Cerpen Humor: Keyboard Laptop
Oleh: Nurwahidah Bi
Cerpen humor ini sebenarnya tidak terlalu lucu, tapi buat kamu yang mencari cerita ringan. Bisa baca cerpen humor ini. Terima kasih, selamat membaca.
***
Ini kali keempat dalam sebulan laptopku masuk bengkel. Lagi-lagi dengan alasan yang sama, yaitu keyboard laptop yang rusak. Entah tombol-tombol hilang atau beberapa tombol tidak berfungsi dengan baik.
Bahkan kedatanganku kali ini ke tempat servis sudah dihapal oleh mereka.
"Keyboard rusak lagi ya, Kak?" tanya tukang servis cengengesan.
"Iya, kok tahu?" Aku balas cengengesan.
"Soalnya udah keseringan ke sini, padahal belum ada seminggu diperbaiki yang sebelumnya itu, eh udah datang lagi."
"Mungkin servisnya kurang rapi kali?" Aku menuduh sambil curiga.
"Loh, kan kemarin ganti keyboard. Jadi, bukan servis saya yang bermasalah. Saran saya, pakai keyboard external saja, Kak." Tukang servis sibuk memeriksa laptopku.
"Iya, iya...." Aku mengangguk.
"Kok bisa sering rusak gini ya tombolnya?"
"Biasalah, Mas. Ada banyak kucing di rumah, jadi mereka suka naik-naik ke keyboard laptop." Aku berdusta biar aib tidak terbongkar.
"Wah, yang pertama datang juga gara-gara kucing, Kan? Itu, anak saya juga suka ngeluh kucingnya suka naik ke keyboard. Kenapa ya kucing begitu?"
"Mungkin karena laptop hangat."
Artikel lainnya: Review Film Korea 6/45
Cerpen Humor Lainnya: Nunez and Haaland
Obrolan kami berlanjut, jadi terasa akrab dengan mas-mas tukang servis laptop ini.
"Mau ganti keyboard lagi? Atau diservis biasa aja?"
"Aduh servis biasa ajalah, Mas. Uang saya nggak cukup beli keyboard baru buat laptop." Aku mengembus napas sukar.
"Saya jual keyboard external kok. Nggak sekalian aja?"
Aku hanya menggeleng, ya namanya penjual sekali menyelam tetap aja tenggelam, eh dua pulau terlampaui.
***
"Keyboard laptop sudah diservis?" tanya suamiku sembari membukakan pintu rumah.
"Sudah, katanya disuruh pakai keyboard external aja biar nggak sering servis." Dengan lemas aku berjalan masuk ke rumah.
"Kamu juga sih, ngetiknya bar-bar banget. Kayak orang lagi perang."
"Oh, jelas harus bar-bar, aku menulis dengan hati. Jelas, ketik pun sepenuh hati." Aku menjawab dengan menggebu-gebu.
"Ya, ya ... sepenuh hati, sepenuh jiwa raga. Sampai ngetik di keyboard kayak lagi nekan tombol nuklir." Suamiku tertawa.
"Apaan sih!"
"Kali ini nggak ditanyain rusak kenapa keyboardnya?"
"Ditanyain lagi lah!" Aku beringsut mendekati suami yang sedang memeriksa laptop.
"Terus kamu bilang apa?"
"Seperti biasa, salah mereka!" Aku mengarahkan bibir ke arah kucing-kucing yang sedang duduk-duduk santai di sore hari.
"Astaga, fitnah terus!" Suamiku mencubit pipi ini.
"Biarin, daripada aibku terbongkar." Aku menepis tangannya.
TAMAT
Gorontalo, 27 Oktober 2022
Komentar
Posting Komentar