Review Film Fantasi: A Wrinkle in Time (2018)

Review Film Fantasi: A Wrinkle in Time (2018)-Nurwahidah Bi


Poster A Wrinkle in Time


Dalam kesempatan kali ini, Kak Bi mau review film fantasi yang lumayan seru; A Wrinkle in Time. Agak nyesel baru tahu film ini tahun ini, padahal ini tuh film lama ya, 2018 ehehe....


Tanpa banyak basa-basi, langsung masuk saja ke pembahasannya di bawah ini:



Judul: A Wrinkle in Time 
Sutradara: Ava DuVernay
Penulis Naskah: Jennifer Lee, Jeff Stockwell (Based on A Wrinkle in Time by Madeleine L'Engle)
Genre: Fantasi, Fiksi Ilmiah, Petualangan, Drama
Pemain: Storm Reid, Oprah Winfrey, Reese Witherspoon, Mindy Kaling, Gugu Mbatha-Raw, Michael Peña, Zach Galifianakis, Chris Pine
Rilis: 9 Maret 2018
Durasi: 110 menit
Negara: Amerika Serikat 
Rating Usia: 12+


***


Baca juga: Rekomendasi Film Fantasi Untukmu

Review Kak Bi: A Korean Odyssey


Sinopsis Film A Wrinkle in Time:


Film ini mengisahkan perjalanan Meg Murry, seorang remaja berusia tiga belas tahun yang hidupnya hampir berantakan setelah ayahnya hilang. Meg jadi korban pembullyan dan berujung depresi. 

Suatu hari Meg mendapat kesempatan untuk mencari keberadaan ayahnya, Alex, seorang ilmuwan astrofisika yang hilang secara misterius setelah menyelidiki konsep perjalanan antar dimensi. 

Meg, bersama adik angkatnya Charles Wallace dan temannya Calvin, dipandu oleh tiga sosok eksentrik bernama Mrs. Whatsit, Mrs. Who, dan Mrs. Which membawa mereka melalui perjalanan antar galaksi, melawan entitas jahat bernama The IT di planet Camazotz, yang ingin menguasai alam semesta. 

Meg akhirnya menemukan kekuatan dalam dirinya untuk menyelamatkan ayahnya dan bisa menghadapi The IT dengan kekuatan cinta dan penerimaan diri.



Review Film A Wrinkle in Time:


1. Dari sisi teknis, A Wrinkle in Time terlihat spektakuler. Efek visualnya memanjakan mata banget, terutama saat tiga 'Nyonya' itu membawa Meg melintasi galaksi dan menampilkan dunia yang begitu kaya akan warna dan imajinasi. 

Tokoh Mrs. Whatsit berubah menjadi makhluk hijau yang anggun dan membawa Meg bersama adik dan temannya terbang di atas padang rumput di planet lain – sebuah adegan yang sangat memukau, penuh warna, dan memberikan suasana petualangan epik.


2. Sayangnya, masalah utama film ini adalah eksekusi cerita yang terasa dangkal, terkadang membingungkan dan terkesan pengin cepat-cepat diakhiri. Dari awal hingga akhir, Kak Bi merasa bahwa alur ceritanya terlalu dipermudah, semuanya. 

Perjalanan antar dimensi yang seharusnya menantang dan mendalam malah terlihat seperti permainan anak-anak. Ya, atau memang target film ini untuk anak-anak ya eheheh....

Konflik antara Meg dan The IT, yang mewakili keburukan dalam diri manusia, hanya dikemas secara sederhana dan tidak banyak kedalaman emosi seperti yang Kak Bi harapkan. Karena menargetkan anak-anak, film ini jadi kurang greget bagi penonton dewasa kayak aku. Tapi, bukan berarti film ini tidak seru ya.


3. Kalau ada hal lain yang perlu dibahas. Tentu saja karakter Meg sebagai protagonis yang pintar, tapi kurang percaya diri dan ragu-ragu sepanjang film. Film ini memang menyampaikan pesan tentang penerimaan diri, yang cukup menyentuh. Akan tetapi, perkembangan karakter si Meg kurang terasa nyata, dia tuh cuma kayak sekadar dipandu oleh tiga "Nyonya" tanpa banyak kontribusi dalam perjalanan ini.

Karakternya menguras emosi, bikin sebal dan terlalu banyak menolak apa-apa yang disarankan tokoh lain. Terkesan ganggu. Aku lebih suka si adik Charles Wallace, meskipun di saat kena hipnotis IT dia sangat nyebelin, tapi justru karakternya berkembang dengan cepat. Nggak kayak Meg, yang tahu-tahu jadi hero di akhir film.


Review film lainnya: Stardust

Mungkin Anda sukai: A Dog's Journey


4. Soal akting para pemain juga rasanya campur aduk sih. Chris Pine tampil baik dalam perannya sebagai Alex, dan Gugu Mbatha-Raw berhasil menghidupkan karakter ibu yang berjuang untuk tetap percaya pada anak-anaknya. 

Oprah Winfrey, Reese Witherspoon, dan Mindy Kaling, meskipun karismatik, terasa berlebihan dan sering kali tidak natural dalam peran mereka sebagai astral travelers. Jujur saja agak lebay sih si tiga nyonya ini. Kecuali Mindy Kaling, aku lebih suka dia dibandingkan kedua nyonya lainnya.



Review Film A Wrinkle in Time: Kesimpulan


Secara keseluruhan, A Wrinkle in Time adalah film yang mengangkat cerita petualangan kosmik dengan pesan-pesan positif tentang kekuatan cinta dan penerimaan diri. 

Visualnya kaya warna dan imajinatif, sangat menyenangkan untuk dilihat, terutama bagi anak-anak yang kayaknya akan suka film ini. Untuk aku sendiri, sebagai orang dewasa merasa film ini biasa saja. Tapi, seandainya aku menonton ini saat berusia di bawah 15 tahun, ini bakal jadi salah satu list film favorit sih.

Oh ya, ternyata aku baru tahu kalau film ini juga pernah diadaptasi waktu tahun 2003, sayang aku nggak pernah nonton versi 2003 itu ehehe....


Untuk rating poin aku kasih 7.5/10 ya.... Karena film ini paket komplit, fantasinya ada, time traveler, fiksi ilmiah bahkan ada sentuhan komedinya juga. Cuma memang tidak se-wah ekpektasiku.


Artikel lainnya: Penjaga Pedang Cahaya

Review film: Enchanted vs. Disenchanted


So, terima kasih sudah baca review film A Wrinkle in Time. Oh ya, bagi Pengembara yang sudah menonton, gimana pendapatmu tentang film ini?


Bagi Pengembara yang belum menonton, selamat menonton ya.




Komentar

  1. Review Willow 2022 dan Haunted Mansion 2023 dong

    BalasHapus

Posting Komentar

Populer

Review Film Sedih: The Fault In Our Stars

Review Drama Korea: Chicago Typewriter