Langsung ke konten utama

Terbaru

Cerita Fiksi Ilmiah: Permintaan Terakhir

Cerita Fiksi Ilmiah: Permintaan Terakhir Cerita fiksi ilmiah adalah genre yang mengeksplorasi konsep perjalanan waktu, eksplorasi luar angkasa, teknologi canggih, dan perubahan sosial atau politik yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmiah. *** Pada tahun 2085, dunia telah berubah drastis. Saat ini, mesin-mesin secara 75 persen telah menggantikan pekerjaan manusia. Vending machine, tidak hanya mengeluarkan minuman, makanan, atau boneka. Semua hal yang dulunya dikerjakan oleh pegawai atau pelayan digantikan oleh mesin. Dunia ini bahkan diisi oleh robot-robot mini penjaja listrik untuk mengisi daya mobil listrik dan sebagainya. Manusia hanya bertugas sebagai pemelihara mesin dan menjalankan tugas ringan.  Bahkan ada mesin jahit otomatis yang bisa mengukur badan calon pembeli, menggunting, menjahit hingga membuat payet secara presisi. Manusianya hanya membeli bahan kain dari vending machine di pusat pertokoan dan memasukkan bahan-bahan dasar berupa benang dan bahan kain ke tabung-tabun...

BUBBLE (2022) | Review Film Anime Jepang

BUBBLE (2022) | Review Film Anime Jepang




Review film anime adalah yang paling banyak di-vote dari dua polling beberapa hari lalu. Review film sudah mulai ditulis sejak polling dilakukan, tapi memang baru di-posting sekarang, biar sekalian post langsung 3 judul film anime.

Oke, langsung saja kita bahas anime yang tayang di Netflix ini yuk!


***


Info Film 

Judul: Bubble

Sutradara: Tetsurô Araki

Penulis Naskah: Gen Urobuchi, Renji Ooki, Naoko Satou

Genre: Aksi, Petualangan, Drama, Fantasi, Romantis, Sci-Fi, Sport

Pemain: Jun Shison, Riria Baba, Mamoru Miyano

Rilis: 28 April 2022 (Netflix), 13 Mei 2022 (Jepang)

Durasi: 1 Jam 40 Menit

Negara: Jepang

Rating Usia: 13+


***


Sinopsis Film Anime Bubble:

Gelembung-gelembung misterius yang melanggar gravitasi telah turun ke bumi. Setelah gelembung-gelembung itu muncul, Tokyo sepenuhnya jadi terputus dari dunia luar dan berubah menjadi taman bermain bagi sekelompok anak muda yang kehilangan keluarga mereka dan bersaing dalam pertempuran parkour melintasi langit-langit Tokyo. 

Tokyo yang sepenuhnya terbengkalai ini menjadi tempat bertemunya seorang pemuda berbakat dengan gadis misterius. Dia adalah Hibiki, seorang jagoan parkour yang tidak sengaja jatuh dari menara Tokyo saat pertandingan parkour dan malah terjebak dalam gerbong kereta.

Beruntung, Hibiki diselamatkan oleh gadis dengan kekuatan misterius dan mereka berdua jadi terikat satu sama lain karena kemampuan keduanya untuk mendengar suara yang hanya bisa didengar oleh mereka saja.


***


Review Film Anime Bubble: Rating 7/10 untuk film dengan ide unik, musik lumayan enak dan ending-nya yang bagus.

Bubble adalah film animasi pasca-bencana Jepang yang diproduksi oleh Wit Studio, menurut wikipedia film ini telah ditayangkan lebih dulu di Berlin International Film Festival pada 10 Februari 2022. 

Kemudian menyusul tayang di Netflix pada April 2022, sebelum akhirnya dirilis lagi di bioskop Jepang pada bulan Mei. Film ini juga diadaptasi jadi manga oleh Erubo Hijihara dan diserialkan di Shōnen Jump+.


Baca juga: THE CINDERELLA ADDICTION (2021) | REVIEW FILM THRILLER JEPANG

Review Film Jepang: REVIEW FILM ANIME JEPANG: YOUR NAME ALIAS KIMI NO NAWA


Review Film Anime Bubble: Animasi dan Visual yang Mempesona

Film ini bukan hanya kaya dengan imajinasi yang mengharukan dan seru, Bubble benar-benar menonjol dalam segi visual dan animasinya. Segar banget deh. 

Setiap adegan dalam film terasa hidup dengan banyak warna-warna mencolok dan detailnya yang keren. Mulai dari pemandangan Tokyo terbengkalai hingga berbagai adegan parkour penuh aksi, setiap momennya itu dianimasikan dengan baik.

Tone warna biru-hijau-oranye dan warna lainnya yang dinamis, ditambah perubahan atmosfer yang diiringi pencahayaan lembut membuat film terasa estetik banget.


Review Film Anime Bubble: Lemah pada Pengembangan Cerita dan Karakter

Meskipun secara visual oke banget, "Bubble" ini ada kelemahannya, terutama dalam hal cerita dan pengembangan karakter. Dengan sinopsis di atas saja, film ini 'hampir' bocor secara keseluruhan. 

Iya, soalnya alur cerita film ini bisa banget diringkas dalam dua-tiga kalimat tanpa kehilangan detail pentingnya, dan ini menunjukkan betapa minimnya narasi yang disajikan. 

Karakternya juga cenderung basi, alias sudah sering muncul dalam anime-anime bergenre dan tema serupa. Rasanya terlalu umum dan kurang berkembang dengan baik. Hubungan romantis Hibike dan gadis misterius itu sebenarnya manis-manis aja, tapi memang terasa agak dipaksakan dan tidak ada dampak emosional yang terlalu mendalam menurutku. 

Bahkan dengan durasi 1 jam 40 menitnya itu, film tidak punya cukup waktu untuk benar-benar membangun dan mengembangkan karakter-karakter lain. Ya, memang tokoh lain lumayan dimunculkan, tapi ya udah berasa tempelan aja.


***


Review Film Anime Bubble: Parkour sebagai Elemen Utama

Aku tidak begitu mengerti olahraga yang satu ini, di mataku ini olahraga ekstrim karena loncat sana-sini bikin penonton deg-degan. Dulu pernah lihat di tv beberapa kali soal parkour dan seingatku disebutnya juga sebagai seni gerak. Nah, salah satu elemen menarik dari "Bubble" ya karena penggunaan parkour sebagai bagian utama dari aksi-aksi yang ada dalam film. 

Kerennya, adegan-adegan parkour dianimasikan dengan sangat baik dan memberikan lumayan bikin deg-degan saat melihat tokoh gambar ini lompat dan loncat dari tempat satu ke tempat lainnya.

Namun, meskipun aksi parkour-nya menambah keseruan, karena sepertinya menjadi elemen utama. Tapi, film ini gagal memberikan alasan yang jelas kenapa parkour menjadi bagian utama dari cerita. Ujug-ujug langsung pada jago parkour, sampai ada lomba segala. Aku tidak paham, tolong ada yang bisa jelaskan?

Selain itu, penggunaan parkour dalam konteks dunia yang dipenuhi gelembung dan gravitasinya tidak normal terkadang memang terasa tidak masuk akal di kepalaku. Maksudku, why? Kok hubungan parkour dengan gelembung apa? Apa hanya sengaja memunculkan parkour biar relevan dengan bangunan-bangunan terbengkalai? Kalau iya, kurang kuat sih alasannya.


Review Film Anime Bubble: Banyak Adegan yang Kurang Sesuai Rating Usia

Di Netflix ilm ini disarankan untuk 13 tahun ke atas. Tapi, selain menampilkan adegan ciuman romantis, meskipun tidak ada yang eksplisit, kadang menampilkan karakter dengan pakaian yang agak terbuka.

Selain itu, karena genrenya aksi, Bubble juga tidak segan-segan memperlihatkan adegan jatuh, kecelakaan, bahkan ledakan. Ada beberapa adegan parkour saat orang-orang tersandung, terkena batu besar, atau jatuh ke tanah, dengan cara yang bikin ngilu.

Jadi, harus jaga banget kalau mau nonton dengan anak yang tidak sesuai saran rating usia ya. 


***


Kesimpulannya, sebagai film yang menawarkan pengalaman visual luar biasa, Bubble cocok dijadikan tontonan saat santai. Mungkin butuh sesuatu yang bisa bikin deg-degan, nah ini cocok.

Memang ada beberapa hal yang kurang, terutama plot karakternya dan bikin film jadi agak kurang memuaskan dari segi naratif. Tapi, film ini bagus-bagus aja kok.


***


Terima kasih sudah mampir membaca review film anime kali ini. Ulasan dibuat berdasarkan mood dan pendapat pribadi, tidak untuk menjatuhkan atau menjelekkan. Review film anime ini hanya sebagai referensi bahan tontonan saja.

Komentar