Apakah Tokoh Fiksimu Seorang Mary Sue?
Apakah Tokoh Fiksimu Seorang Mary Sue?
[Nurwahidah Bi] Dalam dunia sastra dan media-media populer, sering kali kita menemukan tokoh-tokoh fiksi yang menarik secara kekuatan, kemampuan dan kepribadiannya. Tapi, dalam beberapa kasus nih, ketika sebuah tokoh tampak terlalu sempurna dan tidak punya kelemahan yang signifikan, hal ini biasanya disebut dengan istilah "Mary Sue".
Ya, karakter Mary Sue.
Apa sih Mary Sue itu? Dan apakah tokoh fiksimu bisa dikategorikan sebagai Mary Sue? Serta apa positif dan negatifnya jika tokoh utamamu adalah seorang Mary Sue?
Pertama-tama aku akan jelaskan sedikit tentang Mary Sue. Istilah ini berasal dari dunia fan fiction pada tahun 1970-an. Menurut Kompas, Dikutip dari majalah The Women Who Coined the Term 'Mary Sue' (edisi 16 Mei 2019) oleh Jackie Mansky, asal mula Mary Sue berasal dari sebuah cerpen parodi bernama A Trekkie's Tale yang ditulis oleh Paula Smith pada tahun 1973.
Awalnya, istilah ini dipakai untuk menggambarkan karakter perempuan yang terlalu sempurna dan idealis dalam cerita-cerita. Namun, seiring waktu, istilah Mary Sue telah meluas penggunaannya dan tidak hanya terbatas pada karakter perempuan saja. Untuk sebutan karakter Mary Sue laki-laki adalah Gary Stu.
Tokoh Mary Sue biasanya memiliki sejumlah ciri yang terlalu mencolok. Mereka sering kali adalah tokoh utama atau si protagonis yang menarik perhatian semua orang di sekitarnya; dalam cerita. Mereka baik, sabar, memiliki bakat atau kemampuan yang luar biasa, dan melebihi karakter lain dalam cerita yang sama.
Mary Sue ini cenderung tidak punya kelemahan yang signifikan, dan jika ada satu kelemahan, seringkali itu hanya menjadi aspek yang menambah pesona dan daya tarik mereka. Mereka juga dapat dengan mudah memecahkan masalah apapun dan mengatasi rintangan dengan keahlian yang tidak masuk akal.
Contohnya, Bella Swan dari Twilight dan Katniss Everdeen dari The Hunger Games.
Sampai sini, sudah paham kan apa itu Mary Sue? Nah, apakah tokoh fiksimu, seorang Mary Sue?
Untuk menentukan apakah tokoh fiksimu dan tokoh fiksiku adalah seorang Mary Sue, perlu dilakukan analisis yang cermat terhadap karakter tersebut.
Ciri-ciri Mary Sue adalah:
- Tokoh memiliki kemampuan atau bakat yang berlebihan. Kemampuannya melebihi yang diharapkan dari karakter dalam konteks cerita tersebut alias over power.
- Tokoh tersebut cenderung tidak punya kelemahan dan jika dia disebut punya kelemahan, kelemahan tersebut justru menjadi aspek yang menambah pesona tokoh itu
- Tokoh tersebut dibuat berdasarkan sifat asli pengarangnya dan ada impian serta sikap yang tidak bisa ditunjukkan di dunia nyata oleh pengarangnya.
- Banyak lawan jenis yang jatuh cinta kepadanya. Jika ada yang tidak suka maka dia akan jadi antagonis.
- Tokoh itu juga tidak mengalami perubahan sifat sepanjang cerita dan terkesan mendapatkan perhatian yang berlebihan dari tokoh-tokoh lain dalam cerita.
- Tokoh tersebut dapat dengan gampangnya mengatasi masalah dan rintangan dengan kemampuan atau keahlian yang tidak masuk akal. Jika punya kekurangan, tokoh itu hanya lemah dalam hal pencemburu, ceroboh, terlalu baik atau terlalu sabar.
Jika tokohmu punya ciri-ciri di atas, ini jadi petunjuk bahwa tokoh fiksimu dapat dikategorikan sebagai Mary Sue.
Namun, perlu diingat bahwa klasifikasi sebagai Mary Sue ini tidak selalu hitam atau putih. Beberapa tokoh mungkin memiliki ciri-ciri Mary Sue, tapi tidak sepenuhnya memenuhi semua kriteria yang aku jabarkan di atas.
Baca juga: Dear Diary: Mencurahkan Hati pada Kertas Indah
Artikel lainnya: No Comment: Lebih Baik Diam atau Bicara?
Positif atau negatif kah jika punya karakter Mary Sue?
Ini subjektif ya dan parahnya beberapa malah terkesan merendahkan karya-karya kreatif.
Padahal penilaian terhadap keberadaan Mary Sue dalam sebuah karya fiksi harus dilihat dari konteks dan narasi keseluruhan, serta pengalaman pembaca dalam jenis bacaan yang sudah dilewati sebelumnya.
Di sisi lain, pendukung penggunaan istilah Mary Sue berpendapat bahwa kritik ini penting dalam menghindari pembentukan karakter yang tidak realistis, terlalu lebay dan membosankan. Mereka berpendapat bahwa karakter yang memiliki kelemahan dalam menghadapi konflik yang nyata, dan tumbuh dari pengalaman akan jauh lebih menarik dan terhubung dengan pembaca daripada karakter tak terkalahkan yang terlalu sempurna, seolah dunia hanya ada di sekitarnya.
Tapi, jika kita membuat karakter yang terlalu biasa, mencoba menjauhi ciri-ciri Mary Sue tanpa tahu cara meramu cerita. Jelas sekali, cerita yang dihasilkan tidak akan maksimal.
Begitupun kalau membuat cerita dengan ciri-ciri Mary Sue, pembaca bisa cepat bosan karena tokoh yang dibuat terlalu Iron Man.
Nah, beberapa tokoh yang kita buat, mungkin memenuhi ciri-ciri Mary Sue, tapi tidak semua karakter dengan kelebihan atau daya tarik yang menonjol dapat secara otomatis dikategorikan sebagai Mary Sue ya....
Jadi, positif atau negatifnya tergantung pembaca yang mengartikan sendiri, apakah tokoh fiksi kita terlalu over power sehingga menjadi Mary Sue atau masih manusiawi, di mana dia bisa kalah dan kekalahannya bukan menjadi hal yang membuatnya semakin dicintai oleh karakter lain.
Coba bayangkan, tokoh utama yang sangat baik, sabar, pintar, ganteng, cantik, soleh, ikhlas dan terlalu sempurna itu. Ditindas, disiksa tapi tetap sabar. Tokoh lain hanya coba melapangkan dadanya. Wah, tidak manusiawi sekali kan.
***
Ya, secara konsep Mary Sue lumayan subjektif dan terbuka untuk interpretasi yang berbeda-beda.
Bagaimana, apakah tokoh fiksimu seorang Mary Sue? Atau Gary Stu?
Komentar
Posting Komentar