Terbaru
Cerpen Misteri: Penelepon Misterius
Cerpen Misteri: Penelepon Misterius
Hari ini, tepat malam jumat. Aku bawakan sebuah cerpen misteri, yang tidak horor, tapi bikin penasaran. Semoga pengembara suka ya .... Selamat membaca.
***
[Cerpen Misteri]—Aku baru saja menyelesaikan latihan bulu tangkis dan berada dalam perjalanan pulang. Badanku berkeringat, saat matahari sore menghangatkan udara. Saat berjalan menuju apartemen, ponselku bergetar dan menunjukkan panggilan masuk dari nomor tak dikenal.
Aku berhenti sejenak dan bergegas menjawabnya, berpikir itu mungkin saja dari teman atau keluargaku.
"Ha—"
"Halo, manajer? Bisa dengar suaraku, tidak?" Suara lelaki yang terdengar cemas keluar dari seberang telepon. Aku bingung. Manajer? Aku bukan seorang manajer, dan aku tidak mengenali nomor asing ini.
"Maaf, kayaknya kamu salah nomor," jawabku dengan sopan. Tapi, dia seolah tidak mendengarkan aku dan terus berbicara.
"Nyalakan perekam di jaketmu. Selamatkan aku." Dia terus mengulanginya.
Aku merasa semakin bingung dan curiga. Siapa orang ini, dan mengapa dia berbicara seolah hidupnya bergantung padaku?
Aku kembali berjalan sambil menjawab, "Maaf, tapi kamu salah orang. Aku bukan seorang manajer dan tidak ada perekam di jaketku."
"Jaket hitam, tas di tangan kiri, rambut gondrong tidak disisir," ujarnya membuatku langsung terhenti seketika.
"Apa maksudmu?" tanyaku sambil memperhatikan pantulan tubuh sendiri di depan pintu lift, pantulanku sama persis dengan ucapannya barusan.
"Kamu harus mendengarkanku ya! Mereka akan datang padaku, dan aku butuh bukti."
Seolah aku bisa mendengar nada cemas dalam suaranya, dan meskipun aku tidak mengenalnya, aku merasa seharusnya melakukan sesuatu untuk membantu dia. Aku menoleh ke sekitar, mencari cara untuk membuktikan bahwa aku tidak menyimpan rekaman apapun, karena ponselku sedang digunakan.
"Oke, dengarkan aku," ucapku. "Aku akan mencoba membantu kamu. Jadi, apa yang harus kulakukan?"
"Rogoh sakumu, lelaki bodoh! Ada perekam di situ." Suaranya terdengar frustrasi.
Aku meletakkan tas ke lantai dan merogoh sisi jaket secara bergantian, aku terkejut saat memegang sesuatu. Benda seperti pemutar musik kecil yang biasa dipakai ibuku dulu ada di dalam jaket. Ini perekam jadul, bagaimana bisa ada padaku?
"Baik. Sekarang, aku percaya padamu ya, Manajer," katanya, suaranya pun mendadak jadi penuh harap. "Tolong, segera beri tahu polisi tentang hal ini. Mereka akan datang kepadamu, dan bukti itu akan mereka rampas."
"Tapi?"
"Sekarang, pergilah ke kantor polisi. Berikan itu pada petugas bernama Denis, jika kamu tidak mau memutar dan mendengarnya."
"Kantor polisi mana?" Aku menyanggupi soal polisi.
"Kantor polisi di dekat tempat latihan bulu tangkismu!"
Aku mengangguk dan segera berjanji padanya bahwa akan segera menemui polisi. Ketika dia menyampaikan terima kasih, panggilan itu berakhir begitu saja. Aku sempat terpaku di tempat, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.
Artikel lainnya: Mood of the Day
Mungkin Anda sukai: Over the Moon
[Cerpen Misteri]—Meskipun hampir malam, aku lekas menemui polisi yang dimaksud dan memberi tahu mereka tentang percakapan telepon tersebut. Mereka meminta rekaman suara yang telah kusimpan, dan aku memberikannya pada petugas yang entah kenapa benar-benar bernama Denis.
Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya soal perekam itu. Aku segera pulang, dan tiba di depan apartemen.
Saat berada di depan apartemen, sesaat aku merasa seolah diikuti. Tapi, ketika kuperhatikan sekeliling, semuanya tampak asyik dengan dunianya masing-masing.
***
Hari berikutnya, sebelum berangkat bekerja, aku melihat berita di televisi tentang penangkapan sekelompok penyelundup manusia yang beroperasi di kota kami. Terungkap bahwa percakapan telepon dari sebuah rekaman itu membantu polisi untuk menemukan lokasi mereka dan menyelamatkan sejumlah nyawa.
Aku tersenyum lega, merasa bahwa tindakan kecilku telah berkontribusi pada pengungkapan misteri dan penyelamatan orang-orang yang terjebak dalam situasi berbahaya.
Aku turun ke lobi dan berjalan ke luar untuk menunggu taksi. Di luar apartemen aku bertemu seseorang yang aneh. Pria bermasker biru tua, memakai jaket yang mirip punyaku, memegang tas dengan inisial namaku dan berjalan ke arahku dengan cepat. Tiba-tiba mengulurkan tangan yang sedang memegang payung.
"Hujan akan turun, ini untukmu!" Suaranya tidak asing. Lalu, hendak pergi begitu aku menerima payung pemberiannya.
"Kamu yang meneleponku kemarin kan?" sergahku.
"Aku akan selalu meneleponmu, Manajer. Sampai masa depan kita berubah!" ujarnya berjalan sambil mengeluarkan payung dari tasnya dan memakainya, padahal hari ini sedang terik.
Aku hanya memperhatikan sosok itu berlalu. Begitu aku berjalan beberapa langkah, benar saja, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Mata ini hanya tertuju pada hujan yang lebat, tanpa bisa berkata apa-apa lagi.
Hal aneh apa ini? Siapa dia?
***
TAMAT
Gorontalo, 9 Oktober 2023
Terima kasih sudah membaca cerpen misteri singkat ini. Semoga suka ya, Pengembara. Kunjungi juga Linktree untuk informasi lainnya tentang Kak Bi. Like dan share bila suka ya.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar