Terbaru
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kutukan Buah Persik | Cerpen Fantasi Petualangan
Kutukan Buah Persik | Cerpen Fantasi Petualangan
[Cerpen Fantasi Petualangan] Zaman dahulu, ada pohon persik istimewa. Pohon itu memiliki buah persik yang besar, ranum dan berkilauan dengan warna merah muda yang sangat menggiurkan. Ajaibnya, di malam hari buah persiknya akan mengeluarkan cahaya terang.
Suatu malam, terdengarlah suara keras dari arah pohon persik. Seekor kelinci berwarna cokelat terbangun dari tidur dan menghampiri pohon itu. Kelinci tersebut melihat bahwa buah persik yang biasanya mengeluarkan cahaya redup, kini terang benderang seperti lampu sorot. Dari dalam buah persik muncul peri kecil berbentuk seperti kumbang dengan sayap yang indah.
Sang peri memperkenalkan dirinya sebagai Peri Persik. Peri Persik menawarkan kelinci cokelat untuk memakan buah persik dari pohonnya. Begitu kelinci cokelat memakannya, dia merasakan energi luar biasa yang memenuhi seluruh tubuh. Dalam sekejap, kelinci cokelat pun berubah bentuk. Dia berubah menjadi seekor kelinci berbulu emas dengan sayap yang indah seperti peri, tubuhnya dipenuhi cahaya dan kelinci cokelat pun terbang melayang.
"Nah, setiap malam, Peri Persik akan muncul dan mencari korban. Siapa pun yang berani memakan buah persik, akan diberikan kehidupan baru yang penuh dengan keajaiban." Kinanti menutup buku. "Tamat." Lanjutnya melirik Ayla yang manyun.
"Kenapa mencari korban?" tanya Ayla mencurigai ungkapan kalimat terakhir Kinanti.
"Itu karena, setelah berubah menjadi sesuatu yang baru, kelinci harus kehilangan jati diri dan masa lalu. Makanya kamu tidak boleh makan persik kebanyakan, kalau ketemu Peri Persik, gimana?" jelas Kinanti mengusap kepala adik bungsunya.
"Ah, bohong! Mana mungkin Peri Persik nyata? Itu 'kan cuma di buku saja, hmm kalau pun ada kayaknya seru sih."
"Waah, kamu nggak ngerti nih. Soal kelinci cokelat yang jadi emas dan punya sayap. Itu artinya dia sudah mati. Gitu aja nggak paham, nih lihat gambarnya!" Kinanti memperlihatkan gambar kelinci emas dengan wajah pucat dan sayap, terbang dengan cahaya di sekelilingnya.
"Tapi, ini 'kan cuma cerita."
"Ya terserah kamu! Tidur, ayo!" Kinanti turun dari ranjang dan menutupi sebagian tubuh Ayla dengan selimut bergambar buah persik.
Anak berusia tujuh tahun itu sangat suka persik, dia juga sangat suka mendengarkan dongeng-dongeng Kinanti sebelum tidur. Di kesempatan kali ini, Kinanti sengaja membacakan cerita tentang Peri Persik karena Ayla seharian merajuk tidak mendapatkan buah persik.
Ayla yang sangat suka makan persik, bahkan bisa melahap empat sampai enam buah dalam sehari. Benar-benar bisa bikin bangkrut keluarga.
***
Keesokan harinya, Kinanti pergi ke supermarket untuk membeli persik kesukaan si bungsu, karena harga pasaran agak mahal Kinanti pun hanya membeli beberapa buah saja. Setidaknya dia bisa mengakhiri rengekan Ayla.
Kinanti kemudian lanjut pergi ke pasar, guna membeli pesanan sang ibu. Saat berjalan-jalan di pasar, dia bertemu dengan nenek-nenek penjual buah persik. Wah ini sangat langka.
"Selamat siang, mau beli buah persiknya nggak, Sayang?" tanya nenek itu.
Kinanti menatap curiga untuk sesaat, bagaimana bisa di pasar ada buah persik? Di kotanya, buah ini termasuk buah impor, sangat sulit menemukannya di pasar tradisional.
Akan tetapi, Kinanti mendadak senang melihat persik yang kelihatan segar dan lezat. Teringat Ayla dan dia pun mendadak ngiler, segera saja Kinanti membeli beberapa buah persik.
Baca juga: CERITA FIKSI ILMIAH: PERMINTAAN TERAKHIR
Cerpen lainnya: RAJA SALAMU DAN SI RAMBUT 7 DEPA | DONGENG GORONTALO
[Cerpen Fantasi Petualangan] Dalam perjalanan pulang, Kinanti berhenti dan turun dari sepedanya. Keranjang belanjaan yang penuh, membuat Kinanti kesulitan mengayuh sepeda. Gadis itu berniat hanya akan makan satu buah persik saja, guna meringankan keranjang sepedanya.
Ketika Kinanti mencicipi buah persik, dia merasakan sebuah rasa yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Benar-benar harum dan enak, setelah menghabiskan satu buah persik yang lembut, Kinanti mengambil dua buah persik lagi dari plastik nenek-nenek penjual persik.
"Hmm, pantas saja Ayla tergila-gila dengan buah ini," ujarnya pelan sembari menggosok kulit persik dan lekas menggigitnya. "Enak."
Tiba-tiba saja, Kinanti menjadi sangat lelah dan segera tertidur di bawah pohon tempatnya berteduh.
***
Kinanti terbangun dan mendapati dirinya berada di sebuah rumah yang sangat besar dan mewah. Dia melihat sekelilingnya dan melihat nenek-nenek penjual buah persik tadi sedang duduk di kursi goyang sambil menatapnya dengan tersenyum.
"Sudah bangun?" tanya nenek-nenek tadi dengan kursi yang bergoyang pelan. "Selamat datang di rumahku, Kinanti."
"Hah, bagaimana kamu tahu na—"
"Namamu?" selanya berdiri, kemudian tertawa cekikikan. "Aku sudah lama memperhatikan keluarga kalian. Keluarga pencinta buah-buahan."
"Kamu ini apa?" Kinanti mendadak jutek.
"Aku adalah penyihir! Oh, jangan bertanya kenapa masih ada penyihir zaman sekarang! Pastinya, aku membutuhkanmu."
"Butuh aku? Tapi, aku tidak butuh kamu! Antarkan aku pulang!" perintah Kinanti.
"Aku akan mengantarmu pulang dan memberimu buah persik segar setiap hari jika kamu melakukan tugas-tugas rumah tangga untukku," kata penyihir.
Bukannya merasa terkejut dan ketakutan, Kinanti malah merasa heran. Sepertinya nenek penyihir sedang butuh asisten rumah tangga. Tapi, tidak dengan menculik juga caranya.
"Ah, kamu butuh asisten rumah tangga, tapi tidak punya uang untuk membayar ya?" telisik Kinanti heran.
"Heh, bukan begitu! Aku ini adalah penyihir!"
"Aku tidak butuh buah persikmu! Aku bisa pulang sendiri!" Kinanti menggeleng dan berjalan ke arah pintu. Tapi, setiap kali dia memegang pintu, maka gagang pintu akan berpindah tempat.
"Baiklah! Aku akan mengerjakan pekerjaan rumah untukmu! Tapi, setelah itu biarkan aku pulang. Tidak perlu bayar aku dengan apapun, aku bisa mencari buah persik sendiri. Di supermarket ada!" Kinanti setuju, karena kesal tidak bisa memegang gagang pintu.
"Oh, dua hari saja cukup 'kan?" ucap penyihir menandai kalender untuk dua hari ke depan.
***
Waktu berlalu, Kinanti mencuci, memasak, bersih-bersih rumah dan melakukan semua perintah penyihir. Tapi, dia menyadari bahwa tanggal di kalender setiap jam tetap ada di hari kamis. Kinanti menyadari dia sedang dipermainkan.
"Apa salahku?" Kinanti menimbang-nimbang apa yang terjadi, sembari duduk menikmati langit yang tak pernah malam di balkon lantai dua rumah penyihir.
Kinanti mendadak teringat kisah pohon persik ajaib dan si Peri Persik. Juga bagaimana dirinya tertidur usai makan persik pemberian nenek penyihir. Kinanti tersenyum licik saat menyadari sesuatu.
"Buku kutukan buah persik."
***
Waktu makan malam bagi penyihir tiba, Kinanti memasak berbagai makanan. Kali ini ada menu berbeda; pie buah persik.
"Aku membuatkanmu pie. Kamu pasti akan suka!"
Penyihir menatap curiga pie yang tampak menggugah selera.
"Kapan kamu akan memajukan tanggalnya?" tanya Kinanti kemudian, tentu saja masih dengan nada setengah ketus.
Nenek penyihir tertawa, dia kagum dengan pertanyaan Kinanti. Tangannya mengarah ke potongan pie dan mengambilnya tanpa tahu pie apa itu. Dimakannya pie alih-alih menjawab pertanyaan Kinanti.
"Jelaskan padaku, kenapa kamu memilihku jadi asisten rumah tanggamu?"
"Karena hanya kau yang melihat sosok kamuflaseku di pasar," ucapnya terus mengambil potongan pie.
"Bisakah kamu bukakan pintunya untukku, sebentar saja?" Kinanti coba merengek pelan.
Karena keasikan makan pie, tongkat penyihir langsung diarahkan ke gagang pintu begitu saja.
"Jangan macam-macam, hoam!" ucapnya mulai mengantuk.
Kinanti tersenyum, karena bisa melihat pemandangan di mana penyihir ambruk ke meja. Dengan santai, Kinanti segera membuka pintu. Tapi, hanya ada kabut asap putih di situ. Kinanti menoleh dan melihat keranjang persik yang sudah kosong, juga nenek penyihir yang tertidur pulas.
"Kuharap dia mati, aku mau pulang!" Dengan berani Kinanti menerobos kabut asap dan mendapati dirinya sedang duduk di tanah depan sepeda.
Kinanti berhasil pulang, dia kembali ke rumah dan menceritakan apa yang dialami kepada ibu dan ayah. Tapi, mereka hanya menganggap, Kinanti kelelahan sampai tertidur di bawah pohon sehingga berhalusinasi tentang dongeng penyihir.
Kinanti yang kesal pergi ke kamar, dia tidak sengaja meletakkan sisa buah persik pemberian nenek penyihir yang ada di keranjang belanja di meja dapur. Dia segera menemui Ayla untuk memberikan persik dari supermarket, pada akhirnya juga bercerita tentang pengalamannya tinggal di rumah penyihir.
"Jadi bukannya bertemu Peri Persik, Kak Kinan malah ketemu Nenek Persik? Harusnya bertemu artis saja!"
"Siapa?" Kinanti terdiam sejenak. "Desi Persik?" tawa Kinanti dan Ayla pecah.
Sayangnya, tawa mereka terhenti karena ketiga saudara Kinanti berteriak histeris ketika menemukan ibu dan ayah tertidur pulas di dapur.
TAMAT
Gorontalo, April 2023
***
Sekian Cerpen Fantasi Petualangan hari ini, selamat membaca dan semoga terhidrasi *eh* terhibur maksudnya sih. Tinggalkan komentar di bawah ya, terima kasih~~
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Popular
Mercy for None (2025) | Review Drakor yang Laki Banget!
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Hunter with a Scalpel (2025): Rahasia Masa Lalu Ahli Forensik | Review Drama Korea
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Masih Ada! 13 Rekomendasi Drakor Fiksi Ilmiah Part 2
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya

Komentar
Posting Komentar