Kelas | Review Buku Non Fiksi - Ainun Chomsum
Kelas | Review Buku Non Fiksi - Ainun Chomsum
Ini adalah sebuah buku nonfiksi yang Kak Bi dapatkan lewat giveaway GagasMedia sekitar akhir tahun 2015. Sebuah rekomendasi buku tentang kehidupan, yang bisa diambil pelajaran dan perjuangan dari sebuah komunitas belajar-mengajar bernama Akber; Akademi Berbagi. Tidak terasa, buku ini sudah 10 tahun di tanganku ya ehehehe....
Langsung saja masuk ke pembahasan mengapa ini menjadi rekomendasi buku tentang kehidupan yang mesti Pengembara baca.
***
1. Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan: Identitas Buku
Judul: Kelas
Pengarang: Ainun Chomsun
Penyunting: Ang Tek Khun, Resita Wahyu Febriatri, Any Wahyuni
Cover: Agung Nugroho
Genre: Pendidikan, Kumpulan Cerita, Inspirasi
Penerbit: GagasMedia
Tebal: 255
ISBN: 978-979-780-837-2
2. Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan: Tentang Pengarang
Ainun Niswati Chomsun adalah perempuan dari kota kecil Salatiga. Saat buku ini dirilis, ia sedang melanjutkan perjalanan hidup di Jakarta bersama seorang putri.
Pendiri Akademi Berbagi, sebuah gerakan belajar gratis dengan memanfaatkan media sosial untuk penyebarannya. Bekerja sebagai digital communication strategist dan menjadi penulis di beberapa media. Pekerjaan utamanya adalah sebagi Ibu.
Telah menulis beberapa buku bersama teman-teman, dan baru kali ini (2015) menerbitkan buku solonya, Kelas, sebagi bagian dari mendokumentasikan perjalanan mengelola Akademi Berbagi.
"Hidup adalah perjalanan untuk menjadi manusia yang utuh dengan memberikan manfaat bagi sesama di setiap langkahnya."—Ainun Chomsun.
***
3. Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan: Blurb
KE•LAS n tempat belajar—nyaman bagi siapa pun, tanpa sekat, bisa di mana saja. Yang penting bisa belajar asyik!
BEL•A•JAR v memperoleh kepandaian atau ilmu—bukan hanya dari guru, teman yang sudah ahli di bidangnya juga bisa berbagi ilmunya dengan kita.
BER•BA•GI v membagi sesuatu bersama—tanpa pelit. Hmm... percaya, deh, berbagi ilmu itu bikin happy!
Mari duduk dan baca kisah dari Kelas ini. Tentang semangat belajar yang tak pernah pudar. Semangat berbagi yang mampu menginspirasi kita semua. Ilmu yang berputar tiada henti sebagai sumber kehidupan.
***
"Bagi saya, pendidikan bukan hanya sekadar membuat manusia lebih cerdas, tetapi juga sebuah kekuatan pembebas. Membebaskan dari keterkungkungan kebodohan dan juga pikiran sempit."—Henry Manampiring, @neswplatter, penulis, praktisi periklanan.
"Ketika seseorang belajar, lambat laun dia juga akan bisa mengajar orang lain. Yang awalnya hanya belajar, suatu saat ia pasti akan bisa mengajar. Yang mengajar, suatu saat perlu belajar."—Ahmad Fuadi, @fuadi1, penulis, penggiat pendidikan.
4. Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan: Isi Resensi
Apakah Pengembara pernah mendengar tentang Akademi Berbagi? Sejujurnya, aku juga belum pernah dengar. Setidaknya sebelum mendapatkan buku ini dari giveaway GagasMedia dan baru tahu apa itu Akademi Berbagi atau AkBer ya dari sebuah buku nonfiksi ini.
"Konon ada ilmu yang tidak akan pernah habis untuk kita pelajari hingga maut menjemput, yaitu ilmu hidup."—Bab Mengawali—Ilmu hlm 17.
Rekomendasi buku tentang kehidupan ini mengisahkan tentang sosok Ainun—mari kita sebut penulis untuk ulasan selanjutnya—dalam mendirikan sebuah gerakan belajar yang diberi nama Akademi Berbagi (Akber).
Buku ini juga merangkum pola pikir beliau dalam memandang kehidupan dan pendidikan itu sendiri. Struktur buku ini benar-benar seperti kelas, kita mendapatkan ilmu mendasar tentang pendidikan, tentang murid, tentang relawan, tentang kelas, hingga tentang proses.
Semua hal itu dibagi dalam 4 bab besar Mengawali, Merawat, Menuai dan Dedikasi, beserta sub bab-nya.
Pada bab Mengawali, kita akan diperkenalkan dengan pola pikir tentang ilmu, guru, murid, kelas dan relawan. Serta terdapat, pertanyaan tentang siapakah guru favorit pembacanya saat sekolah? Ini ada di hlm 23 dan membuatku sempat berpikir beberapa saat untuk mengingat dan menerka, siapa saja guru favorit selama sekolah dulu. Ada atau tidak?
Masih di bab yang sama, kita akan diberikan beberapa sudut pandang wawancara singkat dengan para relawan, mulai dari profesi mereka, proses bertemu Akber, hingga momen menjadi relawan. Sebut saja @itikkecil seorang relawan Akber Palembang, @nicowijaya relawan Akber Jogja, dan masih banyak lagi.
Selanjutnya pada bab Merawat, kita akan disuguhkan dengan cerita dan momen yang berisi tentang belajar, berbagi, happy, tujuan, ritual, strategi, proses, motivasi dan LLD.
Apa itu LLD?
Dalam Akademi Berbagi, LLD adalah Local Leaders Day, yaitu sebuah pertemuan dua tahunan bagi seluruh relawan. Di mana saat LLD pertama, mereka menitikberatkan pertemuan dengan membahas networking dan pemanfaatan media sosial.
Rekomendasi buku tentang kehidupan ini menggarisbawahi bahwa belajar tidak selalu harus di dalam gedung. Belajar tidak harus selalu ada di institusi—sekolah. Belajar pun seharusnya tidak dibatasi oleh usia. Pokoknya, belajar itu bisa dari mana saja, kapan saja dan siapa saja.
Apalagi memasuki bab Menuai dan bab Dedikasi, rasanya seolah dibawa mengikuti proses yang sangat luar biasa. Bagaimana sebuah organisasi pendidikan yang diisi oleh relawan dari berbagai lapisan masyarakat ini, menuai hasil dari kerja kerasnya.
Akber sering mengadakan kelas-kelas gratis dengan guru dan pakarnya. Organisasi ini dijalankan oleh orang-orang yang penuh dengan semangat dan disebut relawan.
Ada relawan yang dikatakan berasal dari kota kecil dan 'membangun' Akber dengan kegigihan, lantas ketika Akber berkembang dia justru memilih pergi ke kota besar. Menurut penulis, beliau tidak kecewa, justru beliau antusias karena tujuan Akber seolah terpenuhi walau dengan resiko kehilangan relawan. Tapi, pasti akan tumbuh relawan-relawan baru yang mau mengabdi untuk Indonesia kita tercinta ini.
Penulis benar-benar menggebu-gebu dalam menuturkan bagaimana beliau merawat Akber bersama para teman dan relawan. Jatuh? Sudah pasti, pernah. Akan tetapi semangat untuk berbagi ilmu, berbagi happy tak surut sedikit pun.
Saat buku ini dirilis, Akber yanh dibuka pada tahun 2010 ini sudah memiliki relawan di berbagai kota. Ada 50 kota dengan relawan lebih dari 200 orang loh, sebut saja di Balikpapan, Jogja, Palembang Pekalongan, Jember, Pekanbaru dan masih banyak lagi.
Baca juga: ESAI: DEAR DIARY | MENCURAHKAN HATI PADA KERTAS INDAH
Review buku lainnya: [SPOOKTOBER] CERITA HOROR TRUE STORY: DO YOU SEE WHAT I SEE? | REVIEW BUKU
5. Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan: Kelebihan Buku
Wah, kelebihan buku ini paling berasa ada di kata-kata motivasi dan inspiratif yang disebar hampir di semua bab.
Buku Kelas cocok disebut sebagai buku tentang belajar hidup sih, karena adanya pelajaran tentang semangat belajar yang jangan sampai pudar.
Buku ini juga menjadi reminder, sudah sejauh apa hidup ini? Berguna tidak hidup kita ini? Apa saja yang sudah dilakukan selama hidup? Saat orang-orang berbagai kalangan, mulai dari kaya hingga sederhana berbagi semangat hidupnya untuk menginspirasi di Akademi Berbagi. Kamu sudah ngapain aja?
Pokoknya, buku ini bagus untuk yang agak tersesat soal impian dan hidup. Karena memperlihatkan bahwa usaha dan dedikasi tidak akan mengkhianati hasil, ilmu pun tidak akan pernah habis sebagai sumber kehidupan manusia seutuhnya. Jadi, jangan takut menuntut ilmu dan jangat takut berbagi ilmu. Setidaknya, kita sebagai manusia bisa bermanfaat bagi orang lain.
Satu kelebihan lainnya, adalah kualitas buku. Buku ini sudah ada di lemari Kak Bi sejak 2015. Tapi, tampilan kertas sama sekali tidak ada bercak-bercak kuning khas buku yang dimakan usia. Entah kualitas kertasnya yang super atau Kak Bi secara tidak sengaja menjaga buku ini dengan baik dengan alasan warna sampul bukunya adalah warna kesukaan dan buku ini merupakan buku nonfiksi pertama milik Kak Bi sendiri.
6. Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan: Kekurangan Buku
Kekurangan buku ini ada di paragraf yang lumayan panjang, bisa berisi 16-25 baris per paragraf. Untuk aku yang jarang baca nonfiksi, ini rasanya melelahkan. Banget. Makanya aku butuh waktu lama untuk bisa menyelesaikan buku ini ehehe....
Akan tetapi, mungkin bagi yang sudah biasa membaca nonfiksi tentu saja sudah terbiasa dengan narasi panjang seperti ini. Akunya saja yang memang jarang tertarik dengan buku-buku nonfiksi bertema hidup, motivasi dan inspirasi.
Satu lagi, yang bikin fokus membaca jadi terbagi, yaitu selipan wawancara beberapa relawan dan beberapa staff Akber yang memecah beberapa sub bab. Soalnya, sesi ini muncul di hampir setiap ending bab. Alangkah enaknya, kalau dibikin bab khusus soal para relawan dan staff. Sementara, narasi penulis tetap berjalan sesuai bab yang ada agar vibes buku solo tetap terasa.
7. Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan: Kesimpulan
Ini menjadi rekomendasi buku tentang kehidupan yang bisa Kak Bi ulas, karena biasanya mengulas film atau novel fiksi. Dari Akademi Berbagi, ada indikasi bahwa masyarakat Indonesia, bisa saling membutuhkan bukan hanya dalam hubungan konsumtif atau produktivitas, tetapi juga berdasarkan harapan dan fokus masa depan.
Semoga saja, di tahun 2025 ini, Akber masih tetap berjalan, masih tetap dengan ideologi positifnya dan masih tetap berbagi sesuai dengan mottonya "Berbagi Bikin Happy."
Jika bisa memberikan rating atau penilaian, Kak Bi yang bukan 'penggemar nonfiksi' ini ingin memberikan nilai 8/10 untuk berbagai motivasi dan inspiratif yang ada dalam buku Kelas.
***
Sekian review dan rekomendasi buku tentang kehidupan ini, semoga ulasanku bisa dipahami ya. Mohon maaf bila ada salah-salah kata, jangan lupa untuk berkunjung ke Linktree dan YouTube untuk informasi lainnya, follow blog Kak Bi untuk rekomendasi lainnya ya. Terima kasih.



Komentar
Posting Komentar