Langsung ke konten utama

Terbaru

Cerita Fiksi Ilmiah: Permintaan Terakhir

Cerita Fiksi Ilmiah: Permintaan Terakhir Cerita fiksi ilmiah adalah genre yang mengeksplorasi konsep perjalanan waktu, eksplorasi luar angkasa, teknologi canggih, dan perubahan sosial atau politik yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmiah. *** [Cerita Fiksi Ilmiah ] Pada tahun 2085, dunia telah berubah drastis. Saat ini, mesin-mesin secara 75 persen telah menggantikan pekerjaan manusia. Vending machine, tidak hanya mengeluarkan minuman, makanan, atau boneka. Semua hal yang dulunya dikerjakan oleh pegawai atau pelayan digantikan oleh mesin. Dunia ini bahkan diisi oleh robot-robot mini penjaja listrik untuk mengisi daya mobil listrik dan sebagainya. Manusia hanya bertugas sebagai pemelihara mesin dan menjalankan tugas ringan.  Bahkan ada mesin jahit otomatis yang bisa mengukur badan calon pembeli, menggunting, menjahit hingga membuat payet secara presisi. Manusianya hanya membeli bahan kain dari vending machine di pusat pertokoan dan memasukkan bahan-bahan dasar berupa benang dan bah...

Dua Cerpen Komedi tentang Sikat Gigi

Dua Cerpen Komedi tentang Sikat Gigi


Halo Pengembara, apa kabarnya? Semoga sehat selalu ya. Hari ini aku bawakan cerpen komedi singkat yang terinspirasi dari gambar soal sikat gigi.


Ada dua cerpen komedi singkat yang sudah aku buat, semoga suka, semoga terhibur ya.

***


1. Cerpen Komedi Singkat: Sikat Gigi Saat Puasa


Ini hari pertama puasa, Budi yang beberapa bulan lalu baru disunat, bertekad untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik. 

Budi bangun sahur tepat waktu, shalat Subuh berjamaah, bahkan baca Al-Qur’an beberapa lembar bersama bapak. Semua berjalan lancar ... sampai jam sepuluh pagi.  

Tiba-tiba, Budi merasa ada yang aneh di mulutnya. Napasnya mulai mengeluarkan aroma yang ... ah, tak perlu dijelaskan. Pokoknya, kalau sampai ada yang mencium, bisa pingsan seketika.  

"Ini tidak bisa dibiarkan!" serunya dalam hati.  

Tanpa pikir panjang, Budi pergi ke kamar mandi, meraih sikat gigi berwarna ungu dan pasta gigi rasa mint yang super segar. Lalu, dengan semangat juang seorang ksatria, Budi mulai menyikat giginya di depan cermin kamar mandi.  

Srek... srek... srek...  

Sensasi segar mulai menyebar. Mulutnya kembali bersih, napasnya pun harum semerbak. Tapi, di tengah-tengah itu semua, pikirannya mendadak dihantam satu pertanyaan; "Eh ... ini masih puasa, kan ya?" 

Budi terdiam. Jantungnya berdegup. Apakah sikat gigi membatalkan puasa? Dia mencoba mengingat kembali kajian yang pernah didengarnya.  

"Kata ustaz, selama nggak tertelan, nggak batal ...," gumamnya.  

Namun, detik berikutnya, Budi merasakan sesuatu mengalir di tenggorokannya. Rasa mint, yang tiba-tiba masuk ke dalam rongga leher itu membuatnya panik.

Panik gak? Panik lah!

Budi buru-buru berkumur, bagian gigi kanan, gigi kiri, dan tengah. Tapi, tetap saja, mulut dan lehernya masih terasa dingin seperti pegunungan bersalju.  

"Astaghfirullah! Batal nggak ini?"  

Budi keluar kamar mandi dengan wajah penuh kebimbangan. Ibunya yang sedang duduk di ruang tamu sambil melipat baju melihat Budi dengan curiga.  

"Kenapa kamu?"  

Budi ragu-ragu. "Bu ... sikat gigi pas puasa itu batal nggak, ya? Apalagi rasanya mint."  

Ibunya menatap Budi lama, lalu berkata santai, "Nggak batal sih, apalagi kalau nggak sengaja ketelan. Tapi kalau pake pasta gigi yang rasanya kayak mint, ya ...."  

Budi menelan ludah dan baru sadar bahwa ludahnya masih terasa mint.  

"Yaaahhh ...." Budi manyun.

Ibunya hanya geleng-geleng kepala. "Ya udah, puasa aja terus, semoga masih sah. Besok-besok gosok giginya habis sahur aja, jangan nekat lagi."  

Budi menghela napas panjang. "Iya, Bu ... tapi kalau nanti ada yang pingsan kena bau napasku, jangan salahin aku ya ...."  

"Iya, bau mulut orang puasa itu, ibarat bau sorga!" ujar Ibu tertawa kecil.

"Tapi, tadi bau tahi gigi sih!" ucap Budi polos, bikin Ibu ngakak terguling-guling.


TAMAT.
Gorontalo, 15 Maret 2025


Baca juga: Dua Cincin
Cerpen lainnya: Petualangan Mencari Ibu


2. Cerpen Komedi Singkat: Lipstik vs. Sikat Gigi


Siska adalah tipe perempuan yang tidak bisa keluar rumah tanpa lipstik. Bibirnya yang agak gelap dan cenderung kering, bikin Siska tidak percaya diri. Baginya, wajah tanpa lipstik sama saja seperti nasi goreng tanpa telor dadar—kurang lengkap!  

Pagi ini, seperti biasa, Siska bersiap-siap untuk berangkat kerja. Setelah mandi dan berdandan, dia mengoleskan lipstik merah favoritnya ke bibir tipis itu. 

"Mantap!" katanya sambil berkaca.  

Namun, saat hendak mengambil tas, Siska tiba-tiba merasa ada yang janggal. Mulutnya terasa aneh ... seperti ada sesuatu yang terlupakan.

"Kurang apa ya?" Siska lama menatap wajahnya di cermin. "Ah, astaga! Sikat gigi!" Lanjut Siska menepuk dahinya.

Panik, Siska langsung berlari ke kamar mandi, mengambil sikat gigi, mengoleskan pasta gigi, dan mulai menyikat dengan lembut tapi agak buru-buru.

Begitu berkumur, dia menatap bayangan di cermin... dan langsung menepuk jidat lagi. 

Lipstiknya lenyap total. Bibir merahnya kini kembali polos, dan sisa warna yang tersapu air dan busa pasta gigi, justru membuatnya terlihat belepotan. Bahkan kulit di sekitar mulutnya berubah warna, karena foundation serta bedak terangkat begitu saja.

"Hah, percuma tadi dandan lama-lama!" Dengan kesal, Siska buru-buru mengulang lagi. 

Mulai pakai bedak hingga pakai lipstik, tapi dengan posisi menunggu grab di depan rumah.

"Besok-besok, sikat gigi dulu, baru lipstikan!" ujarnya saat melihat mobil grab yang baru tiba.

***

Ketika sampai di kantor, Siska yang melewati cermin panjang di lobi, dibuat terhenti karena tak sengaja melihat ada lipstik di giginya.

"Yah, kok lipstiknya nyangkut di gigi!" katanya sembari menggosok gigi dengan jari.

"Bu Siska ngapain gosok gigi di sini?" tanya salah seorang rekan kerjanya mengagetkan.

"Nggak kok, nggak apa-apa." Siska yang malu, segera berjalan menuju lift sembari menutup mulutnya. 


TAMAT.
Gorontalo, 15 Maret 2025


***


Terima kasih sudah baca dua cerpen komedi singkat kali ini, mohon maaf kalau ada salah-salah kata, terima kasih sudah mampir.

Komentar