Review Film Psikologi Thriller Anya Taylor-Joy: Last Night in Soho (2021)

Review Film Psikologi Thriller Anya Taylor-Joy: Last Night in Soho (2021)


Film terbaru Anya Taylor-Joy adalah The Gorge yang tayang tahun 2025 ini.

Film Mbak Anya selalu menarik buatku. Nah, bagi Pengembara yang sudah nonton atau belum nonton The Gorge, aku mau merekomendasikan sebuah film horor yang diperankan Anya Taylor-Joy lagi.

Film ini malah menurutku lebih masuk sebagai film psikologi thriller terbaik sih. Yep, Last Night in Soho, filmnya Mbak Anya yang kece banget. Ingat, ini bukan Anya Geraldine ya ... apalagi Anya Dwinov, bukan.

Simak ulasannya kenapa film ini lebih cocok sebagai psikologi thriller daripada horor.


***


Judul: Last Night in Soho 
Sutradara: Edgar Wright
Penulis Naskah: Edgar Wright, Krysty Wilson-Cairns
Produser: Tim Bevan, Eric Fellner, Nira Park, Edgar Wright
Genre: Drama, Mystery, Thriller, Horror
Pemain: Anya Taylor-Joy, Thomasin McKenzie, Matt Smith
Sinematografer: Chung Chung Hoon
Produksi oleh: Film4 Productions, Working Title Films, Complete Fiction Pictures
Distribusi oleh: Focus Features (Amerika Serikat), Universal Pictures (internasional)
Rilis: 4 September 2021 (Venesia), 29 Oktober 2021 (Britania Raya)
Durasi: 1 Jam 56 Menit
Tayang: Netflix 
Tipe: Movie
Negara: Amerika Serikat, Britania Raya
Bahasa: Inggris 
Rating Usia: 17+

(Referensi info data, sinopsis dan gambar: TMDbWikipedia)


***


Sinopsis Film Last Night in Soho:

Last Night in Soho adalah sebuah film horor-psikologis tentang kisah Eloise "Ellie" Turner (Thomasin Mckenzie), seorang mahasiswa desain busana yang tiba di London untuk mengejar impiannya. 

Ellie secara misterius mulai mengalami mimpi, dan menjalani kehidupan sebagai seorang calon penyanyi bernama Sandie (Anya Taylor-Joy) dari era 1960-an. 

Namun, apa yang awalnya tampak seperti fantasi glamor, dunia yang takkan pernah jadi nyata karena terlewat fantastis berubah menjadi kengerian ketika Ellie mulai menyadari sisi kelam dalam kehidupan Sandie yang tampaknya terjadi di dunia nyata. 

Ellie menghadapi kesulitan untuk membedakan realitas dengan mimpinya.


***


Review Film Last Night in Soho: Rating 9.3 untuk filmnya Anya Taylor-Joy yang mengarah pada ketegangan psikologis intens dan plot-twist tak terduga.

Secara sinopsis, aku tidak bisa menjabarkan secara lengkap. Karena banyak twist yang harus kamu nonton sendiri biar pengalaman menonton lebih menarik dan seru.

Last Night in Soho ini sebuah film horor-psikologis yang membawa pengalaman unik melalui penggabungan dua era yang berbeda. 


Performa yang Mantap

Dengan Thomasin McKenzie dan Anya Taylor-Joy sebagai pemeran utama, film ini berhasil mengeksplorasi kisah seorang mahasiswa yang terhubung dengan kehidupan seorang wanita lain di era 1960-an. 

Film ini menghadirkan ketegangan dan plot-twist yang beneran memikatku sebagai pencinta horor, meskipun elemen horornya muncul agak terlambat dalam cerita. Performa para pemain, berhasil menciptakan atmosfer era 1960-an dengan sinematografi dan musik yang tepat. Sehingga terbangunlah plot-plot seru, sebab karakter yang sangat menjiwai ini bikin aku kurang fokus kepada 'apa yang sebenarnya terjadi?' sepanjang film.


Plot dan Alur Menarik

Sebenarnya butuh waktu bagiku untuk memahami dengan tepat apa yang sedang terjadi. Tetapi secara keseluruhan, film ini membangun dan mengubah tempo seiring berjalannya waktu, beralih dari kisah intrik suspense ke nuansa thriller horor dalam plot dan alur ceritanya.

Aku suka itu, meskipun perlu berkonsentrasi, supaya tidak melewatkan apa yang sedang terjadi.


***


Ide Cerita yang Tidak Sepenuhnya Baru

Mahasiswa desain busana, Eloise, pindah ke kamar di rumah seorang wanita tua. Ketika berada di sana, dia bisa sengaja kembali ke tahun 1960-an dan melihat kehidupan seorang wanita muda yang cantik.

Secara ide cerita, sepertinya ini bukan formula baru. Tapi, entah kenapa tidak terasa aneh atau familiar. Tetap berasa fresh karena dikemas dengan cerdas. Apalagi mimpi-mimpi yang indah dan berkesan malah berubah menjadi mimpi buruk. Sehingga bahkan saat si Ellie terjaga, semuanya terasa nggak nyata bagi dia.

Adanya sosok misterius pun menjadi kunci dari misteri yang tengah Ellie coba pecahkan dan ini kayaknya selalu ada di setiap formula film horor. 


Baca juga: Imitation

Review film: Kim Ji Young: Born 1982


Visual yang Oke Banget

Last Night in Soho benar-benar membuatku terhipnotis.

Ada beberapa bagian yang sangat mencolok bagiku selain akting yang luar biasa, mulai dari setting malam yang glamor penuh dengan nuansa lampu-lampu neon gitu. Ditambah banyak adegan menyeramkan di beberapa tempat yang rasanya justru estetik.

Indahnya gaya dan atmosfer tahun 1960-an. Aku tuh paling suka film yang membawa suasana jadul kayak gini. Mulai dari fashion sampai orangnya bikin aku penasaran. Secara keseluruhan, film ini adalah pesta visual sih.


Multi Genre yang Asik Walau Membingungkan 

Sekali lagi, ceritanya mungkin bukan yang paling unik atau artistik yang pernah aku lihat, tetapi yang bikin asik adalah banyaknya genre yang dimasukkan ke dalam film ini. 

Last Night in Soho bukan hanya film horor atau thriller saja, tetapi banyak lapisan komponen lain di dalam film untuk menciptakan variasi dan membuatnya berbeda dari sebagian besar film dalam kategori horor atau thriller.

Sedikit elemen komedi dimunculkan saat melihat Ellie menjalani kehidupan di London. Ada drama yang datang untuk mempersulit keadaan dan memberikan gambaran yang realistis walau agak klise.

Supranatural yang meningkat pada bagian-bagian tertentu film, dan misteri mulai berkembang dan berubah menjadi sesuatu yang lain. Elemen kejahatan dan thriller semakin terasa menuju ending film.

Pokoknya rame banget dan lumayan menegangkan. Hal ini sama sekali nggak rumit, karena semuanya seimbang dan berpadu dengan baik untuk kasih twist dari semua tipu daya yang tersembunyi di dua dunia ini.

Meskipun begitu, salah satu kelemahan film ini adalah unsur horor yang muncul agak terlambat dalam cerita, terutamanya di paruh akhir film. Hal ini bikin aku merasa horornya tiba-tiba muncul dan terkesan tidak konsisten sih.


***


Secara keseluruhan, Last Night in Soho berubah menjadi film psikologi thriller yang bagus.

Apa Last Night in Soho kemudian menjadi film psikologi thriller terbaik versiku? Hmm, belum bisa dibilang begitu sih, sebab film ini berfokus pada pengembangan karakter, alih-alih memunculkan berbagai adegan teror dan horor yang intens. 

Filmnya yang elegan, cocok untuk pencinta tontonan horor-thriller-psikologis dengan alur cerita yang segar dan tidak biasa. 

Dengan segala elemen yang disuguhkan, film ini patut direkomendasikan.


***


Sekian ulasan untuk rekomendasi film psikologi thriller terbaik dari Mbak Anya Taylor-Joy, terima kasih sudah baca ya. Gimana pendapatmu? Tolong tulis di kolkom.


Film Anya Taylor-Joy lainnya: The Witch: A New England Folktale


Komentar