleh: Nurwahidah Bi
[Cerpen Anak]—Brownie, Coco, dan Mochi adalah anak kucing yang lincah dan penuh semangat. Mereka sering bermain di kandang sapi dekat rumah mereka. Tiada hari tanpa bermain, namanya juga anak-anak.
Pada suatu hari, mereka menyadari bahwa ibu tidak pulang semalaman. Kemana ibu? Mereka merasa sedih karena belum melihat ibu. Mereka haus dan lapar.
Brownie si kucing berwarna cokelat gelap dengan mata hijau yang cerah. Bergerak menuju bawah tempat makan raksasa, biasanya sapi menghilang rasa laparnya. Brownie adalah kucing pemberani dan memiliki semangat petualang yang besar.
Sementara, Coco kucing yang berwarna cokelat gelap sama seperti Brownie coba membujuk si Mochi. Coco adalah anak kucing yang sangat manis dan penyayang. Dia selalu merasa waspada dan sangat perhatian terhadap saudaranya.
Sedangkan Mochi, si kucing berwarna cokelat muda dengan tanda putih di dadanya adalah kucing manja yang cerdas.
Usai memeriksa keadaan di sekeliling. Brownie kembali pada saudara-saudaranya.
"Kita harus mencari ibu sekarang!" kata Brownie dengan tekad.
"Ya, kita tidak boleh kehilangan ibu. Aku ingin tidur di perut ibu, ingin bermain dengan ekor panjangnya yang lembut." Mochi berlari menuju Brownie.
"Hmm, aku yakin kita akan menemukannya sih, atau tunggu ibu pulang saja. Kita tidak boleh pergi ke rumah manusia, itu tidak aman," kata Coco mengingatkan kedua saudaranya.
Lama berunding, Coco kalah suara dari si pemberani dan si manja itu. Dia pun mengalah dan ikut mencari petunjuk di sekitar kandang sapi. Rumah mereka hanyalah lemari tua kecil yang dibuang manusia sembarang di tanah kosong. Di depan rumah mereka ada kandang sapi, di depan kandang sapi ada jalan raya.
Karena takut lewat jalan raya, maka mereka menyusuri rumah-rumah manusia. Berteriak, memanggil nama ibu.
Bukan hanya mencari dengan memanggil ibu mereka. Mereka juga menciumi dan mengikuti aroma tubuh ibu, sekaligus bertanya kepada kucing-kucing lain dan memberikan deskripsi tentang ibu mereka, tetapi sayangnya, tidak ada yang tahu keberadaannya.
***
[Cerpen Anak]—Setelah berjam-jam mencari, ketiga anak kucing itu merasa lelah dan kecewa.
Mochi duduk di bawah pohon pisang sambil berkata, "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Rasanya kita tidak akan menemukan ibu deh."
"Sudah kubilang, kan. Seharusnya menunggu ibu pulang saja!" ketus Coco.
Brownie tidak ingin menyerah. Dia mengambil napas dalam-dalam dan berkata, "Kita harus mencoba satu tempat terakhir. Ada sebuah rumah tempat kucing-kucing sering berkunjung di ujung sana!"
"Di sana?" Coco menatap arah yang ditunjuk Brownie dengan ujung hidungnya.
"Mungkin ibu ada di sana," lanjut Brownie yakin.
"Tapi, aku lapar. Berburu dulu ya! Aku melihat ada serangga di situ!" Mochi menggerakkan buntutnya dan bersiap menuju rerumputan tinggi.Brownie dan Coco bergabung.
Dengan semangat baru, mereka menyusuri jalan halaman belakang rumah manusia. Ada jalan setapak yang berkelok-kelok. Ada kolam, rerumputan tinggi, pohon kelapa dan pohon-pohon lainnya. Semakin jauh berjalan, kucing-kucing kecil merasa sedikit takut. Tetapi, keinginan untuk menemukan ibu mereka memberikan keberanian.
Baca juga: 49 Days
Cerpen lainnya: Peringatan Misterius
Tidak lama berjalan, mereka menemukan tempat yang bagus. Seperti taman belakang rumah. Mereka melompat di atas batu-batu dan berlarian di antara bunga-bunga yang indah.
Mereka berjalan di sekitar taman, memperhatikan dan mencari jejak aroma atau petunjuk ibu mereka. Hingga akhirnya, mereka menemukan sekelompok burung kecil yang sedang bersama-sama di atas pohon.
Brownie mendekat dan bertanya dengan sopan, "Maaf, burung-burung!"
"Aah, itu kucing!" Burung-burung berpencar, mereka kaget melihat kucing mendekati ke pohon mereka.
"Aku cuma mau bertanya apakah kalian melihat ibu kami? Kami sedang mencarinya."
Burung-burung itu telanjur pergi.
"Kau mencari induk kucing? Ibu kalian?" Suara ayam yang sedang berjalan dengan anggun membuat mereka terdiam. "Kucing-kucing biasa berkumpul di rumah orang baik di ujung kompleks!"
"Ya, kami mencari rumah itu!"
"Kalian sudah dekat, jalan saja terus!" Ayam pergi dengan santai usai memberitahukan arah kepada Brownie, Coco dan Mochi. Ketiganya pun lanjut mencari ibu.
Setelah melewati taman itu, mereka tiba di rumah kecil dengan sumur belakang yang menghadap dapurnya.
"Ibu, miauw ...." Ketiganya berteriak ramai. Mengeong dan memanggil ibu mereka.
"Aku mencium bau ibu!" Mochi meloncat dengan lincah, lelahnya mendadak hilang.
Suara meongan yang tidak asing membuat mata Brownie dan Coco terbuka lebar.
"Itu suara ibu!" Mereka mengejar Mochi.
Dengan hati yang berdebar, ketiga anak kucing itu berlari dan mendekati sumur. Ada wanita tua sedang duduk dengan loyang besar di hadapannya.
"Aroma ikan!" seru Brownie mempercepat loncatan cerianya.
"Aku lapar!" seru Coco.
"Aku mau ibu!" Mochi melanjutkan larinya.
Ketiganya seketika terdiam, saat melihat kucing yang mirip ibu mereka, kucing berwarna cokelat gelap dengan mata lembut yang sama seperti mata mereka.
"Itu ibu!" seru Brownie, Coco, dan Mochi bersamaan dengan penuh sukacita.
Ibu kucing menoleh dan kaget melihat anak-anaknya ada di sini. Ibu kucing kebingungan, dia harus mengantre isi perut ikan atau menemui anak-anaknya yang tidak bisa memanjat ke atas sini.
Ibu kucing mempercepat buruannya, saat wanita tua lengah. Dia menyambar ikan di loyang dan membawanya kabur ke bawah.
Wanita tua hanya menghela napas dan tidak bisa marah karena ibu kucing berlari dengan lincah menuju anak-anaknya.
"Ikut ibu!" serunya diikuti oleh Brownie, Coco dan Mochi. Mereka berlari ke bawah kandang ayam yang tidak jauh dari sumur.
"Kenapa kalian datang ke sini? Bagaimana caranya bisa ke sini," tanya ibu meletakkan ikan buruannya.
"Kami mencium bau ibu," ujar Coco.
"Kami mengikuti baumu!" seru Mochi.
"Ya, kami juga bertanya pada kucing yang melamun itu dan burung dan ayam dan—"
Omongan Brownie di sela Mochi. "Dan menebak ibu sedang ada di rumah orang baik—"
"Sudah-sudah, makanlah. Ibu tidak perlu membawakan makanan sejauh itu lagi untuk kalian. Sekarang, kita tinggal di sini saja ya ...."
"Baik!" seru ketiganya segera menyerbu hasil buruan ibu.
Ibu kucing ikut mencabik ikan dan makan bersama mereka, sambil sesekali memeriksa wanita tua yang sekarang sudah masuk ke rumahnya.
Akhirnya, setelah petualangan mencari ibu, mereka berkumpul dengan ibu kucing dan memutuskan tinggal di tempat baru. Sebagai kucing liar, mereka bisa pergi ke mana pun yang mereka mau.
TAMAT
Gorontalo, 11 Juni 2023
Komentar
Posting Komentar