Review Film Sedih: The Fault In Our Stars
Review Film Sedih: The fault In Our Stars
Suatu hari, adikku cerita kalau dia nonton film bagus sama teman-temannya di sekolah. Karena minat kita sama-sama suka nonton, jadi dia merekomendasikan film ini buat aku tonton deh.
Di bawah ini ulasannya ya ....
***
Judul: The Fault in Our Stars
Sutradara: Josh Boone
Berdasarkan: Buku The Fault in Our Stars by John Green
Produser: Wyck Godfrey, Marty Bowen
Genre: Romance, Teenlit, Drama
Pemain: Shailene Woodley, Ansel Elgort, Laura Dern, Sam Trammell, Nat Wolff, Willem Dafoe
Sinematografi: Ben Richardson
Produksi oleh: Fox 2000 Pictures, Temple Hill Entertainment, TSG Entertainment
Distribusi oleh: 20th Century Fox
Rilis: 16 Mei 2014 (Seattle Internasional Film Festival), 2 Juni 2014 (Amerika)
Durasi: 126 menit
Negara: Amerika
Bahasa: Inggris
Rating Usia: 17+ (kurang ramah anak, gaes)
***
Sinopsis Film Sedih The Fault In Our Stars:
Gadis remaja Indianapolis; Hazel Grace Lancaster (Shailene Woodley) hidup dengan kanker tiroid yang telah menyebar ke paru-parunya. Percaya bahwa Hazel depresi, sang ibu mendesaknya untuk menghadiri kelompok pendukung pasien kanker mingguan.
Di sana, Hazel bertemu Augustus "Gus" Waters (Ansel Elgort) yang berada di kelompok pendukung temannya Isaac (Nat Wolff); penderita kanker mata. Gus kehilangan satu kaki karena kanker tulang tetapi akhirnya sembuh. Hazel dan Gus terikat pada hobi mereka dan setuju untuk membaca buku favorit masing-masing. Gus memberikan Hazel buku The Prince of Dawn, sementara Hazel merekomendasikan An Imperial Affliction, sebuah novel tentang seorang gadis penderita kanker bernama Anna yang mirip dengan pengalaman Hazel sendiri, tetapi memiliki akhir yang tidak terduga. Pengarangnya, Peter Van Houten (Willem Dafoe), mundur ke Amsterdam setelah novel tersebut diterbitkan dan kabarnya tidak terdengar lagi.
Beberapa minggu kemudian, Gus memberi tahu Hazel menemukan Van Houten. Gus juga mengejutkan Hazel dengan tiket ke Amsterdam. Mereka akhirnya menemukan Van Houten yang jauh dari ekspektasi. Dalam prosesnya Gus dan Hazel saling mengakui perasaan dan kondisi masing-masing. Sayangnya, takdir berkata lain.
***
Review Film Sedih The Fault In Our Stars: Rating 8.8, untuk film yang lumayan bikin mewek ini huhuhu....
Awalnya aku nggak tahu kalau film ini datang dari ide milik John Green dalam novelnya. So, sebagai yang belum baca bukunya, izinkan aku mengulas versi filmnya.
Secara premis, ini tuh boleh dibilang sangat umum sih, klise. Kayak film-film remaja romantis lain yang ngebahas soal perjalanan cinta dan perpisahan. Apalagi soal kanker. Sepertinya ada banyak film, buku dan drama yang pernah pakai ide beginian.
Bedanya, kedua-dua tokoh utama adalah penderita kanker yang saling dukung dan jatuh cinta hingga kematian memisahkan mereka. Rasa kehilangan yang dimunculkan dalam film ini, membuat siapa pun yang pernah ditinggalkan akan merasa terhubung. Sedia tisu, karena dada bakal sesak banget kalau kamu nggak tahan sama adegan menyentuh.
Di film ini, aku sangat suka karakter Hazel yang nggak bisa disebut pesimis, tapi nggak optimis-optimis banget. Sebagai, orang yang sering sakit-sakitan, aku bisa sangat related dengan rasa cemburu Hazel pada teman sebayanya yang bisa bebas pergi tanpa tabung oksigen. Aku pun mengalami ini, di saat aku berjuang untuk bisa tetap sekolah, teman-temanku menikmati kehidupan sekolah dengan bersenang-senang.
Sama seperti aku, Hazel juga bosan dengan aktivitas keseharian yang lebih banyak di rumah. Tapi, di sisi lain juga terlalu malas untuk ikut-ikutan perkumpulan orang penyakitan wkwkwk.
Beruntung, hidup Hazel jadi berwarna saat ketemu Gus dan inilah si kemudi cerita.
Kelebihan film ini ada banyak ya, mulai dari alur cerita yang runut meskipun premis umum, pengambilan gambar yang bagus untuk tahun segitu, akting pemain dan sinematografinya juga oke.
Nggak banyak kekurangannya sih, tapi film ini bukan tipe film yang membekas di aku. Apalagi dialog yang dimunculkan agak dramatis dan apa ya? Kayak aku kurang mudeng gitu. Ya, aku tahu.... namanya juga melo-romance.
Ada sih, titik tertentu yang bikin tertegun karena maknanya cukup dalam. Apalagi ada quotes-quotes gitu.
Kayak; you gave me a forever within the numbered days and for that, I'm eternally grateful.
Artinya; kamu memberiku segalanya dalam hitungan hari dan untuk itu, aku sangat berterima kasih.
Ya, kurang lebih artinya begitu. Jadi, The Fault in Our Stars aku rekomendasikan bagi romance lovers aja, kalau yang gampang bosan nonton melodrama, ekhm... boleh dicoba sih, siapa tahu cocok. Selamat menonton ya!
Komentar
Posting Komentar