Review Film Fiksi Ilmiah: 2001: A Space Odyssey (1968), Klasik tapi Masih Asyik
Di benak teman, fiksi ilmiah itu identik dengan apa? Alien? Robot? Time traveler? Super hero? Atau apa?
Membahas fiksi ilmiah tentu saja tidak bisa mengecualikan film yang satu ini, 2001: A Space Odyssey yang keluar tahun 1968. Wah, ibu Kak Bi bahkan belum lahir saat film ini tayang.
Tanpa banyak basa-basi, yuk kita langsung review film fiksi ilmiah yang satu ini.
Judul: 2001: A Space Odyssey
Sutradara: Stanley Kubrick
Penulis Naskah: Stanley Kubrick, Arthur C. Clarke
Genre: Fiksi Ilmiah, Petualangan, Misteri, Drama
Pemain: Keir Dullea, Gary Lockwood, William Sylvester
Rilis: 12 Mei 1968
Durasi: 2 Jam 29 Menit
Negara: Amerika Serikat
Rating Usia: 15+
***
Sinopsis 2001: A Space Odyssey:
Film fiksi ilmiah ini mengisahkan perjalanan umat manusia melalui evolusi dan eksplorasi luar angkasa. Ceritanya dimulai pada masa purba, di mana sekelompok kera menemukan sebuah monolit misterius yang mengubah pola pikir mereka dengan memperkenalkan penggunaan alat dan kekerasan.
Ribuan tahun kemudian, di masa depan, manusia menemukan monolit serupa yang terkubur di permukaan bulan. Hal ini mendorong misi eksplorasi ke Jupiter dengan awak manusia dan superkomputer canggih bernama HAL 9000.
Sepanjang perjalanan, konflik antara manusia dan HAL 9000 memuncak dalam situasi yang dianggap mematikan.
Film klasik ini pun berakhir dengan perjalanan memusingkan sang astronaut; Dave Bowman, yang bertransformasi menjadi bentuk kehidupan baru dan dikenal sebagai "Star Child."
Review Kak Bi: 1987: When the Day Comes
Review drama fiksi ilmiah: Alice: Drama Time Travel yang Melelahkan
Review Film: Banyaknya Istilah Fiksi Ilmiah dan Momen yang Membingungkan
Butuh dua kali bagi Kak Bi untuk menonton film fiksi ilmiah ini, biar bisa memahami cara kerja film futuristik yang satu ini secara penuh. Dalam film luar angkasa buatan Stanley Kubrick ini ada berbagai istilah yang agak asing, tapi sebenarnya kemungkinan besar tujuannya pernah ditonton dari film-film bergenre sama pada versi masa kini.
Sebut saja Monolit, sebuah objek misterius yang berperan sebagai katalis evolusi, baik di zaman primitif maupun masa depan. Kehadirannya menunjukkan bahwa ada kekuatan atau entitas superior yang memandu perkembangan intelektual manusia, hingga terlihat pada manusia modern."
Lalu ada HAL 9000, sebuah komputer dengan kecerdasan buatan. Bayangkan saja, AI sudah diramalkan sejak tahun 1968 akan hadir di sekitar tahun 2001, tapi faktanya AI canggih yang kita kenal baru muncul 5 tahun belakangan.
Bahkan HAL 9000 menampilkan sifat-sifat manusia seperti rasa takut dan kecemasan. Keputusannya untuk menghilangkan kru manusia demi bertahan hidup menimbulkan prasangka menakutkan yang bikin dilema soal keberadaan kecerdasan buatan.
Apakah mematikan program HAL bisa saja dianggap sebagai pembunuhan?
Sementara itu, di bagian akhir film bahkan penuh dengan interpretasi, terhadap Dave Bowman yang mengalami perjalanan waktu dan muncul dalam berbagai tahap kehidupan di dalam ruangan bergaya abad ke-18.
Proses ini ujung-ujungnya diakhiri dengan kemunculannya sebagai "Star Child," yang kalau teman cari di Google katanya adalah bayi kosmis yang melambangkan kelahiran baru atau evolusi berikutnya dari umat manusia.
Tujuannya apa? Well otakku terlalu tumpul untuk memahaminya. Tapi, aku mengerti sih. Cuma nggak paham aja wkwkw.... Gimana sih? Ah, pokoknya begitulah.
Review Kak Bi: Review Berantai
Mungkin Anda sukai: Review Film 2067
Review Film: Visual Bagus, tapi Narasi Minimalis
Sepertinya sutradara film ini lebih memprioritaskan sinematografi dan desain-desain futuristik dengan ramalan masa depannya dan suara, ketimbang dialog.
Gaya naratifnya lambat banget, bikin ngantuk. Tapi, ini mungkin sudah cukup bagus untuk menciptakan pengalaman supaya bisa merenungkan makna apa sebenarnya yang ada di balik film ini. Meskipun menurutku ini film gaje banget sih cerita dan dialognya.
Jujur saja, visualnya bagus dan imajinatif banget untuk ukuran produksi 50 tahunan lalu dan anehnya Kak Bi yang baru menonton ini sekitar awal tahun 2020, justru merasa film ini nggak ketinggalan zaman sih. Seru dan asyik-asyik aja nontonnya. Kecuali mengetahui fakta bahwa 2001-2024, project luar angkasa manusia ya masih begini-begini aja.
AI saja sekarang malah sering disalahgunakan dan susah diterima semua kalangan. Bahkan, mungkin AI sekarang sebenarnya sudah lebih canggih dari apa yang kita bayangkan, cuma nggak di-publish ke orang awam aja sih.
So, apakah hidup manusia benar-benar bakal serevolusioner versi 2001: A Space Odyssey? Mbuh ....
Review film: Catatan Kecil
- Karena film ini katanya rilis sebelum pendaratan NASA di bulan, adanya objek misterius di bawah permukaan Bulan, bahkan sampai ditemani komputer cerdas AI; HAL 9000 rasanya keren banget sih.
- Sinematografi dan visualnya sih bagus, cuma CGI-nya kaku dan aneh. Hanya saja ini kerena banget pasti ya buat yang nonton sampai tahun 80-90an.
- Film ini terlalu panjang durasinya dan banyak adegan kosong yang dibuat seolah cuma untuk memenuhi durasi 2 lebih, pokoknya adegan panjang tapi kosong rasanya tidak selalu perlu sih dan terasa berlarut-larut tanpa tujuan jelas. Apalagi aku kurang paham sama endingnya, maksudku, kenapa harus begitu?
- Rating 8/10 untuk film yang secara tidak langsung menaikkan standar bagi film fiksi ilmiah lainnya. Di masa modern film-film fiksi ilmiah juga harus lebih oke dari segi visual dan penceritaannya. Sejauh ini, aku lebih suka Interstellar sih.
2001: A Space Odyssey merupakan film kompleks yang menggabungkan sains dan seni dan bukan hanya sekadar film tentang luar angkasa, tetapi tentang perjalanan umat manusia—dari primitif hingga peradaban modern.
Sebuah film visioner dari masa lalu tentang kemungkinan masa depan akan jadi seperti apa. Gimana? Apakah teman sudah menonton 2001: A Space Odyssey? Bagikan pendapatmu di kolom komentar ya...
Ayo, jelajahi lebih banyak film fiksi ilmiah klasik di blog Kak Bi!
Baca juga: 109 Strange Things
Komentar
Posting Komentar