Joko Anwar's Nightmares and Daydreams (2024): Series Netflix Indonesia
Joko Anwar's Nightmares and Daydreams (2024): Series Netflix Indonesia
Aku menonton series ini pada akhir September 2024 dan bikin ulasannya pada Oktober 2024. Tapi, baru dipost di blog hari ini. Nggak apa-apa telat ya, series-nya cukup seru untuk ditonton kok.
Langsung saja ya masuk ke pembahasan series Netflix terbaru yang menggabungkan genre sci-fi, supranatural dan misteri.
This is Joko Anwar's Nightmares and Daydreams....
⚠️ SPOILER ALERT⚠️
***
Sinopsis Series Joko Anwar's Nightmares and Daydreams:
Series Netflix ini membawakan tujuh cerita mencengangkan. Di mana berbagai fenomena fiksi ilmiah, supernatural hingga thriller saling terkait. Mengangkat tema misteri dan horor psikologis juga, series ini adalah hasil dari imajinasi sang sutradara terkenal, Joko Anwar, yang menggabungkan elemen-elemen tak terduga, tentang fenomena dan keanehan orang-orang dengan setting kota Jakarta dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
Sesuai kebiasaan Kak Bi kalau bahas series, mari kita bahas sinopsisnya per-episode ya.
1. Old House (1 jam 2 menit)
Pada tahun 2015, seorang sopir taksi dengan kehidupan sederhananya menemukan rumah jompo misterius untuk orang-orang superkaya. Terdorong keadaan yang rumit, Panji si sopir taksi memasukkan ibunya ke dalam panti jompo secara gratis.
Ketika Panji datang berkunjung sekaligus membawa ibunya pergi, Panji justru menyadari kalau tempat itu menyimpan rahasia kegelapan yang mengerikan.
2. The Orphan (47 menit)
Bersetting Oktober 2024, The Orphan menceritakan sepasang suami istri bernama Iyos dan Ipah yang hidup miskin, mereka bahkan tinggal di tempat pembuangan sampah akhir.
Suatu hari, mereka mendengar rumor tentang kemampuan luar biasa seorang anak. Pasangan ini pun memutuskan untuk mengadopsi anak yatim piatu yang katanya akan menjanjikan kekayaan dalam enam hari.
Akan tetapi, tepat di hari ketujuh, setelah mendapatkan apa yang diinginkan. Keduanya dihadapkan pada bahaya mematikan yang takkan bisa dihindari.
3. Poems and Pain (47 menit)
Rania adalah seorang penulis Best Seller, dan pada tahun 2022 dia sempat mengalami kebuntuan ide. Demi kembali merasakan momen penulis Best Seller, Rania membuat buku kedua dari buku sebelumnya.
Nahas, Rania mulai merasakan bahwa hidupnya seolah terkoneksi dengan karakter utama dalam novelnya. Rania bahkan bisa melihat sudut pandang dan mengalami memar serta luka dari karakter utama buatannya.
Rupanya, sosok karakter misterius itu adalah sesuatu yang pernah hilang dan sangat penting dalam hidup Rania. Rania pun mencari sosok karakter itu dan tak sengaja bertemu dunia misterius, Agartha.
4. The Encounter (57 menit)
Tahun 1985, sebuah kompleks tengah terancam penggusuran. Di sana ada komunitas nelayan yang terpikat pada Wahyu, seorang pria pendiam yang katanya berhasil memotret benda misterius di langit malam.
Temuan Wahyu menjadi tanda yang diyakini warga nelayan sebagai utusan Tuhan. Hal ini memicu serangkaian peristiwa yang akan mengubah nasib mereka semua, selamanya.
5. The Other Side (49 menit)
Pada tahun 1997, Bandi, seorang mantan pegawai bioskop pergi membeli obat untuk istrinya; Dewi dan singgah dulu ke bioskop terbengkalai tempatnya pernah bekerja.
Namun, kunjungan itu membawa dampak yang tak terduga pada hidup Bandi. Bandi dinyatakan hilang, dan justru muncul beberapa tahun setelahnya, tepat pada tahun 1999 dan 2004. Kemunculannya membuat Dewi menyadari bahwa ada hal aneh yang sudah terjadi kepada Bandi selama ini.
6. Hypnotized (50 menit)
Tahun 2022, mencari pekerjaan serba susah. Ali si teknisi elektronik yang terdesak oleh berbagai kebutuhan pun begitu.
Berhubung Ali pernah belajar seni hipnotis dari tetangga dan tidak pernah memakainya selama ini, dikarenakan tuntutan ekonomi, Ali terbujuk untuk sekali saja mencoba teknik hipnotisnya.
Namun, setelah menggunakan hipnotis untuk keuntungannya sendiri, Ali justru terjebak dan harus menghadapi konsekuensi mendebarkan dari tindakan buruknya itu.
7. P.O. BOX (52 menit)
Pada April 2024, seorang penaksir berlian bernama Valdya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti petunjuk misterius demi menemukan kakaknya yang hilang.
Pencarian ini membawanya ke sebuah tempat di mana ada sekte sesat yang suka menikmati anggota tubuh terbaik dari manusia. Di sini, Valdya bertemu dengan sosok-sosok superhero yang akan menyelamatkannya.
***
Baca juga: Sejarah, Tujuan, Pengertian Fotografi
Review lainnya: 2012
Rating 8.5 untuk keseluruhan series ini. Tapi, untuk masing-masing episode, Kak Bi punya rating poin sendiri karena ada episode yang disuka dan yang B aja.
Pokoknya sebelum masuk ke ulasan per episode, series dengan ending menyebalkan pada beberapa episodenya ini, terlebih dulu Kak Bi akan bahas poin-poin pentingnya.
***
Plot dan Ide Segar:
Senang sekali rasanya melihat Indonesia semakin berani memamerkan ide kreatif dalam proses pembuatan film dan serial-serial kece, seperti ini.
Joko Anwar's Nightmares and Daydreams, datang dengan plot menarik yang sempat menipu Kak Bi di episode pertamanya.
Secara plot, setiap episode ternyata terhubung satu sama lain. Meskipun sebenarnya bagi orang yng hobi nonton, plot dan ide cerita seperti ini sudah tidak sepenuhnya orisinal. Tapi, karena produksi Indonesia serta adanya elemen-elemen baru yang tidak ada di film-film luar negeri, menambah plot twist yang nyegerin banget rasanya.
Permainan Genre dan Tema:
Setiap episode mencatut genre yang beragam, mulai dari horor, thriller, misteri, fiksi ilmiah hingga supranatural. Serta tema seperti kemiskinan, penculikan, dan eksploitasi manusia.
Meskipun begitu, tidak semua ceritanya menakutkan kok. Ditambah, karena setiap episode punya cerita mandiri, jadinya ya rasanya beda-beda meskipun sebenarnya semua episode saling terhubung.
Akan tetapi, karena seolah memasukkan semua genre gelap ke dalam 7 episode, rasanya malah kurang sih. Kurang pas, entah kenapa malah terasa berlebihan. Bayangkan saja permainan genre ini berubah jadi horor-fiksi ilmiah ke superhero-superhero. Aku kurang menyangka kalau series ini malah berakhir jadi film superhero.
Estetika dan Efek Visual yang Sudah Cukup Bagus:
Indonesia, harus lebih banyak belajar dari Hollywood maupun KorSel soal penggunaan efek-efek CGI. Walaupun efek CGI lumayan bagus, tapi memang belum bisa dibandingkan dengan produksi Hollywood.
Tapi, kualitas visualnya cukup mengesankan kok. Sinematografi yang menggambarkan kehidupan Jakarta, entah dari sisi gelap maupun terangnya, cukup terasa.
Dengan tumpang tindih di tujuh episode dalam menampilkan beragam fenomena aneh dan makhluk supranatural kayak alien, malaikat, hingga iblis, memang agak terasa dipaksa. Contohnya saja, sosok pemakan usia di episode Old House, sumpah ya, aku dan adik sepupu ketawa lihat monsternya. Karena kurang mulus CGI-nya. Padahal episode Old House menurutku sudah sangat bagus, dengan durasinya yang pas dan suasana tegang yang berhasil dibangun dari awal. Sayangnya dirusak dengan kemunculan monster dan ending yang bikin kaget karena habis gitu aja.
Tapi, aku akui, secara keseluruhan series ini berhasil menghadirkan sinematografi yang memanjakan mata kok. Cuma kurang mulus aja, sebagai langkah pertama menuju genre fiksi ilmiah, pencapaian teknis ini patut diapresiasi. Tepuk tangan untuk Joko Anwar's Nightmares and Daydreams.
***
Persamaan dalam Setiap Episode:
Pada awalnya, serial ini berhasil menarik perhatianku dengan kisah-kisah yang kuat dan terstruktur. Tapi entah kenapa, selalu saja merasa mood tidak bagus karena secara cerita kualitasnya agak menurun dari pertengahan hingga ending. Soalnya adegan akhir selalu bikin yang bingung, seolah-olah ada keharusan untuk kasih twist tambahan yang malah bikin aku dan adik sepupu gagal mencerna saat menonton eheheh....
Dan ini terjadi hampir di ketujuh episode, kecuali Poems and Pain.
Artikel lainnya: 2010: The Year We Make Contact
Mungkin Anda sukai: Review Film Waktu Maghrib
Review Singkat dan Rating Episode 1-7:
1. Old House (Rating 8.7/10)
Aku suka episode ini, karena vibes menegangkannya terasa banget. Aku sampai bikin heboh orang serumah gegara teriakin anak Panji yang hampir jatuh dari balkon dan waktu Panji sembunyi di bawah ranjang waktu ritual sekte berlangsung.
Gorenya juga dapat, ending yang menggantung bikin aku jadi penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Sayang, kemunculan 'monster' yang menghisap umur kurang aku suka ehehe...
2. The Orphan (Rating 9/10)
Entahlah, pokoknya aku suka ini. Drama dan misterinya berasa.
3. Poems and Pain (Rating 9.7/10):
Si juara, dari semua episode dan aku paling suka ini. Benar-benar nggak tertebak, aku sempat menduga kalau ini dunia paralel atau kesurupan eh ternyata wow. Mana endingnya juga bagus. Mantap.
Sayangnya, ada agenda lagibatuq rupanya dan ini mengurangi penilaianku ehehe. 10 poin sih kalau nggak agenda lagibatuq.
4. The Encounter (Rating 5/10)
Entahlah, nonton ini aku dan adik sepupu benar-benar bosan. Kita beberapa kali sepakat untuk skip beberapa adegan karena terlalu banyak ngomong.
Demi menjaga mood nobar, aku selalu bilang, "Pasti ini awal mula semua cerita yang ada. Ini pasti awalannya. Jadi, kita harus nonton biar ngerti."
Lah, di episode 7 malah cuma jadi Avengers wkwkw....
5. The Other Side (Rating 8.5/10)
Sebagai pencinta alur maju mundur dan time traveler. Episode ini sebenarnya bisa jadi juara. Karena aku menikmati setiap momen yang terjadi pada Bandi dan Dewi. Hanya saja, ending episode yang memperlihatkan Dewi sebentar si tokoh utama bikin aku jadi bertanya-tanya soal si Bandi yang dari awal dibahas terus.
6. Hypnotized (Rating 7.5/10)
Episode ini bakal terasa lebih bagus kalau tidak berlama-lama di lingkaran hipnotis. Rasanya lama banget Ali balik ke kesadarannya. Ada satu hal juga yang bikin aku sempat bingung, yaitu kapan momen Ali mengetahui nama Bu Dewi? Nama orang yang dihipnotisnya di ATM. Ini tidak dijelaskan atau aku yang luput. Soalnya, tahu-tahu Ali sudah sebut nama Bu Dewi. Hmm...
7. P.O Box (Rating 7.5)
Aura misteri, ngeri dan thriller-nya terasa banget. Di awal-awal vibes-nya kayak film Thailand gitu. Tapi, semua kekaguman runtuh karena pada akhirnya episode ini mengubah semua episode yanh sudah ada menjadi pencarian sosok superhero dengan kemampuan ajaib.
Bukan tipe penyelesaian yang sesuai ekspektasiku sih. Ditambah kurangnya penjelasan yang super mendetail tentang hubungan Agartha, para Superhero, sekte sesat dan anak adopsi Iyos dan Ipah.
***
Urutan Timeline Series Joko Anwar's Nightmares and Daydreams:
The Encounter (1985) —> The Other Side (1997, 1999, 2004) —> Old House (2015) —> Poems and Pain dan Hypnotized (2022) —> P.O Box dan The Orphan (April dan Oktober 2024)
***
Ya, sekian ulasan series Netflix kali ini. Sangking panjang dan bersemangat saat mengetik, tidak terasa jadi sepanjang ini. Intinya Series Netflix Joko Anwar's Nightmares and Daydreams ini adalah eksperimen berani dalam kolaborasi genre horor dan sci-fi di ranah sinema Indonesia.
Semoga ini menjadi awal dari era baru perfilman Indonesia ya. Terima kasih sudah membaca review panjang ini, semoga tidak kena spoiler ya.











Komentar
Posting Komentar