Cerpen Gratis: Jojo dan Lia
Cerpen Gratis: Jojo dan Lia
[Cerpen gratis kali ini lumayan ringan kok, terinspirasi dari gambar di atas itu. Selamat membaca ya Pengembara.]
Jojo sekolah di International school, dia seorang remaja laki-laki yang suka bersenang-senang dan penuh keisengan, selalu menemukan dirinya terjebak dalam situasi lucu. Di sekolah dia adalah badut yang selalu menghibur teman-temannya.
Suatu hari, Jojo menjadi pemurung. Teman-teman yang awalnya sengaja memberikan ruang untuk Jojo agar larut dalam duka, malah tersesat dan tak tahu cara untuk kembali menghibur Jojo.
Pada akhirnya, Jojo menjauh dari teman-temannya larut dalam hening. Berubah menjadi anak pendiam, tak ada lagi Jojo si badut kelas.
Dari sekian banyak teman yang menjauh, hanya satu remaja perempuan yang masih tetap mencoba untuk menjaga jarak agar tetap dekat di sisi Jojo.
Jojo selalu mengabaikannya, sama seperti teman lainnya.
Dia dulunya adalah siswi pindahan di kelas Jojo, bernama Lia. Lia juga sama seperti teman-teman sekelas yang selalu suka pada sifat lucu Jojo. Apalagi, selama berbulan-bulan di sekolah ini, Lia telah jatuh cinta pada Jojo, cinta pertama masa remaja yang mendebarkan.
"Jo, makan bareng yuk?"
"Jo, pulang bareng yuk?"
"Jo, pinjam buku matematikamu dong!"
Semua ajakan Lia selalu berbuah penolakan dari Jojo akhir-akhir ini. Tapi, Lia tidak pernah pantang menyerah. Dia suka bagaimana wajah Jojo memerah atau memucat saat dia menggoda dan mengganggunya.
Baca juga: Crazy Little Thing Called Love
Artikel lainnya: Hwayuki: A Korean Odyssey
Suatu hari yang cerah, Jojo sedang menikmati istirahat makan siang dengan sahabatnya, Max. Jojo sengaja makan bersama Max, agar dia tidak bertemu Lia.
Saat mereka duduk di bawah pohon besar, Jojo tidak menyadari bahwa Lia sudah menemukannya dari balkon lantai tiga.
"Jojo! Tunggu situ! Aku ke situ!" panggil Lia dengan rambut ikal yang melambai-lambai saat dia berlari.
Mata Jojo membesar dengan kecemasan. Dia berpaling ke arah Max dan berbisik, "Astaga, dia datang lagi."
"Udah cuekin aja!" ujar Max si bule campuran Manado, melanjutkan makan roti lapisnya yang sisa beberapa gigit lagi.
Akhirnya, Lia mencapai tempat mereka, sedikit terengah-engah karena berlari.
"Kamu kok nggak makan di kelas sama aku sih? Aku nungguin kamu, kirain mau ajak aku ke kantin," seru Lia dengan mata berbinar-binar penuh kegembiraan.
Jojo menggaruk kepalanya gugup dan menjawab, "Maaf."
Max menatap risih, "Aku cabut ke kelas dulu ya!"
Max pergi meninggalkan Jojo, Jojo melirik Max yang semakin menjauh. Kemudian beralih kepada Lia yang kebingungan usai ditinggal Max.
Wajah Lia kembali berseri-seri, saat Max semakin menjauh. Dia senang akhirnya Max memberinya waktu untuk berduaan dengan Jojo. Tapi, Jojo hanya diam. Jojo sedang mencari cara untuk menghindari Lia dan menolaknya dengan lembut tanpa melukai perasaannya.
"Masuk ke kelas sama-sama yuk!" Lia menggandeng Jojo. Jojo menatap Lia dengan pandangan penuh arti. Senyuman Lia tergambar begitu manis, ada riak-riak aneh di dalam diri Jojo.
"Aku sedih lihat kamu akhir-akhir ini murung terus! Ayo, semangat!"
Jojo ikut saja dengan ajakan Lia. Dia membiarkan remaja ramah itu membawa Jojo kembali ke kelas.
"Jojo!" Suara dari belakang mengalihkan Jojo. Jojo melepaskan tangan Lia dan bergerak menuju suara yang memanggilnya.
Lia terdiam, mendadak sedih karena Jojo langsung pergi begitu dipanggil oleh Salma. Murid cantik berambut hitam lurus panjang sepinggang, yang duduk di bangku depan Jojo.
"Aku boleh pinjam buku matematika kamu, nggak? Kemarin ada yang kurang aku catat. Eh, kamu udah baikan kan?"
"Iya, kok! Ayo pergi!" Jojo mendahului Salma dan meninggalkan Lia sendirian.
Lia terkejut, dia tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa dan ikut berjalan di belakang Salma dan Jojo.
Sesekali, Jojo melirik ke belakang. Dia merasa bersalah melihat betapa kecewanya Lia. Tapi, Jojo harus memperbaikinya dengan cara apapun. Ini salah, Lia tidak seharusnya mengejar-ngejar Jojo.
***
Artikel lainnya: A Girl at My Door
Mungkin Anda sukai: A Dogs Journey
Hari berikutnya, Lia melihat Jojo masih pagi-pagi sudah datang ke sekolah. Ini membuat mereka berdua jadi murid yang datang lebih awal.
Lia teringat bagaimana kemarin dia dicueki oleh Jojo, Lia pun duduk tepat di sebelah Jojo tanpa sepatah katapun.
"Lia?" Panggilan Jojo membuat mata Lia membulat. "Boleh kita bicara?"
Lia kaget mendengar permintaan Jojo, tapi juga senang. "Iya, Jo! Ada apa?"
Jojo diam beberapa saat, Lia menantikan dengan wajah yang berseri-seri. Jojo kemudian mengambil napas dalam-dalam dan berkata, "Aku mau minta maaf karena kemarin udah cuekin kamu."
"Nggak apa-apa kok! Dulu, waktu awal-awal aku pindah, aku juga sering cuekin bercandaan kamu."
"Kita .... Anu, aku nggak seharusnya bilang ini ke kamu! Kita—"
"Bilang apa? Kita apa?"
"Aku itu pengin banget kamu cepat sembuh dan ngumpul di sini lagi. Seperti hari itu."
"Seperti hari apa?" Lia beralih ke samping meja Jojo, dengan wajah imut menatap Jojo.
"Ini nggak benar, Lia." Jojo berdiri, menolak kontak mata dengan Lia. "Aku nggak sanggup lihat kamu berkeliaran di sekolah ini. Teman-teman juga ketakutan karena mereka tidak bisa melihat tapi bisa merasakan kehadiran kamu."
"Maksud kamu apa?" Lia kesal memukul meja dengan tangan-tangan kecilnya.
"Kamu sudah meninggal semalam, Lia!"
Lia terkejut, wajahnya memperlihatkan kekesalan. Ucapan Jojo terdengar seperti hinaan baginya. Apa Jojo sebegitu tak ingin Lia mengganggu dan mengharapkan cinta seperti dulu?
"Selama beberapa minggu ini kamu koma di rumah sakit dan itu semua karena aku! Dan selama seminggu kamu berkeliaran di hadapanku." Jojo tersungkur di lantai. Mengingat bagaimana dia yang baru saja menyatakan perasaan kepada Lia, malah harus pulang terlebih dulu dan membiarkan Lia pulang sendirian.
Lia kecelakaan saat pulang dari kencan pertamanya dengan Jojo.
Lia menangis melihat Jojo, Lia melirik cermin di belakang kelas dan menyadari bahwa dirinya tak punya bayangan. Lia terdiam, kemudian pergi meninggalkan Jojo sendirian.
***
Saat matahari semakin meninggi, meja Lia dipenuhi bunga-bunga dan foto cantiknya di letakkan di bangku. Max, Salma dan lainnya turut berduka. Si gadis cantik, pacar sehari Jojo itu telah berpulang. Kini, hanya Jojo yang bisa melihat Lia yang sedang menangis di depan mejanya sendiri, saat menyadari bahwa dirinya tak lagi nyata.
Gorontalo, Juni 2023
Komentar
Posting Komentar