Cerpen Horor: 10:52
Oleh: Nurwahidah Bi
Cerpen horor kali ini, Kak Bi ingin berbagi kisah misterius tentang pengalaman keluarga Pak Narto yang terjadi tepat pada jam 10:52 setiap hari.
Simak cerpen horornya di bawah ini, dan semoga merinding!
Beberapa hari ini, setiap pulang bekerja aku selalu merasa tak aman berada di rumah. Bapak juga sering pulang larut malam karena sibuk ngobrol dengan bapak-bapak di poskamling.
Setiap jam 10:52, jam wekerku sering berbunyi sendiri, saat aku hendak mematikannya, bunyinya akan mati sendiri.
Malam ini, tumben bapak tidak pergi ke poskamling. Katanya Pak Narto sedang sakit, jadi teman bermain kartunya berkurang. Ada beberapa anak muda yang sering datang, tapi tidak seru katanya.
"Pak, Pak Narto itu sakit karena sering keluar malam. Bapak juga di rumah aja, kalau sakit gimana? Aku sama Vita kan nggak bisa ngangkat-ngangkat bapak kalau bapak sakit."
"Makanya kamu atau Vita cepat nikah. Biar bapak punya mantu dong."
"Terserah lah! Aku mau matiin weker bunyi lagi tuh." Aku beranjak dari sofa.
"Mana?" sela bapak menatapku.
"Bapak udah tuli ya? Itu wekernya bunyi," sindirku tertawa sambil melirik jam di ponsel. "Jam 10:53, udah semenit dia bunyi."
"Ngawur, orang hening begini." Bapak berseru sambil menyeruput susu hangat yang aku buatkan.
Aku terdiam, bunyi weker dari kamarku sedang terdengar jelas. Tapi, kenapa bapak bilang tidak ada apa-apa.
Artikel lainnya: Tips Penulisan: Menjelajahi Dunia Horor hingga Dark Fantasy
Cerpen horor lainnya: Buku Cerita Horor Sekolah Angker
Aku masuk ke kamar dan melihat sosok wanita bergaun hitam sedang berdiri di dekat jendela.
"Vita? Kapan kamu datang?" tebakku menatapnya. "Kamu yang matiin jamnya ya?"
Aku berjalan ke arah jam, begitu berbalik wanita yang kusangka Vita itu menghilang. Aku langsung berteriak histeris, bapak datang dan kebingungan melihatku.
"Kenapa, Mita?"
"Ada orang tadi di situ. Kukira Vita, Pak."
"Vita kan sudah balik ke kosannya, sebelum kamu pulang." Bapak bergerak ke jendela.
"Iya, sih nggak mungkin Vita. Pakaiannya aneh, Pak"
"Kamu lihat wajahnya?" Bapak bertanya sembari mengecek jendela. Aku hanya menggeleng. "Ya udah, bapak tidur depan pintu kamar kamu. Kalau ada apa-apa teriak saja."
***
Cerpen Horor—Badanku sangat letih, mata kananku juga sudah sangat berat. Tapi, bayangan wanita misterius terus menghantuiku.
"Mita!!!" Aku membuka mata saat mendengar namaku dipanggil.
Aku bangun dari tidur dan duduk sambil memperhatikan sudut kamar yang terasa aneh. Hawa di ruangan ini juga semakin tidak enak, bunyian musik aneh juga terdengar di telingaku. Kuintip jam weker menunjukkan jam 1:52.
Lagi-lagi lewat 52 menit.
"Mita!" Panggilan itu sangat cepat lewat di belakang kepalaku. Aku menoleh dan menjumpai wanita berpakaian hitam, dengan mata putih dan bibir penuh luka sedang menatapku sambil tersenyum.
Aku berteriak sejadi-jadinya, bapak tetap tidak muncul.
"Bapak!!!"
"Ssst! Diam dong! Aku sedang mencari sesuatu." Suaranya serak. Aku terdiam.
Sosok itu berjalan ah tidak bergerak ke arah jam weker. Kemudian membanting benda kecil berwarna hijau itu ke lantai tanpa menyentuhnya.
"Tolong, jangan apa-apain saya dan bapak." Aku bermohon.
"Lain kali hati-hati dengan benda milik orang lain!" teriaknya kasar. Rambutnya bergerak-gerak sendiri, dari saku gaunnya keluar sesuatu seperti tangan yang secepat kilat menyambar leher Mita.
Mita terbangun, bapak dan Vita sudah ada di sampingnya.
"Bapak?" Mita segera memeluk bapak.
"Alhamdulillah, akhirnya kamu bangun, Mit."
"Apa yang terjadi? Kok ada Vita?" Aku bingung melihat Vita dan kondisi kamar yang berantakan.
"Kamu nggak bangun-bangun, jadi bapak panik dan panggil Vita pulang. Waktu Vita datang kamu tiba-tiba bangun dan melempar semua barang kayak orang kesurupan," jelas bapak menyeka keringat di dahiku.
"Jam berapa sekarang?"
"Jam 10:52 pagi, Kak."
Mendengar angka itu, kepalaku mendadak sakit. Aku teringat kalau menerima hadiah jam weker dari temanku beberapa hari lalu.
Aku bangun dan segera menelepon Angga. Aku mendapatkan jam weker itu dari Angga beberapa hari lalu sebagai hadiah ulang tahun.
Kuceritakan apa yang terjadi kepadanya. Angga hanya meminta maaf, karena jam weker itu didapatkannya dari toko murah di ujung gang rumahnya yang sekarang sudah hilang entah kemana.
Semenjak jam weker itu rusak, aku semakin sering melihat wanita berbaju hitam itu kemanapun aku pergi. Seolah-olah dia telah memilihku menggantikan jam yang sudah rusak, tepat pukul 10:52 atau 01:52 entah pagi atau malam dia akan selalu muncul dan aku akan bermimpi berdiri di tengah makam dan muntah-muntah saat terbangun.
TAMAT
Gorontalo, 23 Oktober 2022
Terima kasih banyak sudah baca cerpen horor ini, kamu bisa kunjungi Opinia untuk membaca cerpen-cerpen horor lainnya.
Komentar
Posting Komentar