Terbaru
ESAI: Filosofi Bi dalam Nama Pena Nurwahidah Bi
ESAI: Filosofi Bi dalam Nama Pena Nurwahidah Bi
____________
Update Agustus 2025
___________
Selamat gini hari, Pengembara. Esai ini berisi tulisan lamaku, membahas filosofi nama Bi dalam Nurwahidah Bi.
Karena tulisan zaman dulu, agak berantakan aku rapikan sedikit ya, biar kamu nyaman bacanya.
Aku juga tambahkan banyak hal informatif biar seru untuk dibaca.
Ya, aku tahu ini nggak penting. Tapi, bagiku, proses penemuan nama pena ini sangat menarik dan berarti banget.
___________
[Esai Kak Bi] Setiap penulis pasti punya cerita unik di balik nama penanya. Ada yang sederhana, ada yang filosofis, ada juga yang tercipta dari momen absurd. Buatku, nama pena bukan sekadar identitas. Itu seperti baju perang yang kupakai saat karya-karyaku dilepas ke dunia luar.
Ketika seseorang membaca tulisanku di internet, mereka mungkin tidak tahu siapa aku sebenarnya. Tapi mereka tahu satu hal: ada “Bi” di akhir namaku. Dua huruf sederhana yang menyimpan cerita panjang, kenangan manis, sedikit drama, bahkan momen konyol.
Sejujurnya, dulu aku tidak pernah menyangka akan menggunakan nama pena ini. Awalnya aku hanya seorang penulis amatir yang hobi menulis cerpen, puisi, dan sesekali iseng ikut event menulis. Tapi ketika harus memutuskan pakai nama pena, aku sadar kalau nama itu bukan cuma sekadar tempelan. Itu akan menempel di semua karyaku.
Dan di situlah perjalanan mencari nama pena “Bi” dimulai…
____________
Filosofi Bi dalam nama penaku....
Mungkin banyak yang heran (nggak ada yang heran sih sebenarnya), kok aku menggunakan Bi dalam nama pena Nurwahidah Bi. Dikira saudaranya Rain Bi apa? Kembarannya Son Dam Bi, mungkin? Hehehe.... (LOL, semua nama yang kusebut hanya relate dengan penggemar Korea.)
Nama Bi dibuat dengan pertimbangan yang cukup lama dan ada banyak makna yang terkandung dalam dua huruf itu.
Bi aslinya berasal dari nama twitter-ku yang pertama.
Firstlight_131.
Bisa lihat? Hehehe 131..
131 sendiri merupakan gabungan dari angka angka favoritku (1,13,31)
- Angka 1 adalah pencitraan untuk diri saya sebagai anak pertama.
- Angka 13 adalah angka favorit, karena aku penggemar boyband Korea Super Junior dan kebetulan menjadi ELF pada tanggal 13 Oktober 2008 (Meskipun sudah tidak gabung fandom sejak pertengahan tahun 2018, tapi masih dukung Super Junior kok).
- Angka 31 sendiri merupakan angka terfavorit dalam hidupku, karena angka ini merupakan tanggal kelahiran.
Artikel lainnya: Review Drakor Buried Hearts
Nah, saat memutuskan mengirim naskah ke event yang katanya bakalan diterbitkan, aku pun sempat kebingungan mencari nama pena. Soalnya, dulu setahuku para penulis suka pakai nama pena biar misterius gitu.
Akan tetapi, keputusan pertama adalah tetap menggunakan nama asli saja. Namun, lama kelamaan aku merasa penulis tanpa nama pena itu seperti pena tanpa tinta (lebay). Iya, soalnya terasa kurang bebas berekspresi saja kalau terkurung dengan nama asli. Plus, pengin ikutan kece juga, punya nama pena gitu.
Keputusan, tetap memakai nama asliku saja dan menggabungkan dengan nama unik. Well, terpilihlah Nurwahidah Bi.
Nurwahidah sendiri adalah gabungan dari nama asliku, ya si cahaya pertama dalam Firstlight_131 itu.
Nur Wahida Batalipu merupakan namaku dari jaman SD sampai KTP (Nama ini sebenarnya kurang huruf H, di akta kelahiran aku Nur Wahidah Batalipu). Aku sering sekali menyingkatnya menjadi Nur Wahida B. Terpikirlah ide bodoh dan lucu itu hehehe....
Dengan membuat Nurwahida.
***
B, adalah singkatan margaku, mungkin ini terlalu ringkas dan sederhana. Bagaimana jika Bi? Yang jika ditulis dalam angka berupa angka 131.
Wah kece, pikirku waktu itu.
Karena Nurwahida Bi, terlalu menggantung bagiku. Akhirnya aku memutuskan untuk menambahkan kembali huruf 'H' yang pernah hilang dari ijasah SD itu. Huruf yang direnggut paksa dari hidupku; astaga.....
Dan menyesuaikannya dengan nama dalam akta lahir yaitu Nur Wahidah Batalipu menjadi Nurwahidah Bi.
Ya, begitu kiranya hal yang bisa aku bagi. Para penulis dan seniman pasti punya nama impian mereka sendiri.
Nama Pena kamu apa nih?
___________
Begitulah akhirnya “Nurwahidah Bi” lahir. Dari angka favorit, akun Twitter jadul, sedikit rasa iseng, dan bumbu drama tentang huruf yang sempat “hilang” dari ijazah SD-ku. Dua huruf yang mungkin terlihat sederhana, tapi buatku menyimpan sejarah perjalanan menulis yang cukup panjang.
Nama pena yang sudah kupakai sejak 2013, di awal mula menulis secara online.
Kalau dipikir-pikir, nama pena itu seperti rumah untuk setiap tulisan yang kubuat. Itu menampung mimpi, rasa lelah, dan sedikit kebanggaan setiap kali sebuah karya selesai. Orang boleh saja lupa wajahku, tapi semoga mereka tidak lupa kalau ada seorang penulis yang menandai karyanya dengan “Bi”.
Ya, aku Kak Bi. Maunya dipanggil Kak Bi walau sudah nenek-nenek sekalipun.
Jadi, kalau kamu seorang penulis pemula atau seniman, cobalah beri nama untuk karya dan jiwamu. Tidak harus aneh atau keren, cukup sesuatu yang terasa dekat di hati. Karena pada akhirnya, nama pena bukan cuma untuk dikenal orang lain, tapi juga pengingat untuk diri sendiri:
“Hei, ini aku. Aku yang menulis. Aku yang akan terus berkarya. Aku Kak Bi. Aku Nurwahidah Bi.”
___________
Baca juga: Cerpen Misteri: Penculikan Kucing HitamMungkin Anda sukai: Review Film #ALIVE: Bertahan Hidup dari Zombie di Korea
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Populer
Mengenal Suku dan Masyarakat Adat Gorontalo Lebih Dekat
Mengenal Suku dan Masyarakat Adat Gorontalo Lebih Dekat (Portret van de raja, assistent-resident en hoofden, Gorontalo, Sulawesi. 1874 https://pin.it/i7ecjjwFg) Halo, Pengembara. Kalau dengar kata Gorontalo, apa yang langsung terbayang di benak kamu? Apakah kuliner khasnya, tradisi budayanya? Atau justru tidak tahu apa dan di mana itu Gorontalo? Kali ini, mari kita jalan-jalan lewat tulisan untuk lebih dekat mengenal suku dan masyarakat adat Gorontalo. Gorontalo sendiri adalah provinsi ke-32 yang dimekarkan dari Sulawesi Utara pada tahun 2000. Di provinsi ini ada suku dan masyarakat adat Gorontalo yang perlu Pengembara ketahui. Sebelum membahas lebih jauh tentang suku dan masyarakat adat Gorontalo. Bagaimana jika kita bahas sedikit tentang sejarah Gorontalo? *** Mengenal Suku dan Masyarakat Adat Gorontalo: Sejarah dan Asal Usul Jazirah Gorontalo terbentuk ratusan tahun lalu dan merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Manado dan Pare-pare. Legenda l...
Cerpen Horor Spesial Nadia Omara: Diamond Play Button
Cerpen Nadia Omara: Diamond Play Button Oleh: Nurwahidah Bi Genre: Horor Cerpen ini dibuat dalam rangka memperingati 10 juta subscriber dari Youtuber favorit Kak Bi; Nadia Omara. Cerpen ini diikutkan dalam event yang dibuat oleh Nadia Omara di channel-nya, sayangnya cerpen ini tidak terpilih ehehe.... So, aku posting di blog pribadi biar bisa dibaca oleh semua orang. Btw, ini fiksi ya, mohon jangan dimasukin ke hati. Selamat membaca cerpen Nadia Omara ini, persembahan dari Kak Bi. *** [Cerpen Horor]—Nadia duduk di depan kamera, mengenakan hijab hitam polos. Kali ini, dia ingin merekam sesuatu yang istimewa. Channel YouTube-nya, yang berisi berbagai konten mulai dari KHW, Crime Story, Serial Killer, Sejarah sampai Kriminal Indonesia itu, telah mencapai 10 juta subscribers. Kotak berisi diamond play button dari YouTube akhirnya sudah tiba juga, setelah ditunggu selama beberapa minggu. Benda yang menjadi penghargaan atas kerja kerasnya tergeletak di meja studio . Ini ada...
Review Drama Korea The Trauma Code: Heroes on Call (2025)
Review Drama Korea The Trauma Code: Heroes on Call (2025) Buat Pengembara yang rindu drama medis dengan adrenalin tinggi, The Trauma Code: Heroes on Call hadir di awal tahun 2025 dengan delapan episode padat aksi dan humor yang segar. Drama ini menawarkan kombinasi menegangkan antara penyelamatan nyawa, kritik terhadap sistem medis modern, karakter dokternya yang nyaris jadi superhero dan humor nan kocak. Tidak seperti banyak K-drama medis yang memaksakan romansa, The Trauma Code memilih untuk fokus pada misi penyelamatan nyawa saja dan dinamika di pusat trauma, sehingga setiap episode terasa cepat, intens, dan seru banget untuk ditonton maraton. *** Sinopsis Drama Korea The Trauma Code: Heroes on Call: Drama Korea medis 2025 ini diadaptasi dari web novel “Jungjeungoesangsenteo: Goldeun Awo” (중증외상센터: 골든 아워) karya Hansan iga (한산이가). Bercerita soal Baek Kang Hyuk (Ju Ji Hoon), seorang ahli bedah trauma jenius yang sebelumnya sudah berpengalaman di zona konflik. Dia bergabung ...
Short Story: The Guardian of the Sword of Light (English Version of Penjaga Pedang Cahaya)
Short Story: The Guardian of the Sword of Light Hi, Pengembara. Ah, or should i call you, Wanderer? Cuz, this is the English version of my old short stories. Ok, Wanderer, this is a fantasy short story often captivate readers with thrilling adventures, magical worlds, and mysterious characters. In today’s story, Kak Bi presents The Guardian of the Sword of Light , written in 2022 alongside another short story; About Winda , The Tree of Life , and The Unseen Possibility , as part of the #WritingPromptswithPicture challenge on Opinia app. If you’re into stories filled with fantasy, adventure, magic, and mythology, this one might be perfect for you. *** [Fantasy short story]—Kevin walked deeper into the forest. The earthy scent of soil and water, mixed with the aroma of leaves, made his nose itch even more. The compass in his hand suddenly stopped spinning and pointed firmly in one direction. Kevin followed its guidance. Carrying a letter from his father; a command...
Komentar
Posting Komentar