Terbaru

RUANG PUISI: Sorak Sorai Alam

RUANG PUISI: Sorak Sorai Alam

____________

Update Agustus 2025

____________

Ini merupakan Ruang Puisi Kak Bi bagian ketiga, aku menulis puisi Sorak Sorai Alam di sini 10 tahun lalu, tepatnya pada Juli 2015 dan puisi ini juga sempat aku bawa ke Wattpad dan Opinia kok.

Wow, 10 tahun beneran sudah berlalu dan aku masih suka bikin puisi soal alam, langit dan hujan nih.

Update ini aku buat untuk menambahkan jumlah kata pada artikel ini ya, soalnya kependekan. Aku juga menambahkan beberapa puisi lainnya yang bakal kamu sukai, supaya blog ini tidak lagi dicap mati suri oleh google.

Simak dan ikuti Ruang Puisi Kak Bi selanjutnya, jangan lupa bookmark blog Nurwahidah Bi karena masih banyak puisi-puisi yang datang dari hatiku dan semoga saja bisa menyentuh hatimu.


Selamat membaca ~~

___________


Sorak Sorai Alam 

Nurwahidah Bi

Dingin ini mulai menyentuh hidung
Angin ini perlahan menyapu alis
Suara ini mendesir pasti
Lambaian dedaunannya terasa riuh

Langit tampak buram
Matapun mulai letih
Awan yang bergulung geram
Ciptakan bunyi yang tak kenal lelah

Deburan Angin bak ombak
Temani dudukku disisi bayang
Kadang berhenti kadang berteriak
Kadang ribut kadang tenang.

Wahai alam nan rupawan..
Cantikmu bawa kedamaian
Wangimu seret ketenangan
Sentuhanmu laksana kenangan.

Ciptakan keselarasan
Menjadi awal kehidupan
Inilah sorak sorai yang diidamkan
Setiap insan yang penuh harapan.

Gorontalo,  2 Juli 2015


__________


Bonus puisi lainnya ya~~


Semenanjung Mimpi

Nurwahidah Bi


Rasa ini diapit lautan

Lautan biru di zamrud katulistiwa

Memberi bias dalam impian

Impian yang nyata dalam peristiwa.


Mimpi dalam kawanan mulai cekung ke dalam jiwa

Semenanjung impian kian menguat

Permadaninya merapat tepat

Hijaunya muda menyeruak

Merahnya kuat tak untuk sesaat

Cokelatnya pun manis sesak.


Ya,

Ini semenanjung mimpi

Bisa menebar bahagia

Kuat melindungi permadani

Mampu mempertahankan keindahannya 

Cantiknya pun begitu asri.


Embusan sang bayu menembus paru

Tepukan angin menyapu jemari

Hangatnya sang waktu hanya sedetik

Tertutup sang senja di kala sendu

Terbangunkan sang fajar dan meninggalkan tempat ini.


Semenanjung mimpi

Tempat kapal impian berlabuh

Beristirahat dari keanehan bumi

Sesaat menikmati tenang yang tumbuh.


Gorontalo, 09 Maret 2017


___________


Siang yang Membeku

Nurwahidah Bi


Lepas tirta berkabut gelap

Bawa kata bermakna suram

Tanggalkan irama berderap-derap

Beku jadi nelangsa menyerang padam

Tunggu!

Ini bukan rapuh yang menderu

Hanya sebuah kata yang membeku

Membeku dalam siang kelabu

Merampas hangatnya lagu.

Benar!

Ini warna yang menggelap

Di balik siang yang menyesak

Menyesakkan ruang di sudut kecil

Ruang yang lebih kecil

Ruang tak berpenghuni

Ruang tak berwarni

Ruang tak berjanji

Ruang hampa dalam hati.


Sepertiga hari tak lagi membayang

Nelangsanya pun terikat lembayung

Menambah beku dalam bayang

Merambah pagi menjadi siang

Lekas terbeku di siang bolong.


Gorontalo, 09 Maret 2017


____________


Temaram di Ujung Sepi

Nurwahidah Bi


Bilas

Noda Menari

Luas

Berkabut sendiri

Puas

Melampau diri

Cemas

Dalam sanubari.


Sepi ini

Bukan gelap abadi

Sepi ini

Hanya hening sesaat

Hanya menunggu

Lampu alam menyala

Sambil tergugu

Membawa lentera

Untuk secercah cahaya

Menemani temaram

Di ujung sepi.


Temaram membiru

Di sudut tirta

Sepi yang memburu

Sedang menanti lentera baru.


Gorontalo, 10 Maret 2017


____________


Baca juga: Review Drama Korea Connect: Psikopat vs. Manusia Jenis Baru

Mungkin Anda sukai: Tentang Fanfiction K-pop


Komentar

Populer

Mengenal Suku dan Masyarakat Adat Gorontalo Lebih Dekat

Cerpen Horor Spesial Nadia Omara: Diamond Play Button

Review Drama Korea The Trauma Code: Heroes on Call (2025)

Short Story: The Guardian of the Sword of Light (English Version of Penjaga Pedang Cahaya)