Cerpen Horor: Peringatan Misterius Langsung ke konten utama

Cerpen Horor: Peringatan Misterius

Cerpen Horor: Peringatan Misterius 

Oleh: Nurwahidah Bi


Kebetulan, Oktober nih. Aku punya cerpen horor yang mungkin akan kamu sukai. Selamat membaca cerpen horor ini ya.


***

Raisa baru pulang dari rumah sakit karena mengalami kecelakaan saat kebut-kebutan di jalanan dengan mantan pacarnya. Masalah sepele, hanya karena ingin minta putus, sang mantan menolak dan terjadilah aksi kejar-kejaran.

Begitu sampai di rumah, semua terasa baik-baik saja. Ini adalah rumah mewah tua yang sudah ditinggali Raisa lebih dari 20 tahun. Dia bahkan tidak ingat kapan menempati rumah ini bersama orang tuanya.

Sebagai anak semata wayang, Raisa sangat dimanja, apapun keinginannya akan dituruti. Rumah tiga lantai ini hanya dihuni enam orang, Raisa, ayah dan ibu, serta tiga orang pengurus rumah tangga.

Malam pertama tidur di rumah semua berjalan normal. Tidak ada hal-hal yang membuat Raisa tidak nyaman di rumahnya sendiri. Ibunya hampir setiap jam memeriksa keadaan Raisa, meski Raisa tidak begitu ingat apa yang terjadi. Ayahnya pun masih saja sibuk seperti biasa.

Malam kedua, atmosfer lantai tiga terasa berbeda. Padahal setiap sore sebelum kecelakaan, Raisa sering duduk-duduk di sana. Menikmati langit sore yang tampil begitu indah dari balik jendela.

***

Cerpen Horor—Lima hari setelah keluar dari rumah sakit.

"Nona Raisa ini aku, Bik Suci. Makan malam sudah siap, apa kau mau makan sekarang?" Suara wanita setengah baya terdengar dari balik pintu. Raisa mendekat dan membukakan pintu.

"Bisa bawa ke lantai tiga? Aku ingin makan di ruang kerja ayahku, Bik."

"Baik, Nona."

"Oh, apakah ayahku sudah pulang? Aku belum melihatnya sejak kemarin." Raisa menyadari sesuatu.

"Ah, itu—"

"Nona Raisa?" Seseorang menyela pembicaraan Raisa dengan wanita setengah baya di hadapannya. "Aku bawakan makananmu." Lanjutnya tersenyum.

"Aku ingin makan di atas," tolak Raisa berjalan menuju wanita seusianya itu.

"Sebaiknya dengarkan aku." Wanita itu mencegat Raisa.

"Kau ini, siapa? Aku tidak ingat kau bekerja di sini." Raisa menatapnya serius.

"Aku masuk hanya beberapa hari sebelum kau mengalami kecelakaan."

Raisa segera mengambil makanan yang dibawa wanita itu dan berjalan menuju kamarnya. "Di mana ibuku? Ah, aku ingat kau. Nadia, kan?"

"Ya, kau akan melihat mereka besok." Wanita bernama Nadia itu segera pergi dari hadapan Raisa.

Cerpen horor lainnyaAda Apa Denganku?

Setelah makan malam, Raisa tidak bisa tidur. Dia berjalan ke lantai bawah, dan melihat setiap ruangan dalam keadaan kosong. Raisa mengantarkan piring bekas makannya ke dapur.

Tak sengaja melihat sosok berbaju putih di halaman belakang rumahnya.

"Siapa itu? Ini sudah jam sebelas?" ujarnya penasaran sambil mengintip di balik tirai.

"Kau belum tidur?" 

"Ibu ...."

"Maaf, karena sibuk bekerja, tidak sempat menjagamu." Ibunya Raisa memeluk Raisa dengan erat.

"Para pengurus menjagaku dengan baik."

"Raisa, menurutmu siapa yang ada di luar itu?" Ibunya melirik ke arah luar.

"Entahlah, dia membelakangi rumah."

"Tidurlah, sebelum mereka mengganggumu."

"Mereka?" Dahi Raisa mengkerut.

"Ibu ingin kau segera pindah dari sini, setelah kau sembuh jual saja rumah ini dan pergi sejauh-jauhnya."

"Bagaimana bisa aku meninggalkan ayah dan ibu?" Ibunya Raisa hanya tersenyum menahan getir.

***

Cerpen Horor—Raisa terdiam, saat dua peti dibawa turun dari ambulans. Para pengurus rumah sengaja merahasiakan keadaan kedua orang tua Raisa karena dirinya sempat mengalami amnesia sementara, sejak kecelakaan itu.

"Apa maksud semua ini?" Raisa masih tidak percaya pada apa yang dilihat dan didengarnya.

"Ayah dan ibumu, dirampok di malam sebelum kau akan dipulangkan dari rumah sakit." Nadia mendekati wanita jangkung di sebelah Raisa.

"Sebelum meninggal, ibumu berpesan bahwa dia tidak ingin membuatmu tahu apa yang terjadi di rumah ini." Wanita jangkung menyentuh pundak Raisa.

"Kau berbohong, Nadia. Ketika aku sampai di rumah malam itu, aku bicara dengan ibu. Semalam juga, ibu bicara denganku di dapur."

"Maafkan aku, di rumah ini hanya ada kita bertiga. Aku, Nyonya Silva dan kau," jawab Nadia menundukkan kepalanya.

"Bagaimana dengan Bik Suci?" tanya Raisa teringat pengasuhnya sejak kecil itu.

"Dia sudah dimakamkan beberapa hari lalu. Bik Suci, tewas karena menolong ibumu. Nyonya besar tidak bisa diselamatkan saat sampai di rumah sakit." Nadia menjelaskan.

"Ini tidak lucu. Semalam kau datang bersamanya."

"Apa?" Nadia kaget.

"Saat kau antarkan makan malam? Bi Suci yang memanggilku lebih dulu."

"Kau berhalusinasi," sela Nyonya Silva.

"Ayahku? Di mana dia?"

"Mereka berdua ada di peti itu." Nyonya Silva menjadi kesal karena Raisa tidak mau menerima kenyataan.

Raisa memaksa membuka peti. Tentu saja, ayah dan ibunya terbaring di dalam peti. Dirinya bingung, jika itu sudah terjadi beberapa hari lalu. Mengapa jenazah ayah dan ibunya baru diantarkan hari ini?

"Proses otopsi terlambat dilakukan, karena keluarga besar ayahmu menolak. Tapi, keluarga ibumu memaksa. Karena itulah jenazah keduanya terlambat dibawa pulang." Nyonya Silva menjelaskan.

"Ini tidak mungkin!" Raisa menangis.

"Aku ada di rumah sakit selama beberapa hari ini. Aku mengurus kepulanganmu, aku mengurus ayah dan ibumu. Aku—"

"Kita harus memakamkan mereka hari ini," sela Nadia menatap Nyonya Silva.

Raisa terduduk di antara dua peti. Kepalanya sakit, dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. 

Cerpen horor lainnyaTeror Malam
Mungkin Anda sukaiCerpen Horor: 1052

Usai pemakaman, Raisa langsung naik ke lantai tiga. Tempat kerja ayahnya ada di sini. Raisa menyadari bahwa banyak barang-barang penting milik ayahnya yang hilang.

Raisa duduk di kursi goyang tempat ayahnya biasa beristirahat.

"Raisa ...."

Raisa menoleh saat namanya dipanggil. Sebuah asap mengepul di dekat pintu. Raisa mendekatinya.

"Bik Suci?" Raisa menyadari gumpalan asap itu mirip pengurus rumah tangganya.

"Pergi dari sini, secepatnya. Kau dalam bahaya." Suara itu menggema di dalam ruangan. Gumpalan asap itu terbang menuju jendela dan menghilang begitu saja.

Raisa mengikuti arah gumpalan asap. Dari jendela dia melihat Nadia dan Nyonya Silva sedang berbisik satu sama lain. Di dekat mereka ada sosok lelaki berbaju putih yang tampak geram. Aneh, keduanya tidak menyadari ada sosok lain di sekitar mereka.

Raisa teringat perkataan ibunya, yang diyakini sebagai hantu. Raisa segera menelepon pengacara keluarga dan mengatakan untuk sesegera mungkin membantunya menjual rumah ini dan mencarikan rumah baru yang lebih kecil untuknya.

***

Malam ini suasana agak berbeda. Sudah jam sembilan malam tapi Nadia maupun Nyonya Silva tidak mengantarkan makan malam ke kamar Raisa.

Saat baca buku tadi, Raisa sempat tertidur dan menyadari bahwa sekarang lantai dua ini benar-benar sepi bahkan tanpa lampu menyala.

Di lantai satu, lampu terlihat terang ada alunan musik yang terdengar.

Raisa mengintip dan melihat Nyonya Silva bersama Nadia sedang menikmati Wine dan duduk tertawa lepas.

Raisa bergegas kembali ke kamarnya. Instingnya berkata bahwa ini berbahaya. Raisa terhenti saat melihat ada sebuah tubuh di lantai kamarnya.

Raisa mengintip wajah dari pemilik tubuh. Teriakannya menjadi-jadi, saat matanya berpapasan dengan mata tubuh itu.

"Tidak! Bangunlah! Bangun!"

Raisa berlari ke arah bawah, mulai meneriaki Nyonya Silva dan Nadia. Tapi, keduanya hanya sibuk mengobrol bersama mantan pacar Raisa yang entah kenapa ada di sini.

"Tolong aku, aku bisa mati. Kumohon!" Raisa mengemis bantuan.

"Apa menurutmu dia sudah mati?" tanya Nadia.

"Biar aku periksa dulu!" Nyonya Silva berjalan menuju lantai dua.

Begitu sampai di kamar Raisa, dia tersenyum puas. "Sepertinya kau menikmati racun yang kuberikan."

Raisa terdiam. Tubuh yang tergeletak adalah miliknya. "Apa aku sudah mati?"

"Belum!" teriak gumpalan asap menabrak Raisa hingga dirinya terpental jauh ke dasar cahaya.

***

Raisa terbangun, aroma alkohol dan obat tercium jelas di hidungnya.

Pandangannya jernih. "Apa aku sudah mati?"

"Kau baik-baik saja!"

Seorang lelaki yang tak asing duduk di sebelah Raisa. Dia adalah pengacara keluarga Raisa. Beruntung, Raisa meneleponnya hari itu sehingga dia punya alasan untuk datang berkunjung ke rumah Raisa. Sebab, setelah kematian orang tua Raisa. Pengacara keluarga dilarang masuk oleh Nyonya Silva yang juga berperan sebagai asisten pribadi ayah Raisa.

Raisa pun berhasil diselamatkan dari dua wanita gila yang coba menyingkirkannya nyawanya.

Kedua wanita dan mantan pacar Raisa itu ditahan karena tuduhan pembunuhan berencana kepada kedua orang tua Raisa, perampokan dan percobaan pembunuhan kepada Raisa.

Raisa merasa, ibu, ayah dan Bi Suci tetap menjaganya dari dunia yang berbeda. 

Pada akhirnya Raisa tetap menjual rumah itu, karena tak ingin menghirup kenangan yang mengerikan.

***

TAMAT 

Gorontalo, 28 Oktober 2022

Ini cerpen horor yang juga ada misterinya. Semoga Raisa tak hidup dalam kenangan mengerikan lagi. Terima kasih sudah baca cerpen horor ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nurwahidah Bi: Event antologi cerpen 'Bukan Mimpi Biasa' di perpanjang hingga 20 Juni 2015.

Event antologi cerpen 'Bukan Mimpi Biasa' di perpanjang hingga 20 Juni 2015. 'Mimpi adalah anugerah terindah yang di berikan tuhan kepada manusia, mimpi adalah waktu dan tempat dimana kita menjadi apa yang kita mau.  Mimpi adalah satu-satunya rasa yang tak dapat di atur orang lain karena hanya pribadi itulah yang bisa melihat dan merasakannya" Punya mimpi? Pasti dong!! Bagaimana dengan khayalan?  Cita-cita?  Ada dong!!! Bagaimana dengan mimpi buruk?  Iih seram! Bagikan kisah fiksi kamu dalam event kali ini, Temanya tentang mimpi, impian, cita-cita, angan, khayalan atau imajinasi, terserah... Syaratnya: 1.like fp nurwahidah bi (https://www.facebook.com/pages/Nurwahidah-Bi/1410284575898307) 2. Like nwbart ( https://www.facebook.com/pages/NWBart/608903895844452 ) 3. Add nurwahidah batalipu (https://m.facebook.com/nur.wahidah.batalipu?ref_component=mbasic_home_header&ref_page=%2Fwap%2Fhome.php&refid=7) 4. Tag minimal 10 temanmu + Nur wahidah batalipu

Nurwahidah Bi: Event FF bertema "Lagu yang Menginspirasi" 20 Juli-01 September 2015.

Event FF bertema "Lagu yang Menginspirasi" 20 Juli-01 September 2015. Lagu....  senandung indah yang menyenangkan hati. Apa yang kalian rasakan saat mendengarkan lagu ballad, pop atau yang lainnya? Lalu, apa yang biasanya kalian lakukan dari apa yang kalian rasakan saat itu? Saya, biasa menuangkannya dalam bentuk puisi atau cerita. Nah, saya mau menantang kalian yang suka musik dan menulis untuk membuat sebuah cerita fiksi yang terinspirasi dari lagu. Ingat, terinspirasi!  Bukan menceritakan tentang lagunya ya...! Mungkin kalian harus bersabar dengan pilihan lagu yang akan saya berikan ya... Ini dia persyaratannya: 1. Seperti biasa jangan lupa add Nur Wahida Batalipu demi mempermudah kalau-kalau kalian menang. 2. Like FP Nurwahidah Bi demi mendapatkan info seputar event. 3. Join di grup Sahabat Nurwahidah Bi untuk update peserta. 4. Dan satu lagi, like FP NWBart jika mau tahu info hadiahnya. 5. Silahkan share info event ini. Ketentuannya adalah: -