Terbaru
Cerpen Humor Kak Bi: NODA
Cerpen Humor Kak Bi: NODA
Dalam dunia sastra, cerpen humor punya daya tarik uniknya sendiri. Meskipun mungkin hanya terdiri dari sejumlah paragraf, tapi cerpen humor harus mampu membangun ketertarikan pembaca, menghidupkan karakter, dan menyuguhkan pengalaman komedi dalam sekejap.
Secara eksekusi sebenarnya cukup sulit bagiku, makanya selama ini cerpen humorku mungkin tidak terasa begitu lucu. Tapi, aku akan terus mencoba kok, supaya cerpen-cerpenku tetap berwarna, nggak cuma gelap-gelapan dari genre horor dan misteri aja.
So, selamat membaca ya~~
***
[Cerpen Humor Kak Bi] Akhir-akhir ini aku menyadari kalau Rio sering pulang telat. Lembur-tidak lembur dia selalu saja pulang larut malam. Sebenernya ini agak mencurigakan, tapi aku anggap dia sedang mempergunakan kelonggaran yanh kuberikan.
Pernikahan kami baru 3 tahun lebih, dengan usia anak yang baru menginjak setahun. Padahal orang-orang bilang, tiga tahun pernikahan itu masih manis-manisnya. Tapi, kenapa rumah tanggaku tidak begitu ya? Entah kami terlalu sibuk masing-masing? Atau kebebasan yang kami berdua anut malah kebablasan.
Aku juga tidak mempermasalahkan kalau Rio yang sering telat pulang, aku benar-benar memberikan kebebasan secara harfiah untuknya, dia juga jarang mengeluhkan aku yang tidak sering menyapanya saat sampai di rumah. Entah dia pengertian karena aku sibuk seharian, menjaga anak kami sampai mengurusi rumah, di sela aku yang bekerja sebagai reseller beberapa produk kecantikan atau memang dia tidak peduli.
Meskipun sering telat pulang, kadang Rio membawakanku makanan bahkan hadiah. Jadi, aku memang tak punya celah untuk bisa protes.
Akan tetapi, semakin lama rasanya semakin tidak beres. Terkadang aku mencium aroma parfum yang tidak sesuai dengan parfum di rumah, bahkan berbeda dari parfum yang pernah Rio belikan. Lebih enak dan gilanya, aku suka aroma parfum itu.
Baca cerpen lainnya: Dua cerpen komedi tentang sikat gigi
Mungkin Anda sukai: Review Film Han Ji Min: Miss Baek
Tibalah waktu yang membuatku kecewa berat. Awalnya aku cuek saja dan mencoba berpikir positif saat menemukan noda lipstik yang sama di beberapa kemejanya selama berhari-hari. Kemudian, hari ini aku memeriksa koleksi lipstik di meja rias dan tidak menemukan shade yang sama dengan lipstik di kemeja Rio.
Aku memasukkan semua pakaian Rio ke dalam laundry bag dan meletakkannya di dekat mesin cuci. Rasanya penasaran sekali.
"Kamu kapan pulang?" Aku menyerangnya begitu tiba di ruang makan. Dia sedang sarapan sambil bermain dengan putri kecil kami.
"Belum pergi, sudah ditanya pulang? Tumben?" jawab Rio sekenanya malah balik bertanya.
"Itu noda lipstik apa di kemeja kamu?" cercaku lagi.
"Hah?" Rio terdiam, dia mendadak menundukkan kepala.
"Jawab! Noda lipstik apa?" seruku agak keras.
"Aku bisa jelasin, sayang!" Rio mencoba menggapai tanganku.
"Hah, aku nggak peduli kamu mau selingkuh atau nggak. Aku nggak butuh penjelasan. Tapi—"
"Tapi, apa?" selanya.
"Tanyain ke dia, lipstiknya merek apa? Dan shade nomor berapa? Kayaknya aku belum punya deh warna lipstik kayak gitu?"
"Ah, iya .... Nanti aku tanyain ke dia deh!" jawabnya cengengesan.
"Sekalian, tanyain juga parfumnya apaan? Aku sering cium baunya di celana sama kemeja kamu!" Aku menahan kesal yang sudah membuncah.
"Itu, parfum yang sama kayak punya kamu kok!" ucapnya membuatku melotot. "Apa nggak sama ya? Beda ya baunya?"
"Oh ya, satu lagi."
"Apa, Sayang?"
"Anterin aku ke rumah mama nanti sore!" ucapku marah.
"Buat apa?" tanyanya berdiri dari kursi.
"Buat pisahlah! Kamu kan barusan ngaku kalau selingkuh!" Aku segera memeluk putri kami dan membawanya masuk ke dalam kamar.
"Tiara sayang, aku bisa jelasin!" Rio menyusul ke kamar.
"Udah ya, Sayang. Kamu berangkat ke kantor, temuin dia, tanyain merek dan shade lipstik, sekalian juga parfumnya. Setelah itu, cepat pulang." Aku mendorongnya.
"Sayang! Maafin aku! Yah, gara-gara noda doang. Jangan gini dong!"
"Pergi, nggak?!?" Aku mengusirnya, masih menahan emosi.
Rio akhirnya pergi ke kantor, aku segera mengemasi pakaian untuk dibawa pulang ke rumah mama. Biar kapok sekalian dia, sudah kuberi kelonggaran, tidak pernah banyak menuntutnya eh malah diselingkuhi. Dasar tidak tahu diuntung.
"Hah? Noda doang? Kamu tuh udah bikin noda di pernikahan kita!" gerutuku menggapai bingkai foto pernikahan kami dan membaliknya di atas meja.
Aku segera pergi meninggalkan rumah, buat apa menunggunya? Tapi, aku berharap Rio bisa datang membawakan info merk dan shade lipstik wanita itu. Aku penasaran, kenapa warnanya cantik sih?
***
Beberapa hari kemudian, sebuah chat masuk ke WA-ku.
"Ddihh!" gerutuku sembari mencari lipstik dan parfum yang disebutkannya di e-commerce.
***
TAMAT
Gorontalo, 3 Desember 2023
Sekian cerpen humor hari ini, semoga bisa menghiburmu ya. Wah, kalau kamu jadi Tiara bakal bagaimana nih menghadapi lelaki modelan Rio? Komen di bawah ya~~Pengembara.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar