Terbaru
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Heavenly Ever After (2025) | Review K-Drama Fantasi yang Menyentuh
Heavenly Ever After (2025) | Review K-Drama Fantasi yang Menyentuh
Drama Korea Heavenly Ever After hadir dengan tema yang cukup eksentrik, soal kisah orang-orang yang baru meninggal dunia dan harus berhadapan dengan birokrasi akhirat, karma masa lalu, serta hubungan yang belum selesai.
Dari sinopsisnya aja, drama ini menjanjikan perpaduan unik antara fantasi, drama, humor, dan renungan filosofis.
Apakah drama ini hanya sekadar eksperimen atau berhasil meninggalkan kesan mendalam? Mari kita ulas lebih jauh ya, Pengembara.
***
Info Drama
Judul: Heavenly Ever After
Genre: Comedy, Romance, Life, Fantasy
Jumlah Episode: 12
Sutradara: Kim Seok Yoon
Penulis Naskah: Kim Soo Jin, Lee Nam Gyu
Pemain: Kim Hye Ja, Son Suk Ku, Han Ji Min, Lee Jung Eun, Cheon Ho Jin
Tayang: 19 April 2025 - 25 Mei 2025, jTBC
Durasi: 60 menit
Rating Usia: 15+
***
Sinopsis Drama Korea Heavenly Ever After:
Kisahnya tentang seorang wanita tua kuat yang merawat suaminya sembari bekerja menjadi peminjam hutan di pasar bernama Hae Suk. Dia menjalani kehidupan bahagia bersama suaminya hingga akhir hayat. Sang suami sangat mencintainya dan selalu memuji kecantikan Hae Suk, bahkan sebelum meninggal pernah berkata, "Kau cantik di usia dua puluhan, tiga puluhan, dan kini kau adalah yang tercantik di usia delapan puluh!"
Ketika Hae Suk meninggal, dia sampai di sebuah tempat yang mengharuskan memilih usia untuk kehidupan abadi yang baru. Dia lun teringat akan kata-kata suaminya dan berujar, "Aku hanya ingin pergi ke surga sesuai dengan usiaku yang sebenarnya."
Ajaib, sesampainya di surga, Hae Suk bertemu kembali dengan suaminya yang sudah meninggal lebih dulu dan malah hidup dalam versi usia 30-an.
Di dunia setelah kematian ini, mereka bertemu dengan berbagai karakter unik, mulai dari hewan peliharaan yang bereinkarnasi jadi manusia, hingga malaikat pengawas dengan aturan kaku.
***
Rating 6.8/10 untuk drama yang bikin nangis dan mengeksplorasi tema cinta abadi, penyesalan, karma, hingga arti kehidupan itu sendiri.
Namun, ceritanya kerap tersendat oleh subplot reinkarnasi yang agak rumit, humor yang nggak selalu lucu, serta pacing yang nggak seimbang.
Baca juga: 13 REKOMENDASI DRAKOR FIKSI ILMIAH
Review Drakor lainnya: RESIDENT PLAYBOOK (2025) | REVIEW DRAMA KOREA MEDIS SLICE OF LIFE
Review K-Drama Heavenly Ever After:
1. Tentang Premis Reinkarnasi dan Kematian
Sejak awal, drama ini mengusung ide yang segar. Tentang bagaimana jika kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah momen yang lebih panjang? Sebagai muslimah, tentu saja aku nggak asing dengan konsep ini. Karena dalam Islam ya ada konsep soal kehidupan setelah kematian. Ajaibnya, Korea benar-benar berani membuat imajinasi mereka yang liar itu menjadi karya audio visual seperti ini.
Sayangnya, butuh waktu terlalu lama bagi cerita untuk benar-benar sampai ke inti premisnya. Alurnya sempat tersendat dengan terlalu banyak pengantar dan dialog, bikin aku sempat bertanya-tanya kapan inti kisah sebenarnya akan dimulai. Bahkan, pergantian nada dan perpindahan dari drama emosional ke komedi absurd terasa cukup bikin bingung ketimbang menghibur di beberapa episode.
Ya, drama ini sepertinya pengin tampil sebagai drama manusiawi yang penuh kelembutan, tapi di saat hal lain berubah menjadi komedi slapstick, rahasia besar misterius atau bahkan politik tipis memang terasa nggak nyambung sih. Apalagi di 4 episode terakhirnya. Tapi, aku nggak bisa bohong kalau drama ini memang masuk jadi salah satu drama sedih di tahun 2025 sih,
2. Drama yang Diselamatkan Karakter dan Akting Para Aktor
Meski penulisan karakter agak canggung (mungkin karena memakai konsep spiritualitas dan takut salah eksekusi kali ya), akting para pemain justru memberikan nyawa di dalam Heavenly Ever After.
Kim Hye Ja tampil penuh perasaan, sementara Son Suk Ku menghadirkan kerentanan emosional yang kuat. Chemistry mereka berdua cukup bagus, meski diwarnai perbedaan usia yang bikin aku agak meringis sepanjang menonton dan terus membujuk alam bawah sadarku kalau mereka sebenarnya sama-sama tua dan sama-sama muda.
Chemistry yang mereka hadirkan, sangat meyakinkan dan menyentuh. Episode-episode tertentu seperti episode 3 dan 5 bahkan berhasil mencapai kualitas yang sangat tinggi berkat penampilan dan penulisan para karakter yang solid.
Kemunculan Han Ji Min dan Sonya si Kucing, juga kasih dimensi yang lebih luas dengan 'kemisteriusan' karakter dan pesona akting mereka. Ini poin yang menyelamatkan drama.
Oh ya, sebenarnya karakter di drama ini abu-abu ya. Kita dikasih lihat fakta kalau manusia itu selalu punya dua sisi dan tentu saja punya kesempatan untuk berubah.
3. Dunia Akhirat: Visual Kreatif, Eksekusi Terbatas
Penggambaran surga dan neraka cukup kreatif di awal. Seolah coba menghindari trope yang sama dari drama atau film bertema serupa. Hukuman di neraka, birokrasi surga, hingga detail kecil seperti “para netizen akhirat” cukup menghiburku kok. Sayang, kayaknya ada keterbatasan budget deh yang bikin beberapa efek visual terasa monoton dan jadul.
Ditambah dengan kecenderungan drama untuk menjelaskan aturan berulang-ulang, world-building yang seharusnya menawan jadi terasa melelahkan. Untungnya, kesegaran dari perpaduan warna dan grading drama ini bikin nyaman mata ehehe....
4. Subplot yang Banyak
Meskipun jadi drama dengan satu alur utama, drama ini kasih subplot berbeda untuk setidaknya satu setengah episode. Sehingga, aku dikasih waktu untuk terus penasaran akan ada kejutan apa di akhirat versi drama ini?
Reinkarnasi hewan peliharaan, kisah cinta yang muncul dan hilang, hingga drama kecil antar karakter sampingan memang bagus sih. Tapi, karena terlalu banyak subplot, alih-alih memperkaya cerita, subplot ini justru sempat bikin kehilangan fokus ehehe.
5. Misteri Som I yang Menjadi Titik Balik
Salah satu kekuatan terbesar drama ini adalah misteri seputar Som I. Saat identitasnya akhirnya terungkap, drama ini mencapai momen paling emosional dan filosofis. Sayangnya, karena pacing yang tidak konsisten sebelumnya, klimaks ini kehilangan sebagian kekuatannya.
Hal yang seharusnya menjadi twist mengguncang malah terasa terburu-buru dan agak tidak masuk akal bagiku saat jiwa ada di suatu tempat lalu ada pula visualisasi entah dari pikiran atau penyesalan manusia. Ini nggak masuk di akalku sih, tapi sepertinya demi kebutuhan jalan cerita, hal ini dipaksa masuk.
Well, meskipun begitu. Ini drama yang benar-benar bikin aku banjir air mata. Banyak pelajaran yang bisa diambil, banyak banget sampai aku bingung harus mulai dari mana untuk menjelaskan. Intinya, dari Som I dan Hae Suk, ada peran wanita kuat tapi bisa rapuh yang digambarkan dengan baik.
***
Heavenly Ever After adalah drama yang penuh ambisi, ingin menjadi lucu, menyentuh, sekaligus filosofis. Bagi Pengembara yang menyukai drama fantasi dengan nuansa filosofis, banyak hal yang bisa dinikmati. Terutama jika kamu tertarik melihat eksplorasi unik tentang kehidupan setelah kematian atau lagi butuh alasan untuk menangis.
Sekian review di awal Desember 2025 ini. Selamat membaca dan selamat menonton. Tinggalkan jejak di kolom komentar ya~~
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Popular
Review The Trauma Code: Heroes on Call (2025) | Aksi Medis Terbaru Penuh Adrenalin
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Cerpen Nadia Omara: Diamond Play Button | Kisah Horor Terbaru Youtuber Favorit
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Cerpen Fantasi Gratis: Pohon Kehidupan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya

Komentar
Posting Komentar