Review Film Kim Ji Young: Born 1982
Review Film Kim Ji Young: Born 1982 | Perempuan yang Terjebak Bayang Patriarki
Film ini related banget dengan kehidupan para ibu se-Asia. Aku yang belum menikah mendapatkan pelajaran berharga dari film ini. Selain banyak pelajaran, juga banyak bawangnya.
***
Judul: 82년생 김지영 / Kim Ji Young, Born 1982
Sutradara: Kim Do Young
Penulis: Jo Nam-Joo (novel), Yoo Young Ah (naskah)
Sinematografi: Lee Sung-Jae
Genre: Psychological, Life, Drama
Tag: Feminist Message, Motherhood, Depression, Mother-Daughter Relationship, Adapted From A Novel, Father-Daughter Relationship, Supportive Husband, Supportive Mother, Loving Husband
Country: South Korea
Type: Movie
Release Date: Oct 23, 2019
Duration: 2 hr. 0 min.
Distributor: Lotte Cultureworks
Rating Usia: 16+
***
Sinopsis dan Review Film Kim Ji Young: Born 1982
Kim Ji Young (Jung Yu Mi) memiliki salah satu nama wanita paling umum untuk orang seusianya di Korea Selatan. Dia bekerja di agensi PR.
Kim Ji Young menikahi Jung Dae Hyun (Gong Yoo) dan memiliki seorang putri. Agar bisa membesarkan putrinya, Kim Ji Young memilih berhenti dari pekerjaannya. Dia pun menjalani kehidupan biasa sampai saat ini.
Tiba-tiba, Kim Ji Young mulai berbicara seperti ibunya, kakak perempuannya, dan orang lain. Dia sepertinya dirasuki oleh orang lain. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?
***
Susah sekali bagiku untuk meringkas kisah hidup Kim Ji Young, ditambah belum membaca novelnya, untuk mereview film ini.
Yang aku rasakan dalam film ini adalah estetik.
Begitu pendapat singkatku saat film ini selesai. Seorang perempuan yang punya mimpi. Tapi, hidup, besar dan tinggal dalam lingkungan patriarki. Di mana laki-laki lebih dominan.
Aku tidak tahu letak keburukan film ini, hingga di Korea sana sampai harus mendapatkan kontroversi, yang pasti film ini akan sulit mendapatkan dukungan jika berada di lingkungan patriarki.
Yang kulihat dalam film ini adalah pelajaran, dari bagaimana suami sebagai lelaki terus mendukung dan menjaga istrinya dari belakang.
Kalimat Dae Han yang cukup kukagumi adalah, "Aku takut, aku khawatir. Aku takut kau menjadi begini karena aku." Sebuah kalimat yang dibutuhkan setiap wanita.
Wanita adalah makhluk yang kuat dan juga lemah secara bersamaan. Ji Young membuktikan bahwa dirinya kuat, kuat karena harus mematuhi mertua, kuat mengurusi anak dan rumah tangganya, kuat tertekan dan menahan segala rasa yang ingin dilakukannya.
Ditambah lagi menjadi ibu muda bukanlah perkara gampang, hal-hal seperti dikucilkan di keluarga sendiri, diremehkan di keluarga suami, belum lagi lingkungan kerjanya yang memperlakukan seorang ibu dengan tidak adil.
Baca juga: Review Film Little Woman
Tonton juga: Review Buku Mencari Ayah
Secara mental, Kim Ji Young kalah, lemah. Bagaimana bisa rumah tangga impian seperti yang dimiliki Ji Young justru mampu menciptakan taman depresi?
Sepanjang film, bahkan aku menangis untuk adegan di mana Jiyoung hanya berdiri menatap langit. Aku bisa merasakan betapa depresinya melakukan hal yang sama berulang kali. Aku bisa merasakan apa yang Jiyoung rasakan, walau aku tanpa status menikah.
Depresi sebuah kata yang ingin kuteriakkan pada orang-orang yang melihat Jiyoung dengan tatapan menyedihkan.
Tubuhnya tak sakit, jiwanya juga. Hanya saja... tingkat kelelahan mental telah memicu timbulnya depresi.
Lelah bahagia, lelah bersedih, lelah marah-marah dan lelah berpura-pura. Meskipun semua pekerjaan telah dikerjakan dengan baik, meskipun semua berjalan baik-baik saja. Tetap akan ada titik jenuh yang timbul. Mengeluh? Bukan. Tepatnya, titik itu adalah tanda bahwa jiwa hanya ingin sekadar beristirahat, sebentar saja.
Review Film Kim Ji Young: Born 1982 - Kelebihan Film
Kelebihan film ini ada di perasaan yang sangat realistis, sangat relatable dengan kehidupan para wanita.
Sesama perempuan, kita bisa dengan mudah mengerti dan merasakan posisi Kim Ji Young sebagai manusia. Di mana dia harus berjuang menyulap banyak identitas.
Mulai dari menjadi perempuan sesuai kodratnya, menjadi ibu yang baik, pribadi yang dihormati di dunia kerja, menjadi istri yang penyayang, menjadi menantu sesuai standar mertua, semua itu adalah standar hidup menjadi seorang perempuan yang terjebak dalam bayang-bayang patriarki.
Tidak salah bila pada akhirnya mentalnya terguncang, tidak semua orang bermental kuat. Tidak semua orang tidak punya retakan dalam jiwa. Aku sangat sedih dengan sakit yang dialami Ji Young, sebuah pertanda bahwa jiwanya sudah sangat lelah.
Gong Yoo sebagai Dae Han berhasil memerankan suami yang suportif. Cara-caranya meyakinkan Ji Young untuk mendapatkan bantuan, secara tidak langsung menunjukkan betapa dia sangat mencintai istrinya.
Review Film Kim Ji Young: Born 1982 - Kekurangan Film
Kekurangan film ada di menit-menit awal, saat kita yang belum membaca novelnya masih buta arah, kemana film ini akan membawa mata dan perasaan kita. Karena menit-menit awal terkesan lambat dan membosankan. Tapi, akting para pemain menjaga ritme dan rasa penasaran sampai akhir film.
***
Ini film yang menyayat hati, dibalut keestetikaan penuh ketenangan dalam berkomitmen. Banjir air mataku saat memahami peran apa saja yang dilakoni seorang istri.
Sehat selalu para istri, para ibu. Kalian wanita hebat. Tetap jaga kewarasan sebagai perempuan. Dunia membutuhkanmu!
Rating 10/10 untuk film ini.
Komentar
Posting Komentar