Cerpen fantasi biasanya memikat para pembaca dengan petualangan seru, di mana ada dunia-dunia ajaib, serta karakter yang penuh misteri.
Dalam cerpen fantasi kali ini, Kak Bi bawakan cerpen fantasi berjudul Penjaga Pedang Cahaya, yang dibuat tahun 2022 bersamaan dengan Tentang Winda, Pohon Kehidupan, Kemungkinan yang Tak Terlihat, dalam rangka tantangan #WritingPromptswithPicture di Opinia.
Bagi kamu yang suka cerita bertema fantasi dengan bumbu petualangan, sihir, dan mitologi, cerpen fantasi ini bisa jadi bacaan yang tepat.
***
Kevin berjalan semakin jauh ke dalam hutan. Aroma tanah dan air bercampur aroma dedaunan, membuat hidungnya semakin gatal. Kompas di tangannya mendadak berhenti dan hanya menunjuk satu arah dengan tepat. Kevin pun berjalan mengikuti petunjuk kompas.
Dengan surat dari ayahnya yang seorang panglima kerajaan Durvie, Kevin diutus pergi untuk menemukan pedang cahaya. Sebuah pedang milik keluarga kerajaan. Sebagai keluarga panglima, keluarga Kevin bertugas melindungi anggota keluarga kerajaan, termasuk menemukan pedang cahaya yang selalu kembali ke tempat yang sama setiap 15 tahun sekali.
15 tahun yang lalu, kakak lelaki Kevin pergi untuk mengambil pedang cahaya untuk pertama kalinya menggantikan ayahnya. Tapi, sang kakak tak pernah kembali. Aroma murbei mulai tercium, beberapa pohon murbei berjejer di sekitar gua. Gua itu tampak mencurigakan.
"Apakah pedang cahaya ada di sana?" Kevin berjalan menuju gua.
Di depan gua, ada dua ekor serigala yang sedang tidur. Kevin berhati-hati, sebisa mungkin menghindari serigala itu. Setelah berhasil melewati serigala yang tertidur pulas, Kevin semakin masuk ke dalam gua. Bertemulah Kevin dengan tiga jalan yang berbeda.
Petunjuk di surat dari ayahnya berkata bahwa dia harus memilih jalan yang bernuansa kehidupan.
Kevin mengamati tiga jalan di hadapannya. Jalan pertama tampak penuh lumpur dan lembab. Jalan kedua dipenuhi rumput hijau, tapi aromanya agak menyengat. Jalan ketiga gelap dan tak terdengar suara apapun.
Lama menganalisis ketiga jalan, Kevin memutuskan memilih jalan kedua.
Cincin pemberian ayahnya tiba-tiba menyala dipertengahan jalan memasuki gua terdalam. Nyala hijau kekuningan seolah memberi petunjuk bahwa ini tempat yang tepat. Kevin menemukan sungai kecil dengan langit-langit yang gelap dan tinggi. Hanya ada cahaya yang menerabas masuk melalui celah kecil di bagian kanan atas. Sangat tidak cukup untuk dipakai sebagai penerangan.
Cincinnya semakin menyala, saat Kevin tidak sengaja menginjak air. Kevin menanggalkan tasnya dan berjalan menuju tengah sungai kecil yang arusnya tidak deras. Beberapa saat kemudian, sebuah batu besar naik ke permukaan air sungai.
Kevin mendekati dan melihat bagian samping batu ternyata ada sebuah pedang yang sedang menyala terang. Gagang pedang terlihat digenggam seseorang yang membatu.
Kevin terkejut, sosok membatu di hadapannya mirip dengan sang ayah, tapi punya wajah bentuk badan yang berbeda. Sebuah kalung terikat digenggaman tangan patung orang itu. Kevin membacanya, rupanya itu adalah Charles Herburn. Kakak Kevin yang pergi meninggalkannya 15 tahun lalu.
"Apa kau sudah mati, Charles?" Suara Kevin menggema di dalam gua. Padahal dia bicara setengah berbisik.
Gerombolan kelelawar dari langit-langit gua, turun dan menyambar kepala Kevin. Saat itulah Kevin menyadari bahwa patung di hadapannya kini sedang melihatnya.
Bulu kuduk Kevin berdiri, patung itu perlahan lunglai dan jatuh ke air.
"Kau tidak apa-apa?"
Hanya geraman asal yang terdengar.
"Apa kau seorang Herburn?" tanya sosok di atas air itu.
"Ya! Apa kau Charles?"
Sosok itu berdiri, tingginya sama dengan Kevin. Wajahnya agak menua.
"Charles?" Kevin memastikan.
"Ya, aku hidup!" serunya menggerakkan jemari tangan. Kemudian menoleh menatap Kevin. "Sekarang giliranmu!"
"Apa?"
"Bukankah kau datang untuk mencari pedang cahaya?" tanyanya menunjuk pedang yang masih tertancap di batu. Kevin mengangguk.
"Hari itu aku melakukan hal yang sama sepertimu. Hari itu aku membebaskan ayah, kini kau membebaskanku. Naiklah ke atas."
Kevin patuh, diikutinya instruksi orang yang diyakininya sebagain kakak yang hilang. Kevin diminta memegang pedang yang sedang bercahaya itu, kemudian diminta melepaskan cincin yang dipakainya. Kevin hanya ikut saja.
Posisi Kevin kini sudah pas, tiba-tiba segerombolan burung dan kelelawar beterbangan di atas mereka. Tubuh Kevin bergetar, teriakannya menyatu dengan bunyi burung dan kelelawar.
Pedang cahaya menjadi dua, satu pedang ada di tangan Kevin yang terjebak di batu, sedangkan pedang lainnya jatuh ke air. Charles segera mengambil pedang itu dan pergi meninggalkan Kevin yang berteriak penuh kesakitan.
Perlahan tubuh Kevin mengeras, dari pedang keluar cahaya merah. Tak berselang beberapa waktu, Kevin menjadi batu. Tubuhnya tenggelam ke dasar sungai.
"Kau harus menunggu lima belas tahun lagi, saat pedang ini kembali ke sini. Saat itulah, keturunan Herburn yang akan membebaskanmu." Charles membungkuk, memberikan hormat kepada adik yang tidak dikenalnya selama belasan tahun.
Charles pergi, butuh waktu 15 tahun baginya untuk menemukan pedang cahaya. Maka hal itu akan berlaku pula bagi Kevin.
***
Charles terdiam, di hadapan dua serigala yang menatapnya sinis. Sepertinya, dia mengambil jalan yang salah saat keluar dari gua terdalam. Entah apa yang membangunkan para serigala itu, yang pasti adalah membatu selama belasan tahun membuat Charles lemah.
Dua serigala semakin marah melihatnya yang sedang memegang pedang cahaya. Charles diserang, badannya dicabik-cabik. Charles pun tewas.
Dia tidak seberuntung ayahnya 15 tahun lalu yang berhasil keluar dengan selamat. Sialnya, Kevin akan terus terjebak sebagai penjaga pintu masuk pedang cahaya.
Kerajaan Durvie pun hancur, karena putra sang panglima tak pernah kembali membawa pedang cahaya yang merupakan pilar pelindung kerajaan.
Bersamaan dengan Kevin yang menjadi patung, Charles yang dibunuh serigala, kerajaan Durvie pun lenyap.
TAMAT
Gorontalo, 13 Oktober 2022
***
Jangan lewatkan Cerpen-cerpen fantasi menarik lainnya yang bisa kamu nikmati lewat cerpen Kak Bi di blog ini. Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar